Mereka masuk ke mobil.
"Oh iya gimana kabar keluarga kamu, Kel? Mereka pasti sibuk ya?" tanya Mikha.
"Mereka sekarang lagi di Jerman Mik. Lagi lihat perusahaannya yang di sana. Jadi mereka pasti sibuk banget." kata Kel.
"Oh jadi sekarang kamu sendirian donk." kata Mikha.
"Iya ini karena, di Jerman lagi banyak issue tentang perusahaan ilegal yang menggangu pasar dagang perusahaan.
Kamu tahu di sana dengar-dengar ada perusahaan perdagangan manusia. Dan mereka memiliki bawahan yang cukup kuat.
Di samping itu semua perusahaan yang menolak aktivitas mereka dapat menjadi incaran para mafia di sana." kata Kel.
"Ihh serem donk Kel. Terus keluarga kamu yang di sana gimana? Kenapa masih tetap pergi ke sana? Kan lagi banyak kejahatan?" kata Mikhaila.
"Itu dia Mik yang lagi aku cemaskan. Papa dan mamah malah ingin memantau perusahaan mereka yang di sana.
Tapi katanya perusahaan papaku udah bekerjasama dengan polisi setempat.
Jadi agak amanlah. Padahal aku juga sudah melarang mereka dan mengannurkan untuk memantau perusahaan kita yang ada di bali saja.
Tapi mereka nggak mau. Katanya justru sedang banyak isdue itu mereka harus memimpin perusahaannya.
Tapi semoga saja mereka aman ya. Soalnya papaku juga sudah pesan banyak bodyguard buat melindungin mereka." kata Kel.
"Iya semoga saja. Papa dan mamah kamu dalam kondisi aman-aman saja ya Kel." kata Mikha.
"Iya, malahan papaku malas cemas sama aku. Aku disuruh menggunakan bodyguard jika pergi kemana-mana tapi aku nolak karena ini masih di Indonesia Mik.
Lebih baik papa sama mamahku saja yang menggunakan bodyguard itu, karena mereka kan kerjanya di Jerman.
Di mana isue itu beredar. Jadi aku lebih mementingkan orang tuaku dulu." kata Kel.
"Memangnya perusahaan ilegal itu adanya di Jerman, Kel?" tanya Mikha.
"Kata mereka sih begitu. Dan menurut aku mereka, apa mungkin juga melakukan aktivitas itu di Indonesia?" kata Kel.
"Semoga mereka tidak ada yang lari ke Indonesia juga deh Kel. Kalau gini bisa susah kita kalau dikejar-kejar mafia.
Bisa-bisa kita nggak bisa bertemu lagi." kata Mikha.
Sementara itu Jion telah sampai di depan rumah Luna yang daerahnya cukup sepi.
Ia keluar dari mobilnya yang terpakir di depan halaman milik Luna.
Lalu Luna mencium aroma bangsa serigala di depan rumahnya.
"Bau siapa ini? Sepertinya ini bau Jion." kata Luna.
"Luna sepertinya di depan ada Jion sedang menunggumu." kata Serena.
"Jion? Buat apa di datang kemari?" kata Luna.
Luna segera menghampirinya.
"Akhirnya keluar juga lo Lun." kata Jion.
"Jion, ada apa dirimu mencariku, huh? Bukankah ini tidak ada dalam kesepakatan kita?" kata Luna.
"Kesepakatan? Nanti saja gomongnya. By the way, cepat lo naik ke mobil w.
Hari ini saatnya kita pergi ke restoran itu. Ayo naik." kata Jion.
"Kenapa kau tetap ingin pergi ke sana?" tanya Luna.
"Kan kata lo biar orang-orang di sekolah nggak curiga kalau kita musuhan terus.
Apa lagi Kel. Sekarang waktu yang tepat buat nunjukin ke mereka kalau kita aman-aman saja.
Terutama nanti ada Kel di sana. Ayo masuk. Ini bisa terlalu sore nanti." kata Jion.
"Jiin, kau selalu saja menggangguku.
Apa tidak ada cara lain untuk datang ke sana sendirian?" kata Luna.
"Sudah ceritanya nanti-nanti saja. Lebih baik kita masuk saja dulu." kata Jion.
"Huh, mengganguku saja." Luna terpaksa naik ke mobil Jion.
"Jion, hari ini aku tidak sedang ingin berdebat.
Maka dari itu di restoran nanti jangan bikin malu diriku.
Dan ingat kau harus selalu menyamar menjadi manusia biasa di depan orang-orang.
Karena jika sampai kau ketahuan. Aku tak kan membantumu.
Dan ingat jangan bawa-bawa diriku." kata Luna.
"Iya bawel." kata Jion.
Ia pun membanting mobilnya.
"Untung w samperin lo duluan. Kalau enggak w di sana nggak bisa masuk.
Maaf ya mas harus bawa pasangan sesuai perjanjian." kata Jion.
"Kalau begitu kau masih berhutang pada diriku." kata Luna.
"Hutang apaan?
Kan w makan, lo juga bisa makan sepuasnya jadi deal donk.
Nggak ada hutang-hutangan." kata Jion.
"Kalau begitu, kapan kira-kira waktu yang tepat untuk menembus hutan sakti itu?
Sepertinya kau tahu kapan waktunya mereka lengah?" kata Luna.
"Lo tuh ya. Tetap saja ngotot ingin ke sana. Kan sudah w kasih tahu, itu bahaya Luna." kata Jion.
"Kau sendiri, bebas sekali melenggang menyusuri tempat itu. Bagaimana bisa kau ke sana?
Kenapa aku tidak?" kata Luna.
"Ya jelaslah Luna. Kan mereka masih bangsa serigala dan w juga sebangsa sama mereka.
Jelas mereka nggak kan berani menghadang w. Kan lo tuh berbeda bangsa dengan kita." jelas Jion.
"Kalau begitu bagaimana jika dirimu saja yang ikut menemaniku ke tempat itu.
Lalu jika ada bangsamu di sana. Bilang aku hanya numpang lewat saja ke hutan itu.
Dan selebihnya dirimu saja yang menjadi garansinya bagi mereka." kata Luna.
"Wow, garansi-garansi. Enak saja w yang jamin lo ke sana." kata Jion.
"Mau bagaimana lagi Jion. Kau adalah jaminannya, pasti mereka akan percaya." kata Luna.
"Nanti deh pas saatnya w juga lagi butuh untuk mengitari hutan sakti itu.
Bolehlah w ajak lo. Asal, lo harus menurutin semua perintah w. Dan lo jangan lagi rese sama w. Janji?" kata Jion.
"Apa, kapankah aku rese denganmu?
Bukankah semua perselisihan kita, itu adalah ulahmu duluan?" kata Luna.
"Tuh kan mulai. Ingat jangan rese, nanti nggak w ajak lo." kata Jion.
"Seenaknya saja Jion. Awas saja jika aku telah mendapatkan energi sakti itu. Aku akan mengalahkanmu Jion." kata Luna.
"Jadi kapan tepatnya kau mengajakku ke daerah itu?" tanya Luna.
"Iya nanti Lun. Saat ritual bulan purnama. Pas tengah malam.
Berani nggak lo?" tanya Jion.
"Tentu saja aku berani. Memangnya apa yang perlu aku takuti lagi?" kata Luna.
"Tapi gini Lun. W ada ide bagaimana jika kita barter.
Lo kasih tahu tempat persembunyian raja vampire ke w.
Dan w kasih tahu daerah hutan sakti itu?" kata Jion.
"Buat apa ku memberitahumu tentang rumah raja vampire.
Jika kau saja melarangku ke hutan sakti. Bukankah daerah raja vampir ada di seberang hutan itu?" kata Luna.
"Oh jadi rumah raja vampire ada di seberang hutan itu? Pantesan.
Ngomong donk lo dari tadi?" kata Jion.
"Lalu memangnya apa yang ingin kau perbuat pada mereka?" tanya Luna.
"Tentu saja kami ingin membalas serbuan mereka pada perang yang telah terjadi berabad-abad lalu.
Aku dan kawanan serigala sedang membuat strategi untuk mengalahkan mereka.
Jika kau membantuku menemukan persembunyian raja vampire." kata Jion.