"Perjalanan akan menempuh sekitar 12 jam raja. Kemungkinan kita akan sampai di sana pada pagi hari." kata Ariana.
"Baiklah. Kita akan menunggu pesawat ini landing di tempat tujuan.
Jangan tunjukan sesuatu yang membuat mereka curiga jika kita nanti telah berada di bandara." kata raja vampire.
"Tentu tuan." jawab Ariana.
Sementara Jion dan yang lainnya menghabiskan makan di restoran itu.
Rupanya besok pagi akan ada kemunculan raja vampire dari Jerman yang akan menyamar untuk lari dari issue perdagangan manusia di Jerman.
Lepas selesai mereka makan di restoran Jepang.
Kel mengajak Mikha untuk pulang sementara mereka melewati meja Jion.
"Banyak banget pesanan lo. Kayaknya selera makan lo tinggi juga ya?" kata Kel.
"Lo kalau mau cabut-cabut saja.
Nggak usah pakai berhenti di depan meja w. Menghambat tahu." kata Jion.
"Ya sudah yuk Kel, jangan bertengkar di sini. Yuk malu." kata Mikha.
Mikha menarik lengan Kel agar menjauh dari Jion.
"Sudah donk Kel. Kalau kalian berantem gimana? Malu tahu nggak." kata Mikha.
"Si Kel itu ngapain sih kerjaannya ngurusin orang lain terus. Kenapa nggak fokus saja sama dirinya. Iseng." kata Jion.
"Kan sudah w bilangin. Kalau pesan jangan kebanyakan. Jadi curiga deh tuh mereka." kata Luna.
"Bodo ah namanya nuga serigala, ya pasti makannya banyaklah. Kayak nggak tahu saja lo." kata Jion.
"Ya tapi nggak di depan umum juga kali Ji.
Ngumpet-ngumpet kek gitu kalau mau makan banyak. Susah ya bilangin lo." kata Luna.
"Bodo, orang w mau mukbang-mukbang tahu. W mau habisin semuanya dulu.
Jangan ganggu w." kata Jion.
Sementara Kel sedang mengantar Mikha ke rumahnya.
Besok paginya.
Kel menaiki mobil sportnya menuju sekolahannya.
Sementara Jion dan genk motornya juga telah sampai di sekolah.
"Jadi lo sama Luna kapan ke hutan sakti itu?" tanya Miki.
"Ngapain Jion nyebut-nyebut hutan sakti.
Kayaknya ada yang aneh dengan mereka?" Kel mendengar pembicaraan mereka yang tengah berdiri di depan mereka lalu tiba-tiba ia berhenti sejenak.
"Nggak tahulah. Mungkin pas malam bulan purnama nanti?" kata Jion.
Tiba-tiba Jion melihat Kel menoleh ke belakangnya.
"Ngapain Kel nguping pembicaraan kita?" kata Jion.
Jion mengejar Kel lalu menghadangnya.
"Eh Kel." teriak Jion dari belakang.
Kel menengok.
"Apa lo, manggil-manggil w? W nggak ada urusan dengan kalian.
Kalau mau ngajak ribut lebih baik ke belakang sekolah saja." tantang Kel.
"Ayo siapa takut." kata Jion.
Lalu mereka menuju belakang sekolahan.
"Berhenti ini sudah di belakang sekolahan. Jangan kabur lo." kata Jion.
"Siapa yang mau kabur dari lo." kata Kel.
"Eh Kel, lo nggak usah deh nguping-nguping pembicaraan kita.
W tahu lo tuh selalu dengar setiap kita obrolin sesuatu." kata Jion.
"Siapa yang nguping. Suara lo tuh yang toa.
Lagian w curiga ngapain lo mau pergi ke hutan sakti? Emangnya ada tempat kayak begitu, huh?
Khayal aja lo." kata Kel.
"Eh lo tuh ya, siapa yang mau ke hutan sakti.
Ternyata kuping lo tuh perlu ke tht deh. Biar nggak nyebarin gosip." kata Jion.
"Gosip? Orang w jelas banget tadi lo sebut-sebut hutan sakti.
W curiga mau ngapain lo ke sana. Siapa lo sebenarnya, huh?" kata Kel.
"Wow udah negatif thinking saja lo. Kalau lo mau tahu kita siapa, lawan dulu w. Sanggup nggak." kata Jion.
Baru mulai mereka berkelahi, tapi keburu ketawan pihak penjaga sekolah yang sedang melintas.
"Stop-stop. Ngapain kalian berada di belakang sekolah.
Ini sudah waktunya mau masuk. Saya laporin guru ya?" tegor sang penjaga.
"Ada yang lihat Ji. Cabut yuk." ajak Miki.
Mereka semua pun bubar.
Kel menuju kelasnya 1 Ipa begitu juga dengan Ji.
"Hampir saja, dikit lagi w mau hajar tuh bule.
Tapi keburu ada penjaga sekolah. Kalau tadi w udah hajar si Kel.
W pasti sudah menang." kata Jion.
"Ji, Kel tadi tahu lo ngomong apa saja. Terus gimana?" tanya Miki.
"Tenang saja, si Kel mana mungkin berani nyebarin gosip itu kan dia nggak punya bukti apa-apa." kata Jion.
"Baguslah. Ayo ke kelas saja." ajak Smiel.
Sementara pelajaran di kelas berlangsung.
Tepat pukul 8 pagi para bangsa vampire sudah tiba dari Jerman ke bandara Sutta.
Mereka pun turun dari pesawat pribadi dan mendorong koper.
Para bule-bule berkaca mata hitam dan bermantel berjalan beriringan sambil membawa koper-koper mereka.
Terlihat dagu dan pipi mereka yang sangat tirus-tirus itu sedang berjalan cepat keluar dari bandara.
Lalu di depan parkiran mereka bertemu petugas bandara.
"Tuan kami telah menelepon petugas bandara. Kita akan bertemu mereka di sana." kata seorang anak buah raja vampire.
Lalu mereka tiba di petugas pemeriksaan sebelum mereka pergi menggunakan mobil yang mereka bawa itu.
"Excuse me, sir. Can you show me your documents?" tanya petugas bandara memeriksa sebelum mereka take out membawa mobil mereka menuju lokasi.
"Yes, of course." kata anak buah vampire.
Setelah mereka menunjukan pasport dan document lainnya.
"Where you will go?" tanya petugas bandara.
Lalu sang raja vampire ingin mempersingkat waktu dengan menjawsb menggunakan bahasa Indonesia.
Mereka mudah mendapatkan akses.
"Kami akan pergi ke hotel kawasan pusat kota.
Sebelum besok kami akan melihat perusahaan kami di sini." jawab raja vampire.
Sang petugas bandara terkesimah dengan bahasa Indonedia yang mereka pergunakan.
"Baik. Silahkan. Mobil anda telah diturunkan dari pesawat jadi anda akan menunggunya di depan sana. Terima kasih." kata petugas bandara.
"Terima kasih " pasukan raja vampire berjalan ke arah yang telah ditunjukan oleh sang petugas.
Lalu menunggu mobil-mobil mereka yang sedang diturunkan dari pesawat.
"Hari ini kita ke hotel mana?" tanya raja vampire.
"Hotelnya berada di Jakarta pusat tuan. Kita akan berada di sana selama beberapa hari.
Aku dan petinggi-petinggi vampire akan pergi ke selatan untuk mencari rumah yang cocok dengan kita." kata Ariana.
"Secepatnya dapatkan rumah terbaik di sini. Dan jangan sampai curiga." sang raja vampire mulai mempergunakan keahlian bahasa Indonesia mereka.
Setelah mobil-mobil itu datang.
Sang raja vampire masuk disusul para petinggi vampire di mobil lainnya.
Mereka segera menuju hotel di pusat Jakarta.
Setelah chek in.
Dan di dalam hotel mereka sedang berdiskusi.
"Tempat yang bagus dan cocok serta dekat dengan perusahaan kita, tolong kau cari tahu." kata raja vampire.
"Sepertinya di perbatasan selatan ada pemukiman yang dekat dengan perkantoran.
Hari ini aku bersama Drion akan pergi ke sana untuk melihat-lihat." kata Ariana.
"Baiklah. Kalian bisa pergi sekarang." kata raja vampire.
Lalu mereka masuk ke dalam mobil.