"Kami telah mendengar, jika mereka sedang menyelidiki kasus kematian para pekerja, yang telah kita bunuh itu." jawab anak buahnya.
Lalu esok hari raja vampire bertemu dengan tuan Harmoko.
"Tuan Harmoko, apa anda tahu kenapa banyak petugas bersenjata melintas di area tambang?" tanya tuan Adro.
"Oh hal itu. Kami telah laporkan kejadian meninggalnya para pekerja pada petugas hutan. Ini baik untuk mencari sumbernya." kata tuan Harmoko.
"Apa? Kenapa kau membiarkan para petugas menyelidiki hal itu? Itu akan buang-buang waktu." kata raja vampire.
"Tapi itulah cara terbaik untuk menyelamatkan kita tuan. Kenapa tuan tidak setuju?" tanya tuan Harmoko.
"Karena ini sangat menyulitkan kami menambang di sana. Setiap saat harus dipantau oleh mereka." kata tuan Adro.
"Bukankah itu malah bagus tuan. Para pekerja menjadi teramati." kata tuan Harmoko.
"Tapi bagaimana jika kinerja para pekerja menjadi berkurang. Dan pemasukan kita menurun?" kata tuan Adro mencari-cari alasan lainnya.
"Tenang saja pak, para petugas hanya mengamati mereka saja. Saya kira tidak ada yang perlu dirisaukan lagi. Pekerja aman, pasti kinerja mereka juga bertambah." kata tuan Harmoko.
"Ah, betapa susahnya berbicara dengan orang ini. Lalu bagaimana caraku mendapatkan darah-darah itu untuk makan malam ini?" pikirnya dalam hati tuan Adro.
Ia kembali ke penginapan.
"Sial, semua rencanaku gagal. Bagaimana caranya diriku mendapatkan darah segar untuk malam ini?" kata tuan Adro.
"Raja sebaiknya kita ganti saja makan malam ini dengan berburu darah di hutan. Sepertinya di sana banyak mangsa lepas." kata Ariana.
"Baiklah untuk saat ini aku akan mencari darah di hutan saja. Dan akan kupikirkan caranya lagi untuk mendapatkan darah manusia." kata tuan Adro.
Dan malamnya para vampire itu pergi ke hutan untuk mencari buruannya.
"Kalau tidak salah ini adalah arah selatan menuju hutan itu.
Mungkin di dalam masih ada berkeliaran hewan malam untuk kita santap.
Raja ayo kita masuk ke hutan ini?" ajak Ariana.
"Baiklah, aku akan mengikuti dirimu." kata raja vampire.
Tapi sayangnya mereka bertemu bangsa serigala yang sedang menguasai daerah itu yang berbatasan dengan daerah milik raja vampire Moluska.
Dan di saat itu ada Jion dan yang lainnya sedang menepi di hutan itu, sehabis mereka berburu.
"Ini bau vampire? Sepertinya telah dekat sini." Jion mencium kehadiran para vampire itu.
"Sepertinya ini vampire yang waktu itu? Buat apa mereka ke sini? Jion ayo kita hadang mereka.
Sebelum mereka menemukan daerah sakti di hutan ini." kata Miki.
Lalu para bangsa serigala mencari para vampire itu untuk menjaga perbatasan mereka.
Begitu juga dengan kawanan raja vampire, dari jauh mereka sudah mengendus kehadiran bangsa serigala.
"Ada bau bangaa serigala, raja. Sepertinya ini bau serigala yang kutemukan waktu lalu.
Buat apa mereka berada jauh ke tempat ini? Sedangkan waktu lalu kami melihatnya di Selatan Jakarta." kata Ariana.
"Siapa bangsa serigala itu? Untuk apa mereka pergi ke hutan?" kata raja Adro.
Tiba-tiba bangsa serigala muncul karena daerah kekuasaan mereka telah dimasuki oleh para bangsa vampire itu.
"Kalian, para vampire untuk apa datang ke daerah perbatasan kami.
Daerah ini dilarang untuk dilewati oleh bangsa vampire seperti kalian!" seru Jion.
"Minggirlah, buat apa kalian menghadang kami?" kata Ariana.
"Kuperingatkan pada kalian, para bangsa vampure untuk tidak melintas di daerah terlarang ini.
Jika sampai kalian melanggarnya akan kubunuh sekarang juga." kata Jion.
"O-o-o bangsa serigala besar juga nyali kalian, hingga berani melarang kita untuk melewati hutan ini?
Memangnya hutan ini milik kalian, huh? Kami ingin pergi berburu untuk mencari darah segar malam ini.
Minggirlah, atau kalian semua akan menjadi target mangsa kita untuk malam ini." kata Ariana.
Ia pun mulai menyerang para sekawanan serigala.
Dengan segala kekuatannya mereka saling menyerang.
Jion yang tengah curiga pada para vampire itu tak ingin membiarkan mereka menduduki daerah penting di hutan sakti.
Makanya dengan sekuat tenaga ingin melawan para vampire itu.
Lalu Ariana dapat membuat Jion terikat tangannya di belakang oleh tangan Ariana.
Jion mencoba melepaskan diri dari ikatan vampire buas itu.
Ketika tangannya sedang ditarik oleh Ariana kebelakang sehingga terpelintirlah tangan Jion.
"Aaarghh. Lepaskan ikatan ini." kata Jion.
Ariana pun berkata,
"Hi bangsa serigala. Untuk apa kalian menghadang kami.
Kami ke sini ingin mencari buruan. Kenapa kita tak saling bekerjasama saja menangkap buruan untuk malam ini.
Akan kuberikan kau satu penawaran bagus.
Lebih baik kita bekerjasama mencari mangsanya di hutan.
Kau akan mendapatkan daging sementara aku akan mengambil darahnya saja untuk makan malam ini.
Bagaimana jika kau setuju saja?
Dan biarkan kami lewat." kata Ariana yang masih mengunci Jion dengan kekuatannya.
"Aku tidak ingin bekerjasama denganmu.
Pasti kau punya maksud lain, bukan? Apa yang kalian inginkan dari hutan ini, huh?" kata Jion segan untuk bekerjasama.
"Hhha. Memangnya ada apa di hutan ini? Sepertinya kau tahu sesuatu? Cepat katakan! Daratan mana yang tidak boleh kami datangi, huh?" kata Ariana.
"Sepertinya vampire ini belum tahu tentang keberadaan hutan sakti itu. Apa yang harus kuperbuat?" tanya Jion dalam hati.
"Kenapa kau hanya diam saja, huh? Ayo jawab. Apa yang kalian sembunyukan dari kami bangsa vampire, huh?" kata Ariana.
"Tidak ada, aku hanya tidak ingin semua hewan buruan di hutan ini mati karena tergigit oleh kalian para vampire. Karena kami juga membutuhkannya." kata Jion.
"Oh begitukah? Jika begitu, kenapa kita tidak bekerjasama saja dalam mendapatkan buruan itu.
Aku hanya mengambil darahnya dan akan kuberikan kalian daging utuhnya.
Bukankah kalian juga belum makan malam ini?" kata Ariana.
"Tidak bisa." lalu Jion mengucapkan sebuah matra untuk melepaskan ikatan itu.
"Aaarrrg." ikatan Jion pun terlepas.
"Masih bisa kau melepaskannya. Raja ayo sebaiknya kita pergi saja." lalu Ariana bersama para vampire menuju ke hutan dengan kecepatan kaki.
Jion mendapati mereka telah lari ke hutan.
"Ji, lo nggak kenapa-kenapa?" tanya Miki.
"W, nggak apa-apa Mik. Cuman yang w takutin, mereka bisa tahu tentang tempat,
Letak daerah sakti di hutan ini." kata Jion yang masih memegangi dadanya mengatur pernafasan yang dari tadi begitu tegang.
Lalu berikutnya.
Para bangsa serigala membicarakan hal tadi.
"Jadi mereka belum tahu tentang daerah hutan sakti itu? Lalu buat apakah mereka datang ke sini?" tanya seorang serigala.
"Kayaknya mereka belum tahu. Tapi yang saya khawatirkan mereka lama-kelamaan akan tahu tentang hutan sakti di sekitar sini.
Lalu ikutan merebut kekuasaan kita, dengan melakukan peperangan secara besar-besaran.
Oh iya tadi nampaknya vampire perempuan itu cukup sakti.
Kalau begitu lebih baik malam ini kita pergi ke daerah sakral di hutan untuk menambah kekuatan diri kita.