Chereads / My Cool Vampire And Werewolf / Chapter 10 - Chapter 10. Party Raja Vampire Di Jerman

Chapter 10 - Chapter 10. Party Raja Vampire Di Jerman

"Ya sudahlah. Mending kita habisin punya kita saja. Aku nggak mau kamu sama Jion selalu ribut kalau ketemu.

Kan kamu tahu berkelahi di sekolah dilarang sama guru di sini. Sudah donk kamu harus cooling down ya." kata Mikha.

Tapi Kel tetap masih curiga dengan tingkah Jion belakanga.

Ia tak seperti Mikha yang polos dan lugu pada setiap kejadian janggal yang Kel rasakan.

"W harus buktiin kalau ternyata Jion itu memang menyimpan rahasia." kata Kel dalam hati.

Lalu Luna juga memanggil teman-temannya.

"Serena, Angel. Sini." teriak Luna.

Mereka mendekat.

"Ser, Ngel. Kalian juga ikut makan ya. Semuanya habisin saja.

Tahu nih Jion pesannya kebanyakan." kata Luna.

"Oh jadi kita boleh ikut makan di sini Lun?" kata Serena.

"Iya makan saja. Biar nggak dikira orang-orang kita aneh lagi, pesan banyak banget yang makan cuman dua orang." kata Luna.

"Hore." lalu kedua bangsa tersebut makan bersama-sama di meja itu.

"Wah Ni, kalau besok lo pesan lagi. Jangan lupa ajak kita nih. Kita siap buat nampung hhha." kata Miki.

"Iya tenang saja. Selama w dapat voucher gratis. Pesan yang kalian mau. Hhha." kata Jion.

Setelahnya setelah pulang sekolah.

Barulah Luna bercerita pada teman sebangsanya itu.

"Ngel, lo tahu nggak. Masa w minta Jion buat nunjukin keberadaan hutan sakti yang sudah kita incar selama berabad-abad ini.

Dilarang sama Jion, agar kita nggak boleh ke sana. Curang banget kan Jion itu?

Padahal ya, w sudah mau buat duduk di meja kantin sama Jion. Eh balasannya apa coba.

Minta tunjukan tempat kramat itu nggak dikasih sama dia." kata Luna.

"Jadi tadi lo udah bertanya pada Jion itu?

Lalu apa alasannya ia melarang kita untuk menembus daerah sakti itu?" tanya Angel.

"Alasannya banyaklah, lagi ada perang antara bangsa vampir dan bangsa serigala katanya.

Dan nggak tahulah dia mau alasan apalagi. Pasti sengaja dia jauhin area itu dari kita.

Bisa-bisanya bangsa serigala itu." kata Luna.

"Tapi nanti sore lo jadi nemuin Jion di restoran itu?" tanya Serena.

"Nggak tahu juga. W malas. Habis dia nggak ngasih tahu tempat yang kita cari-cari selama ini?" kata Luna.

"Begini saja Luna, kau tetap ikutin Jion ke restoran itu. Terus lo cari cara biar Jion mau kasih tahu tempat kramat itu?

Siapa tahu setelah lo datang dia berubah pikiran lagi." kata Serena.

"Nggak tahu nih. Kita cabut aja dulu yuk." kata Luna.

Sementara Jion.

"Tadi tuh Luna berkali-kali nanyain ke w tentang keberadaan hutan sakti yang lagi diperebutkan oleh bangsa kita dan bangsa vampir." kata Jion.

"Maksud kamu, daerah medan magnet di mana sumber energi itu tersimpan?

Buat apa mereka mencari tempat berenergi itu?" tanya Miki.

"Katanya buat nambah kekuatan biar jadi kekal abadi." kata Jion.

"Tapi kan kamu tahu bangsa serigala dan bangsa vampire lagi menjaga ketat-ketat daerah itu.

Pasti orang asing bisa terbunuh di sana.

Apa lagi Luna yang bekas bawahan raja vampire pasti dia masih dicurigai sebagai anak buah vampire itu." kata Miki.

"Ya itu dia yang sudah w kasih tahu ke Luna.

Eh bukannya dia bilang makasih tapi w malah kena semprot.

Apalah, rakus gitu." kata Jion.

"Ya sudah cabut yuk. Nanti sore lo jadi ke restoran itu.

Kalau makanannya berlebih boleh nih kita ikut Ji." kata Miki.

"Ya bolehlah. Tapi w harus bareng Luna deh,

Soalnya kalau nggak ajak pasangannya nanti nggak bisa dapat makan gratis kayak tadi.

Pasangannya mana? Kata ibu kantin." kata Jion.

"Oh jadi harus sama Luna dululah baru lo bisa makan di restoran itu? Ya sudah lo baik-baikinuna saja.

Kalau perlu lo yang jemput dia ke restoran itu. Kan lo sudah tahu di mana rumah Luna, ya kan?" kata Miki.

"Iya juga sih, biar Luna juga datang. Ayo kita cabut." ajak Jion.

Sorenya.

Kel telah siap membawa mobil menuju rumah Mikha.

Begitu juga Jion untuk ke restoran itu mau tidak mau ia harus mengajakuna.

Jadi ia memiliki ide untuk menjemput Luna di rumahnya.

Sementara saat itu tengah malam di Jerman.

Di mana raja vampire dari negara itu sedang berparty darah di pertengahan malam.

"Bersulang." gelas-gelas kristal yang berisi darah saling berbenturan ketika raja vampir mengajak mereka untuk meminum darah,

Dari manusia yang mereka ambil di perusahaan ilegal milik mereka.

"Persediaan darah kita akan habis. Selanjutnya misi kita datang ke Indonesia untuk mencari darah segar akan kita lakukan besok.

Hari ini kita berpindah-pindah mencari daerah yang cocok bagi kami untuk melakukan pengambilan darah manusia." kata raja vampire.

"Semua telah kami persiapkan raja. Besok waktunya telah tepat kita gunakan pesawat pribadi menuju negara itu." kata Ariana.

"Semua dokumen telah kau persiapkan bukan?

Mari kita menyamar sebagai perusahaan tambang international dan melakukan kerja sama dengan pihak perusahaan bonafid di negara itu.

Sehingga penyamaran kita akan sempurna.

Sembari kita melakukan bisnis, malamnya kita beraksi.

Ambil darah dari para pekerja tambang kita.

Dan membuat mereka menjadi anak buah di bawah kendali kita.

Lalu apakah kau sudah dapatkan di mana informasi seputar darah emas yang kita idam-idam kan itu?

Apakah kalian sudah mempelajari bahasa mereka?" tanya raja Vampire.

"Tentu saja, raja. Kami sangat mudah mempelajari dan menggunakan banyak bahasa.

Bahasa mana pun yang tidak dapat kami ketahui.

Semua persiapan sudah kita masukan ke dalam bagasi pesawat dan pesawat akan turun di bandara Internasional sutta.

Kami telah membuat janji dengan pihak bandaranya.

Jadi mereka percaya, jika kita adalah penanam modal asing berjangka di negara itu.

Dan mereka telah setuju, jika kami menjalin kerja sama dengan mereka.

Ini sangat luar biasa sekali. Bravo." kata Ariana.

"Baguslah. Semua telah pada targetnya.

Sekarang kita akan menjelajahi dari yang masih baru itu." kata raja Vampire.

Sementara di Jerman telah malam hari.

Di Indonesia masih sore.

Kel telah menuju perjalanan menuju rumah Mikha.

Ting-tong.

Suara bel berbunyi.

Pelayan membuka pintunya.

"Em cari non Mikhaya?" tanya bibi.

"Iya bi, saya sudah janjian sama Mikha. Mikhanya sudah siap belum?" tanya Kel.

"Sebentar, bibi lihat non Mikha di kamarnya dulu ya? Ayo tunggu di dalam." kata bibi.

Sementara bibi melihat non Mikha, Kel duduk di ruang tamu menunggu Mikha datang.

Tak lama Mikha turun.

"Hi Kel. Aku sudah siap nih. Nanti kamu di sana kalau ketemu Jion jangan bertengkar ya.

Soalnya kan ini di restoran pasti banyak yang lihat." kata Mikha.

"Ehm iya Mikha, tapi selama Jion juga nggak reseh. Lagian pasti ada Luna di sana.

Pasti mereka berdua juga sudah sibuk berantem deh. Ayo kita jalan sekarang ya." kata Kel.