"Tahu ah. Awas ya lo pergi. Pokonya selama sepekan lo harus makan sama w.
Kan begitu perjanjiannya. Lagian lo sok-sok an nggak ngambil voucher itu kayak anak orang kaya aja lo." kata Jion.
"Apa untungnya w makan sama lo. Kalau lo mau, w punya satu syarat buat lo." kata Luna.
"Syarat? Pakai syarat-syaratan segala. Ribet banget gitu aja." kata Jion.
"Ya sudah kalau lo nggak mau. W juga nggak mau ikut makan lo, selama seminggu lagi.
Lo tahu kan w itu lagi sibuk. Belum dengerin bacotan lo kalau lagi makan. Bisa pengang kuping w.
Kalau nggak mau ya sudah." kata Luna.
"Hih ni anak diajak makan gratissaja pakai syarat segala.
Eh lo tahu nggak memangnya yang dapat makan gratis cuman w doank. Kan lo juga dapat.
Terus w nyusahin lo nya di mananya ya, huh?" kata Jion.
"Ya jelas lo nyusahin w. Karena makan sama lo berasa makan sama hewan buas. Dikit-dikit ngaum.
Belum lagi kalau tiba-tiba lo berubah jadi serigala kayak waktu itu.
Belum teman-teman lo kalau ngelolong lo langsung deh ikut-ikutan ngelolong. Kan aneh banget tuh." kata Luna.
"W yang ngelolong kok jadi lo yang repot sih?" kata Jion.
"Ya jelas w yang repot. Kan w pasti lagi sama lo.
Lagian ini tawaran terakhir kalau lo nggak mau ya sudah. Ini bisa jadi yang terakhir lo makan free.
Selebihnya bayar sendiri." kata Luna.
"Eh lo ya nggak suka lihat teman sukses. Iri kan lo." kata Jion.
"Iri sama lo, buat apa coba. Sudah w nggak mau ikut lo ke restoran itu biar saja." kata Luna.
"Ih susah ya ngomong sama lo. Memangnya syaratnya apaan sih, huh?" tanya Jion.
"Keppo juga lo. Syaratnya adalah lo harus kasih tahu di mana letak hutan sakti daerah ajaib di hutan itu?
Karena sebagai bangsa kucing. Daerah hutan yang sudah dikuasai oleh bangsa serigala dan bangsa vampir itu.
Membuat bangsa kucing kehilangan sumber energi kekuatan karena telah dikuasai oleh kedua bangsa itu.
Kita tahu ada rahasia di balik hutan sakti. Dan kami ingin mendapatkannya segera.
Lo harus kasih tahu tempat paling bersejarah itu.
Karena kita sebagai bangsa kucing turut andil dalam pembagian daerah kekuasaan.
Apalagi daerah kekuasaan itu menyimpan energi kesaktian kami.
Jadi kami juga membutuhkannya. Selama berabad-abad ini kalian kedua bangsa vampir dan serigala.
Saling memperebutkan tahta kekuasaan. Sehingga kami turut menyingkir dari peperangan yang terjadi antara kalian.
Tapi itu tak mudah bagi kami merelakan daerah hutan sakti itu.
Kami sebagai manusia imortal juga berhak mengambil energi sakti dari hutan tersebut.
Makanya untuk itu kamu harus setuju dan menunjukan tempat di mana kalian sesang membangun daerah kekuasaan itu." kata Luna.
"Idih dari mana lo tahu. Ternyata selain bangsa vampire bangsa kucing juga mau dengan daerah emas itu.
W pikir kalian bangsa kucing tidak tahu apa-apa tentang daerah itu, huh?
Tapi asal kalian tahu daerah itu dikuasai oleh kawan serigala dan mereka sedang berjaga-jaga kika ada penyusup itu datang.
Bagaimana jika kalian ditangkap sebagai anak buah raja vampire oleh kawanan serigala lainnya.
Kan bukankah kalian dulu adalah bawshan raja vampire?" kata Jion.
"Itulah mengapa selama ini kami diam saja.
Melihat kalian memperebutkan kekuasaan wilayah.
Ternyata kalian melarang bangsa kucing untuk melakukan ritual di sanakan?
Kalian rakus sekali akan kekuasaan." kata Luna.
"Luna, saya bukannya nggak mau kasih tahu sama lo tentang daerah biru yang memiliki sumber energi itu.
Tapi konflik antara bangsa serigala dan bangsa vampire belum reda.
Mereka berdua sedang membabi buta. Bisa-bisa kamu terkena imbas dari perperangan antara mereka." kata Jion.
"Peduli apa kau bangsa serigala. Kau juga sama halnya dengan kedua bangsa itu.
Kalau begitu biarkan kami melewati hutan sakti itu." kata Luna.
"Memang ada apa Luna kau mencari daerah biru itu?
Memangnya harus sekarang juga?" kata Jion.
"Ya tentu kami juga turut penasaran tentang daerah ajaib itu.
Dan kami berharap dapat menjadi kekal abadi selamanya.
Siapa pun juga yang pasti menginginkan daerah ajaib itu." kata Luna.
"Tapi Lun, asal lo tahu. Nggak sembarangan orang bisa lewat daerah yang sedang dijaga ketat-ketat oleh para bangsa itu.
Karena di sana ada banyak parjurit dari kedua bangsa itu. Mereka masing-masing menggunakan busur api kepada setiap-setiap makhluk asing.
Jadi nggak sembarangan bisa masuk." kata Jion.
"Jadi apa yang harus kami lakukan, huh?
Berdiam diri saja melihat kalian memperebutkan wilayah kekuasaan di mana kami juga membutuhkannya." kata Luna.
"Eits tenang Luna. Lo nggak tahu kan setiap bulan purnama para bangsa itu berperang di wilayah perbatasan?
Kalau kamu di sana, nanti bisa bertemu bangsa vampire yang naik ke daratan bangsa serigala.
Nanti lo bisa digigit. Hih serem." kata Jion.
"Dari tadi kamu hanya menakut-nakutiku saja.
Apa yang yang ada di otakmu itu, huh?" kata Luna.
Tiba-tiba makan datang bergiliran.
"Sst makan udah datang. Nanti saja Lun kalau mau ngobrol." kata Jion.
"Iya ini masoh banyak den. Mejanya muat nggak ya?" kata ibu kantin.
"Kalau nggak muat ditaruh di meja samping saja bu. Hhha. Kosong kan?" kata Jion.
Sementara luna masih tak puas mendengar jawaban dari Jion tadi.
Makanya ia sedikit menjadi bete.
Makan berdatangan membuat seisi kantin melihat ke arah Jion.
"Makan lo kebanyakan sih, jadi pada melihat ke arah kita, 'kan?" kata Luna.
Sementara Kel juga menjadi heran.
"Kayak ada yang nggak beres sama Jion. Kamu lihat kan Mik, mana ada manusia yang selera makannya tinggi kayak itu.
Pasti nih Jion bukan manusia kayak kita.
Jangan-jangan dia itu dari bangsa iblis. Lihat saja rakus kayak setan." kata Kel.
"Hus, jangan ngomong gitu. Nanti orangnya dengar. Masa iya Jion itu iblis? Kamu ya, ada-ada saja." kata Mikha.
Lalu teman-teman Jion berdatangan.
"Hi Ji, gila banyak juga makan lo. W bagi donk ya?" kata Smile dan sementara Miki turut mengambil sebuah piring di atas meja itu.
"Ambil saja itu semua. Mumpung hari ini w lagi baik." kata Jion pada temannya.
"Yes, berati kita boleh ikut makan donk di sini. Ada spagetti, sosis. Ji thanks ya." kedua teman Jion sangat senang sekali mereka pun menjadi ikut melahapnya.
"Nah tuh kan nggak cuman Jion saja yang makan. Tapi teman-temannya juga pada ikut.
Berati Jion nafsu makannya nggak seperti yang kamu kira.
Pasti dia sengaja pesan banyak buat teman-temannya juga. Tuh, 'kan." kata Mikha.
"Ah tapi kan tadi Jion pesannya buat dirinya sendiri. Dengar kan kamu." kata Kel.