Chereads / My Cool Vampire And Werewolf / Chapter 7 - Chapter 7. Rencana Penyamaran Raja Vampire Ke Indonesia

Chapter 7 - Chapter 7. Rencana Penyamaran Raja Vampire Ke Indonesia

"Bagaimana jika kita juga tawarkan saja berbagai jenis tambang dari milik kita seperti perak, batu bara, dan belerang.

Untuk menutupi sindikat perdagangan manusia. Sambil terus menelusuri darah manusia itu." kata raja Vampire.

"Itu ide yang briliant sekali. Dengan berkedok perusahaan tambang dan minyak bumi yang kita miliki. Tentu ini akan menutupi semua aktivitas sindikat kita, raja. Aku yakin kita bisa menyimpan kedok ini dalam jangka waktu yang lama.

Dan sebentar lagi kita bisa menguasai darah-darah manusia itu." kata Ariana.

"Bravo untuk dinasti vampire kita. Secepatnya kita akan bersiap ke sana. Mari kita rayakan ini." kata raja vampire.

Lalu raja vampire dan para petinggi vampire itu bersulang dengan menggengam gelas kecil yang berwarna merah untuk merayakan party darah itu.

"Cheers. Hhaha." kata raja vampire mereka pun bersulang dengan tawa khas vampirnya.

Gelas-gelas yang berwanakan merah itu saling bersulang dan berbuyi,

'Trink'

Mereka menikmati makan paginya di ruangan yang agak gelap.

Malamnya.

Di kamar Kel dadynya masuk.

Melihat anaknya sedang membereskan buku-buku sekolahnya.

"Kel, besok berhubung kamu sekolah. Dan papa akan pergi ke Jerman.

Papa sarankan kamu memakai bodyguard untuk menungguimu di sekolah." kata papanya.

"Hmm. Tidak usah papa karena sindikat itu, mungkin belum sampai ke Indonesia. Itu kan masih di Jerman.

Jadi di sini Kel akan baik-baik saja pa. Lebih baik bodyguardnya dipakai untuk menjaga dady saja, karena dady kan yang akan terbang ke Jerman.

Mm, apa dady yakin akan berangkat ke Jerman? Bagaimana dengan issue itu? Bagaimana jika perusahaan papa menjadi target mereka. Ini sangat berbahaya pa.

Lebih baik papa menengok perusahaan kita yang ada di Bali saja. Itu lebih aman pa." kata Kel.

"Justru, di Jerman papa harus melindungi perusahaan kita. Tentu papa telah menyusun strategi yang bekerjasama dengan kepolisian Jerman.

Jadi jika ada apa-apa dady bisa langsung menghubungi polisinya." kata dadynya.

"Yang papa khawatirkan keselamatan kamu. Karena kamu satu-satunya pewaris perusahaan papa.

Nanti siapa lagi jika bukan kamu yang meneruskan semua cita-cita papa. Mana mungkin papa biarkan kamu sendirian di jalan. Jadi papa suruh orang saja ya buat jagain kamu?" tanya papanya.

"Di Jakarta, Kel rasa belum ada tanda-tanda berbahaya di tengah jalan pa. Masih aman kok. Jadi tidak usah ya.

Lagian Kel besok ini sudah ada janji untuk makan di restoran pa, party sekolah kemarin Kel dapat hadiah. Rencananya besok sore ini kita ke restoran Jepang.

Jadi nggak usah dulu deh pa pakai bodyguard nanti bisa terlalu gimana gitu pa." kata Kel.

"Oh gitu, sama siapa kamu ke restoran. Sama cewek ya? Hhha." papanya tertawa.

"Iya pa." jawab Kel.

"Ok, kalau gitu papa besok bisa berangkat dengan tenang ke Jerman. Papa ke kamar dulu ya." kata papa lalu ia langsung keluar kamar, setelah tahu anaknya besok sudah ada janji dengan seorang gadis, teman sekolahnya.

Besok paginya Kel berangkat ke sekolah.

Setelah semalam ia ditawari oleh dadynya untuk menggunakan bodyguard agar ia aman berhubung isue yang beredar di lingkungan bisnis papanya.

Pagi-pagi papa dan mamahnya sudah berangkat sebelum Kel sarapan.

Sekarang Kel masuk ke mobil sportnya.

Menuju ke London School.

Di sekolah Jion dan teman-temannya juga telah datang.

"Party kemarin gimana Ji, lo sama Luna baliknya? Jadi lo tahu donk di mana rumah Luna?" tanya Smiel.

"Kan sudah saya ceritain, kemarin itu kita sempat dihadang sama vampire." kata Jion.

"Hari ini ada jadwal ngedate kan ya lo sama Luna. Hhha. Barengan lagi donk, makan berdua sama dia.

Kenapa nggak jadian saja sih lo sama Luna? Udah mulai satu frekuensi nih kayaknya." kata Smiel.

"Luna? Galak gitu dia orangnya. Nggak tahu kan lo kemarin pas sudah w diantarin pulang. W malah cepat-cepat disuruh pergi sama dia. Bilang makasih kek." kata Jion.

"Oh hhehe. Jadi lo masih mengharapkan terima kasih nih sama Luna?" kata Smiel.

"Hhha, w saja deh yang ngucapin. Makasih Jion." kata kedua temannya malah meledeknya.

"Udah ah, cabut yuk ke kelas." kata Jion.

Lalu Kel datang ke sekolah.

Ia sudah tiba di parkiran.

Setelah menutup cap mobilnya dan keluar sambil membanting pintu.

"Hari ini kan saya sudah janji dengan Mikha, apa dia sudah datang ya?" kata Kel.

Kel menuju kelasnya.

Tapi di tengah jalan ia bertemu Jion dan teman-temannya.

Kel mendahului langkah Jion di depan dan berhasil mendahuluinya.

Sebelumnya keduanya saling menatap curiga.

"Kel tuh?" kata Jion.

Tapi Kel tidak menghiraukannya dan sudah jauh pergi ke lorong kelas.

"Eh, double date nih lo sama dia nanti, ya kan?" kata Smiel.

"Oh iya sih, kenapa w baru sadar ya? Ada luna juga lagi. Jadi berempat nih w satu restoran sama mereka?" tanya Jion.

"Ketawan nggak ya? Soalnya tuh si Luna pasti berisik banget. Mana ada Kel juga." kata Jion.

"Ya sudah, lo sama Luna jangan berisik biar nggak ketawan rahasia lo nanti di depan Kel. Jangan berantem mulu lo berdua. Ingat lo lagi di depan umum." kata Smiel.

"Iya sih, kalau Luna juga nggak rusuh." kata Jion.

Sementara Kel telah masuk ke kelasnya.

Ia menunggu Mikha datang.

"Oh ya tadi ada Kel di depan. Hari ini w jalan sama Mikha, tapi kayaknya Jion juga ikut deh.

Kan kemarinan mereka berdua dapat gift juga. Berati kita double date donk. Di restoran yang sama pula." kata Kel.

Lalu Mikha datang.

"Hi Kel. Lagi mikirin apa?" tanya Mikha.

"Hi Mikh, udah datang. Nggak saya nggak mikirin apa-apa. Cuman." kata Kel.

"Cuman, apa?" tanya Mikha.

"Oh iya, cuman kan hari ini kita ada undangan makan di restoran Jepang. Kamu jadi berangkat sore ini?" tanya Kel.

"Oh iya Kel. Hari ini ya. Jadi kita berdua nih ke restoran itu. Wah asyik donk." kata Mikha.

"Iya sih, w harap juga nggak ketemu Jion nanti. Soalnya kan dia dapat gift juga kemarin." kata Kel.

"Loh emank kenapa kalau Jion sama Luna juga datang? Kan seru semakin banyak teman yang ikut." kata Mikha.

"Iya sih, tapi aneh nggak sih?" kata Kel.

"Apa yang aneh. Udah nggak usah dipikirin. Mendingan kita senang saja kan kita dapat undangan makan itu. Kamu mau berangkat jam berapa? Oh ya undangannya masih sama kamu kan yang pegang?" kata Mikha.

"I-iya masih sama aku bawa kok." kata Kel.

"Terus kita berangkat jam berapa? Biar nggak telat." kata Mikha.

"Gimana jika aku jemput kamu jam 3 sore. Kita berangkat bareng. Kan disuruh barengan kemarin." kata Kel.