Bangsa Serigala dan Bangsa Kucing
Kel ingin mengikuti Mikha dari belakang dan langsung meninggalkan Jion begitu saja.
Kel yang sudah berlalu.
"Tadi itu siapa sih?" tanya Jion.
"Ji, barusan itu w cium dari bangsa manusia tapi kok kayak tahu kita gitu, apa mungkin dia udah tahu ya?" kata Smiel.
"Tapi dia namanya siapa ya?" kata Jion.
Sementara Kel sedang mengejar Mikhaila yang sedang duduk di kelas.
Bel masuk berbunyi, ternyata mereka sekelas.
Hal itu membuat Kel senang dapat bertemu gadis itu.
Di suatu kesempatan ketika guru itu datang membawa buku tata tertib di selolah dan Kel kedapatan untuk membagikannya.
Sementara dirinya membagikan buku dan dengan sengaja bertemu dengan Mikhaila.
"Ini buku buat kamu, oia nama kamu siapa ya?" tanya Kel sambil membagikan bukunya.
Mikhaila mendongakan mukanya ke atas melihat seseorang yang menyapa.
Mikha tersenyum melihat bule itu menyapanya.
"Aku Kel, kamu siapa?" kata Kel di tengah jam kosong setelah guru tadi keluar kelas.
Akhirnya mereka berkenalan.
"Kamu tadi kan yang aku lihat di depan kelas?" tanya Mikha yang tak langsung menjawab.
"Iya. Ehm nama kamu siapa ya?" tanya ulang Kel.
"Ah, aku Mikhaila." kata Mikha.
Bel istirahat berbunyi,
Mikha dan Kel keluar kelas dan bersama menuju kantin.
Tapi di kantin ada Jion dan saudara-saudaranya.
Mereka pun kembali bertatap-tatapan.
Kel kembali menyeringai ia merasakan hal aneh di tubuh Jion, entah apakah itu?
Namun tatapan mata Jion berbeda dengan tatapan manusia biasa.
"Kamu mau pesen apa Kel?" Mikha menawari menu.
Sementara Kel sedang menatapi Jion.
"Kel?" Mikha mengagetkan Kel yang melihat Jion.
"Kamu liatin siapa sih?" tanya Mikha.
Setelah diselidiki ternyata Jion orang yang waktu lalu ia pergoki bersama Kel sedang seperti saat ini.
"Kel kamu kenal orang itu?" tanya Mikha.
Mikha menghentikan Kel yang sedang melihat Jion.
"Kenapa sih Kel?" tanya Mikha curiga.
"Hmm. Nggak pa-pa. Aku juga nggak kenal. Tapi ... " kata Kel.
"Tapi kayaknya ngeliatinnya begitu banget. Hhehe. Mau pesen apa nih menunya?" kata Mikha.
"Ehm, tadi saya denger mereka lagi ngobrolin sesuatu tapi aneh banget, bangsa ... " kata Kel setengah.
"Apa? Bangsa apa?" tanya Mikha.
"Cuman denger sedikit ajah sih bangsa kucing, aneh kan?" kata Kel.
"Hhaha. Bangsa kucing emank ada bangsa kucing? Lagi becanda kali mereka Kel." kata Mikha.
"Tapi kok kalo w lihat ada yang aneh sama mereka." kata Kel.
Lalu Luna dan yang lainnya masuk ke kantin.
Mereka langsung disambut tatapan mata Jion.
"Yah dia lagi. Kucing." kata Jion.
Seketika Kel yang mendengarnya langsung melihat ke arah Jion dan Luna.
"Tuh kan Mik, denger nggak tadi dia ngomong apa?" kata Kel.
"Seraya mata Luna menyala-nyala ingin mencakar Jion tapi lagi banyak orang tinggalah mereka melihat Jion yang cengengesan sambil melihatnya.
Mikha yang menengok juga dan memperhatikan gerak-gerik mereka.
"Mungkin mereka lagi bercanda kali." kata Mikha.
Luna dengan kekuatannya melempar tenaga dalam ke arah Jion namun Jion mengeles dari serangan Luna yang tidak diketahui itu.
Karena sasaran meleset Jion tertawa melihat Luna kesal.
"Hhahaha ... " Jion dan yang lainnya tertawa.
Di sekolah London School secara turun temurun pasti mengadakan party penyambutan murid baru.
Oleh karena itu panitia sekolah mengadakan pesta yang akan di adakan di sekolah nanti.
Panitia penyelenggara sudah menyiapkan sebuah party.
Undangan pun di sebar di area sekolah, di mading dan sebagainya.
Salah satu kakak kelas membagikan undangan pada mereka.
Kel membaca surat undangan itu begitu juga dengan Mikha.
Yang lainnya pun juga tengah ramai membicarakan party itu.
"Jion, undangan party weekend kita jadi datang nggak? Tapi bukannya siklus bulanan kita bisa datang kapan aja? Bahaya nggak ya?" kata Smiel.
"Bener juga, tapi nggak seru kalo kita nggak datang." kata Jion.
Dan Luna.
"Party besok kita pake kostum apa nih Lun?" tanya Serena.
"Biar taring kita juga nggak keliatan pas party lo ada ide nggak?" tanya Alea.
"Hmm gimana ya biar nggak keliatan?" kata Luna.
Di saat malam apa lagi malam purnama pasti taring mereka akan terlihat itulah yang dirisaukan bangsa kucing.
"Oh iya, w ada ide biarin aja besok party kita nggak usah takut, kalo taring kita keliatan ya anggap aja kostum. Party kostum ini kan." kata Luna.
"Beneran nih? Boleh juga sekalian nanti kita pakai topenglah kan nggak keliatan ini." kata Luna.
Pada saat partynya.
Mikhaila dan Kel juga tengah sibuk mempersiapkan kostum mereka.
Malam-malam sudah ada dekorasi dan makanan serta minuman.
Kel dan Mikha sudah janjian mereka berangkat bersama.
Topeng juga telah terpasang di wajah mereka.
Di sekolah.
Party sangat meriah.
Mereka disambut oleh red carpet yang menunggu.
Mereka yang datang harus menunjukan gaya dan kostum mereka.
Dan nanti yang terheboh akan menjadi best couple.
Kel dan Mikha sampai di sekolah dengan kostum kerajaan, gemerlap lampu membuat mereka berkelap-kelip.
Kostum para tamu terlihat sangat unik-unik.
Di sekitar meja ada minuman merah dan Kel menawari Mikha untuk minum dan memikmati pestanya.
Riuh para host menjejerkan para tamu yang hadir dengan kostum terunik mereka.
Kel memamerkan mata birunya yang menyala-nyala sedangkan Mikha memamerkan kostum putri raja itu.
Saat itu acara semakin riuh
Luna beserta teman-temannya sudah datang dengan kostum ala bangsa kucing dengan taring terlihat di gigi mereka.
Sontak membuat para tamu riuh.
"Wow ... " para tamu terkesimah kostum apakah yang dipakai oleh Luna sehingga terlihat mistik karena taring di gigi mereka yang runcing tersungging dengan senyuman penuh misteri.
Luna hanya tersenyum memamerkan taringnya yang tajam ditambah lagi mata yang hijau menyala-nyala mirip mata kucing itu.
Sementara dagunya bertambah lancip dan tirusnya pipi mereka.
Mereka yang melihatnya terkesimah melihat ke datangan Luna dan yang lainnya.
Jari-jari mereka yang tertutupi oleh sarung tangan berwarna hitam.
Luna dan yang lainnya ke meja minuman sambil memamerkan gigi mereka menenggak minuman berwarna merah.
Sementara para host hanya menyambut selera kostum. Luna yang terlihat misterius namun cocok.
Sehingga tak perlu khawatir dengan penyamaran mereka.
Luna hanya tersungging melihat tamu lainnya memperhatikan penampilannya karena mereka menggunakan taring.
Sementara Luna santai-santai saja di party itu hanya lampu kerlap-kerlip menambah eksotis dirinya.
"Kita sudah datang, banyak juga ya yang sudah datang." kata Luna sembari meminum minuman merah.
"Hhaha. Kayaknya nggak ada yang curiga ya?" kata Serena.
Tak kalah menariknya bangsa serigala pun datang juga dengan memakai topeng aslinya.
Mereka memperlihatkan wajah aslinya yang juga memakai tarink