Aku mulai membuka mataku secara perlahan, mulai melihat keadaan sekelilingku mematikan bahwa aku sedang baik-baik saja. sebenarnya aku masih ragu untuk membuka mataku, mungkin lebih tepatnya aku takut.
Aku sangat takut kalau aku bangun, nyatanya aku sudah di sebuah lubang yang gelap dan sempit. Sendirian, tidak ada orang-orang yang akan menemani aku disini. Mungkin Elmeera juga tidak akan mau lagi menemani aku andaikan aku sudah berada di dalam sana.
Untuk itu aku tidak mau semua itu terjadi. Aku ingat akan doa yang aku lakukan terhadap istri termasuk kedua mertuaku yang tidak lain adalah Papahku sendiri.
Aku bukan hanya bersembunyi darinya, bahkan aku sampai tidak mengakui dia sebagai papah kandungku. Dalam keadaan mata masih terpejam, aku memikirkan sesuatu tentang orang-orang yang sempat aku benci hingga sampai aku menyakiti hati dan perasaan mereka.