"Mas Raka! Bisa singkirkan badanmu dari ku? Rasanya sangat sesak sekali, aku tidak bisa bernafas jika mas menindihku terus." Dan seketika ucapan Elmeera membuat mood ku hilang lagi.
Awalnya aku sudah bersemangat untuk melakukan yang seharusnya suami istri lakukan, keluh dinginku sudah mulai keluar melalui pori-pori kulitku. Aliran darah sudah sangat cepat mengalir, serta detak jantung terdengar begitu kencang berdetak.
Sesuatu di bawah ku sudah mulai mengeras, memberontak ingin memasuki sebuah lorong hitam yang dalam dan gelap itu. Mungkin akan terasa lebih bersemangat, apalagi dilakukan jika pada pagi hari tenaga masih segar belum terpakai oleh aktivitas yang melelehkan.
Akan tetapi setelah mendengar Elmeera yang malah memintaku untuk menghentikan semua ini, membuat perasaan ingin mencoba berbagi kebahagiaan di pagi hari, aku hentikan.
Keinginan yang begitu menggebu-gebu barusan, kini sudah tidak ada lagi dalam pikiranku. Elmeera membuat perasaan ini menjadi kembali tidak baik lagi, sehingga aku ingin menyudahi permainan yang baru saja ingin aku mulai ini.
Segera bangkit dari posisi ku yang tadi menindih tubuh Elmeera, kemudian melangkah pergi menuju dimana kamar mandi berada. Dengan perasaan kecewa, langkah kakiku di buat keras. Seperti seseorang yang bertubuh besar sedang menginjak lantai, hingga terdengar suara dari kaki yang ku injakkan ini.
Bug…bug…bug….
Ku ambil handuk dari tempatnya, kemudian ku lingkarkan di pinggang berguna untuk menutup pada area sarang dari batang mentimun yang memalukan itu. Ku buat ujung mataku mengarah kepada Elmeera, kulihat dia bangun dari baringan nya. Bola matanya memutar menyoroti tajam kearah ku, hingga membuat aku berpura-pura untuk menyibukkan diri dengan aktivitas yang sebenarnya tidak terlalu penting ini.
"Mas Raka mau mandi sekarang? Mau aku bantu siapkan semua persiapan untuk mas mandi?" Seru Elmeera terdengar sangat bersemangat. Tawa kecilnya mengiringi ucapannya.
Elmeera berjalan seperti ingin menghampiriku, akan tetapi aku tidak mau semua itu terjadi. Andai aku bisa berlari aku akan melakukannya, agar aku berusaha untuk menghindar dari perbincangan dengan Elmeera. Namun tidak bisa aku lakukan, mengingat hanya ada aku juga Elmeera yang ada di kamar ini. Sudah pasti akan ada pikiran yang mengarah ke sana. Dan pasti tidak akan ada yang mengganggu kita, jika Elmeera tidak menggagalkan rencana yang mulai bersemangat dan menggebu tadi.
"Tidak aku bantu sediakan air hangat dulu, mas?" Tanya Elmeera seraya membantuku pada saat membukakan pintu masuk kedalam kamar mandi.
"Tidak usah. Saya mau mandi pakai air dingin saja, tubuhku sangat gerah di ruangan ini." Cetusku dengan suara yang dibuat kecut.
"Mas Raka sudah tidak marah lagi kepadaku?" Seru Elmeera yang tiba-tiba saja bertanya tentang itu padaku.
Terdiam sejenak untuk mencerna ucapan yang terlontar dari mulut Elmeera barusan, karena tidak biasanya menanyakan tentang itu kepadaku. Apa mungkin wajahku sudah tidak terlihat sangar lagi padanya? Atau karena atas perlakuan ku tadi hingga membuat Elmeera merasa bahwa aku sudah tidak marah lagi padanya.
Elmeera mulai mengerti dengan sikapku, akan tetapi dia malah menolak keinginan ku yang baru pertama kali aku lakukan kepadanya setelah menjadi suami-istri. Mungkin ada rasa menyesal juga dalam hatinya, akibat dia tidak terlalu peka dengan keinginan ku.
Elmeera makin mesra padaku mungkin memulai pendekatan lagi dengan ku.
"Mau aku bantu mas untuk mandi?" Desah Elmeera sambil memainkan bawah handukku dengan meremas nya. Aku tahu bahwa Elmeera ingin sekali aku mengulangi apa yang baru saja akan terjadi. Mungkin sama halnya dengan aku, yang sama-sama membutuhkan itu. andai aku bisa bicara dengan secara baik-baik, aku akan membujuk Elmeera supaya dia mau menemani ku. Akan tetapi aku bukan suami yang romantis, dan sudah pasti aku urungkan niat itu.
Meskipun perasaan itu ada, akan tetapi mau dikata apa lagi aku akan tetap menolak melakukan nya. Pikiranku sudah berubah, maka tidak akan bisa diganggu gugat lagi.
Ku tepis tangan Elmeera supaya bisa menjauh dari ku, juga tidak menyentuhku kembali.
"Sudah saya katakan tidak usah. Saya bisa lakukan sendiri, saya bukan anak kecil yang membutuhkan bantuan orang lain untuk membantuku mandi. Sebaiknya kamu lakukan persiapan lain yang lebih penting lagi dari hanya sekedar membantu ku untuk mandi!" Sentak ku dibuat agak tinggi.
Usahaku untuk membuat Elmeera tidak selalu berharap, bahwa aku akan melakukan hal yang seperti pasangan lain lakukan.
"Mungkin tidak sekarang karena mas sudah membenci ku. Tapi tidak dulu di saat kita sedang memadu kasih, mas paling suka aku memandikan mu. Mas Raka selalu meminta aku membantumu untuk menggosok punggungmu, dadamu, dan kulit kepalamu. Kau paling suka aku membantumu itu. Mengapa kita lebih mesra di saat kita masih berpacaran daripada setelah menikah? Kau ingat, kan mas?" Ucap Elmeera ingin aku ingat akan satu hal yang paling sering kita lakukan dulu, dan kita menyukai hal itu.
Memang seperti itu dulu sewaktu kita masih pacaran, dan aku belum ketahui bahwa Elmeera lahir dari keluarga Kauren. Jika Elmeera datang ke rumah, aku selalu memintanya untuk memandikan aku.
Kami sering memakai handuk saja, dengan Elmeera yang menggunakan nya hanya setengah badan. Sedangkan aku, dari pinggang ku, hingga menutupi area bawah ku saja. Kami sering bergantian untuk membersihkan tubuh kami masing-masing.
Hingga pada akhirnya kami saling berhadapan, saling menatap lekat satu sama lain. Dengan keadaan yang paling intim hingga yang biasa saja. Aku memeluk tubuh Elmeera di bawah guyuran air shower, hingga membuat kami berada dalam situasi yang sangat panas. Seketika AC rumah ku mendadak rusak, juga air pada shower ku pun juga tiba-tiba, mati. hingga tidak bisa mendinginkan tubuh kami yang sudah merasakan hal yang sama.
Kamu saling memangsa bibir, dengan lumatan yang dibuat begitu ganas sampai tak terlewat sedikitpun. Tak ada ampun lagi, hingga pada akhirnya membuat aktivitas mandi kami menjadi sangatlah lama.
Aku selalu merindukan detik-detik terakhir, yang membuat erangan keras dari kami berdua, desahan demi desahan manja terdengar melengking mengikuti hentakan yang ku buat semakin kuat. Aku selalu berada di puncak kemesraan yang dibuat bagaikan berada dalam angan-angan. hingga tak tertahankan untuk melakukan bercinta dengan mesra tanpa memaksa nya dan bersikap seperti memanjakan Elmeera.
Tak urung niatku pada saat melakukan hubungan bersama wanita yang ku cintai, membuat aku tak harus mencari suasana yang baru kalau aku sedang bercumbu dengan Elmeera, andai aku tidak sedang bersamanya maka batin ini terasa tersiksa. Mungkin aku akan melakukan kembali seperti yang ada pada bayangan itu, sehingga aku tidak seperti sekarang ini yang hanya memendamnya dalam hati menerima kenyataan bahwa Elmeera bukan wanita yang bisa aku sentuh seperti dulu. Menyesali apa yang sudah aku ketahui dari perempuan yang ku cinta.