Chereads / Antara Cinta dan Kebencian / Chapter 15 - Merasakan kehadiran nya

Chapter 15 - Merasakan kehadiran nya

Elmeera membuat kepalaku berada dalam pangkuannya, perasaan khawatir sangat aku rasakan dari perempuan ini. Rindu akan pelukan perempuan ini yang sudah lama tidak aku dapatkan setelah aku tahu siapa dia, sekarang aku bisa membuat nya melakukan apa yang seringkali dia lakukan dulu. hampir di setiap waktu di saat aku mau tertidur, Elmeera selalu bersikap layaknya mamahku. dia selalu mengelus lembut kepalaku, mengelusnya hingga aku bisa tertidur nyenyak. Mungkin lebih baik, aku biarkan saja dia memelukku, menciumku, karena untuk saat ini aku sedang membutuhkan itu semua.

Elmeera mengelus lembut kepalaku, yang tengah berada dalam pangkuannya. Penuh perhatian, dan kasih sayang sehingga aku merasakan kembali kasih sayang seorang ibu. Mamah ku, yang telah meninggalkan aku satu tahun lalu. Sekarang dia bagaikan hadir di tubuh Elmeera, dia membantu untuk memenangkan ku di saat sedang ketakutan atas mimpi buruk itu.

"Mah! Mamah! Aku sangat merindukanmu, aku tidak ingin kau meninggalkanku. Jangan pergi, aku butuh mamah!" Gumamku dalam keadaan mata terpejam.

Elmeera tidak membangunkan aku, dia malah membuat aku semakin memeluknya dengan erat.

"Tidak apa mas, meski kamu anggap aku mamah mu. setidaknya aku bisa membuatmu merasakan kehangatan seorang ibu, yang kau bilang bahwa aku telah merenggut nya dari mu. Aku rela melakukan ini asal kamu bahagia. Dan andai aku bisa terus dekat dengan kamu seperti ini, maka tidak apa walau aku harus menjadi mamahmu!" Rintih Elmeera seraya membuat kepalanya berada di atas kepalaku. Air matanya jatuh membasahi wajahku, karena rasa sedih yang tidak bisa dia bendung lagi. Elmeera menangis tepat diatas wajahku

"Sebenarnya aku gunakan kesempatan ini untuk bisa dekat dengan mu. Kamu tidak marah meskipun aku menyentuhmu di saat kamu sedang tertidur seperti ini. Coba saja kalau kamu sedang bangun, mungkin kamu sudah berbuat kasar padaku. Kamu sangat baik jika mata kamu terpejam." Curhatan hati Elmeera ketika aku terlelap tidur.

Dia menggunakan kesempatan untuk bisa dekat dengan ku, di saat aku sedang tidur. Elmeera selalu datang di jam tengah malam, hanya untuk menyentuhku, merasakan kehangatan ku, dan berada dekat disampingku. Padahal aku sering berpura-pura tidur, tapi aku juga suka membiarkannya karena memang aku juga merindukan sentuhan Elmeera.

Sentuhan tangan Elmeera begitu hangat dan lembut. Aku merasakan kehangatan itu adalah milik mamah, dia kembali untukku melalui Elmeera. Dari wanginya, caranya dia memperlakukan aku, juga hangatnya pelukan Elmeera seakan menggantikan posisi mamah ku. Ku genggam erat tangan nya, dan kubawa ke dalam tubuhku. Semoga saja tidur ku bisa nyenyak, karena ada Elmeera di dekat ku.

***

Sinar matahari sudah membumbung tinggi menyinari celah kaca kamarku, hingga masuk sampai ke dalam rongga-rongga bangunan ini. alarm di nakas yang sengaja aku pasang sudah beberapa kali bersuara, mungkin jika dia bernyawa akan merasakan capek ketika membangunkan ku.

Dia akan mengguyur ku dengan air, saking marahnya padaku. Atau dia akan membiarkan aku kesiangan saja, tanpa mau membangunkan aku. tapi karena ini benda mati yang di beri nyawa buatan, meskipun sudah beberapa kali gagal membuatku terbangun, nyatanya dia belum menyerah untuk membangunkan aku.

Dia berdering sampai aku sedikit bergerak. Mataku mulai terbuka walaupun rasanya berat sekali mata ini kubuka, tapi aku harus melakukannya. Hari ini aku harus pergi ke kantor, ada meeting penting bersama klien yang harus aku selesaikan. Ya, kerja. Aku harus bangun dan berangkat kerja!

Dengan nyawa yang belum terkumpul aku berusaha untuk bangkit dari posisi tidur ku, namun rasanya ada seseorang yang menindih tanganku. Terasa berat hingga tidak bisa aku angkat dengan keadaan tubuh yang masih lemah seperti ini.

aku berusaha membuka mata secara perlahan , kepalaku menoleh ke tangan yang aku rasa berat, mungkin tanganku yang sebelah kiri sehingga membuat aku harus menoleh ke sebelah kiri ku.

Sedikit terkejut, karena nyatanya sesuatu yang menindih tanganku adalah Elmeera. Menurutku, kapan Elmeera tertidur di lenganku? Padahal seingat aku, kepalaku yang berada dalam pangkuannya. Kenapa bisa Elmeera terbaring tidur di sampingku, dengan kepala beralasan tanganku? Sangat dekat, hingga dia berada di bawah daguku.

Apa yang telah terjadi pada kami? Apa telah terjadi sesuatu semalam?

"Elmeera!" Desahku sambil memandang wajah perempuan yang kini masih terlelap tidur.

Mataku berusaha dibuat terbuka lebar, ku singkirkan selimut tebal yang menutup tubuh kami, lalu kuedarkan pandangan ke sekujur tubuhku untuk memeriksa keadaan ku. Ah…. ternyata aman. Aku masih mengenakan pakaian yang lengkap. Tidak ada satupun pakaian yang terlepas dari tubuhku, begitu halnya dengan Elmeera. Dia juga masih mengenakan pakaian lengkap, hingga membuat aku bisa bernafas dengan lega.

Elmeera membuat jantungku hampir copot, kenapa dia sampai ketiduran di kamarku? Bisa ribet, kan kalau sampai terjadi sesuatu?

Untunglah sekarang moodku sedang baik, kalau tidak aku pasti akan mengusirnya untuk tidak mendekat padaku, bahkan tidur dengan ku. Mungkin jika moodku sedang tidak baik, aku pasti akan membangunkan Elmeera dengan sangat kasar, hingga dia akan ketakutan oleh ku.

Hari ini drama panjang tidak terjadi, kemarahan dan ocehan untuk Elmeera tidak aku lakukan. Aku malah membalikkan tubuhku supaya menghadap dengan Elmeera, lalu tangan yang Elmeera gunakan sebagai alas tidurnya kutarik dan ku dekatkan padaku hingga membuat Elmeera kini berada hanya beberapa sentimeter dengan wajahku.

Ku usap lembut bagian wajahnya, berputar hingga mengelilingi wajah Elmeera dan huft…berhenti di bagian bibirnya. Ku elus lembut bibir Elmeera, dan ku genggam dagunya untuk mendekatkan bibirnya di bibirku. Secara perlahan, supaya Elmeera tidak terbangun.

"Sayang, apa tidurmu nyenyak malam ini? Kamu terlihat sangat cantik di pagi hari." Pujian ku terlontar untuk Elmeera, tulus tanpa adanya pura-pura seperti biasa aku lakukan ketika ada kedua orang tuanya.

Tanganku tak hentinya mengelus semakin nyaman aku rasakan, mata ku tetap memandang wajah cantik Elmeera dan tak mau berpaling darinya sangat indah ku rasakan.

Namun itu tidak berlangsung lama, ketika sedangkan fokus-fokusnya kupandangi wajah Elmeera, tiba-tiba El menggeliat membuat tubuhnya menjadi terlentang bukan lagi menghadap ku seperti sebelumnya. Wajah Elmeera menghadap langit-langit bangunan ini, hingga aku tak bisa lagi memandang wajahnya.

Tidak mau kehilangan kesempatan ini, aku berniat untuk kembali membuat tubuh Elmeera mendekat bahkan berada di dadaku. Akan tetapi, itu tidak jadi aku lakukan.

Aku melihat Elmeera sepertinya mau terbangun. Perlahan mata Elmeera mulai terbuka, sepertinya dia baru tersadar dari mimpi indahnya.

Kalian tahu, apa yang harus aku lakukan? Jelas aku harus berpura-pura tertidur seperti biasanya aku lakukan. Elmeera tidak boleh tahu bahwa aku juga sering memperhatikannya. Perasaan gengsi ku, tidak bisa aku hilangkan dari kepalaku.

"Ya ampun, ini jam berapa? Kenapa aku sampai lupa untuk membangunkan mas Raka? Mas Raka hari ini ada meeting, tapi jam segini belum terbangun. Kalau mas Raka terlambat, ini semua karena salahku. Aku harus sediakan air hangat untuk mas Raka mandi." Gerutu Elmeera setelah bangun dari tidurnya.

Perlahan Elmeera membuat tubuhnya bangkit dari tempat tidur, niatnya mau menyiapkan persiapan untuk ku hari ini. Tapi rasanya aku belum rela untuk melepaskannya, aku masih ingin merasakan hangatnya pelukan Elmeera.

Tanpa aku sadar ternyata tanganku tiba-tiba menarik tangan Elmeera dengan secepat kilat, sehingga membuatnya terjatuh tepat di dada bidangku. Elmeera kini berada diatas tubuhku, menatapku dengan jarak yang sangat dekat. Bibirku dengan bibirnya berjarak hingga beberapa sentimeter saja.

Elmeera seketika terdiam matanya melotot dan bibirnya menganga lebar, mulutnya membisu bagaikan tidak bisa berkata apa-apa. Nafasnya terdengar ngos-ngosan, seperti sedang dikejar hantu menakutkan.

Mungkin baginya ini lebih menakutkan dari melihat hantu gentayangan, sehingga membuat Elmeera seperti sedang skot jantung tahap akhir. Elmeera beranjak bangun dariku, sepertinya Elmeera takut aku keburu terbangun dan marah padanya sehingga membuat Elmeera mau akhiri moment tersebut.

Tidak akan aku biarkan Elmeera melakukannya, segera kuputar tubuh Elmeera yang tadi berada di atasku kini beralih menjadi berada di bawahku. Mata kita bertemu dengan begitu dekatnya. Sehingga hembusan nafas kami, terdengar menggebu.