Chereads / VINCENZO_ELLEANOR / Chapter 5 - Why do you hate me?

Chapter 5 - Why do you hate me?

"Badai bukan hal menyenangkan Vincent, astaga... kau bisa menonton yang lain, kenapa mesti badai. Itu menakutkan." Balas Alysse membantu mengeringkan rambut Vincenzo Squire.

"Kau terlalu khawatir Alysse, aku hanya basah," balas Vincenzo Squire pasrah saat Alysse menggosok handuk kecil di rambutnya.

"Yah, kau benar tuan muda. Aku terlalu mengkhawatirkan banyak hal, karena kau sering berbuat ulah, tak bisakah kau bertingkah normal seperti anak lainnya?

"Ayolah Alysse, apa kau akan mulai mengomel lagi?"

"Baiklah, aku harap kau mendengarku. Ahh... kau benar, aku terlalu mengkhawatirkan baynya hal akhir-akhir ini, aku bahkan mengkhawatirkan Celio yang mungkin terjebak badai ditengah jalan," balas Alysse yang membuat Vincenzo Squire seketika panik. Bahkan pandangannya langsung tertuju ke arah Alysse yang masih menggosok rambutnya.

"Di mana Celio? Mengapa ia harus terjebak badai?" tanya Vincenzo Squire tak mampu menyembunyikan kekhawatiran. Sebab yang ia tahu, saat ini Celio sedang berada di pondok untuk menemani Elleanor Allmora dalam badai, tak seharusnya Celio pergi meninggalkan gadis itu sendirian.

"Aku menyuruhnya untuk mencari madu dan Almon, namun aku rasa Celio terjebak..."

"Apa?? Lalu di mana Reberta?" tanya Vincenzo Squire seketika panik, menepis tangan Alysse yang masih mengusap rambutnya. Hingga membuat wanita itu terkejut.

"Di pantry... "

"Aish sial!!" umpat Vincenzo Squire yang langsung berlari keluar kamar, menuruni anak tangga dengan wajah yang di penuhi oleh rasa panik dan takut. Sedang Alysse masih terlihat bingung, dan terus mengikuti langkah lebar Vincenzo Squire menuruni anak tangga.

"Vincenzo... " panggil Alysse saat melihat Vincenzo Squire yang nampak khawatir, bahkan masih terus berlari dan mengabaikannya.

"Vincent... What happened??" tanya Alysse ikutan cemas, mencoba mengikuti langkah lebar Vincenzo Squire.

"Vincent.... mau ke mana kau?" seru Alysse saat melihat Vincenzo Squire berlari keluar Villa, mengabaikan hujan deras dan petir di luar sana.

GUK... GUK...

Buddy ikut keluar, berlari mengikuti Vincenco Squire.

GUK... GUK...

"Tetap di tempatmu Buddy!!" seru Vincenzo Squire memerintahkan, namun di abaikan oleh Buddy yang terus berlari mengikutinya, seolah tahu jika tuannya akan menghadapi masalah di sana.

TVincenzo Squire terus berlari sekencang mungkin dengan perasaan yang di penuhi rasa takut, ketika membayangkan Elleanor Allmora sendirian tanpa cahaya sedikitpun, hingga air danau yang akan meluap dan bisa menyeret rumah pondok tersebut. Bahkan Vincenzo Squire mengabaikan kakinya yang tidak menggunakan alas, berlari di permukaan bebatuan yang tajam dan licin. Hingga mengabaikan tubuhnya yang beberapa kali terjadi sebab pandangan yang kian kabur oleh derasnya hujan. Di dalam pikiran Vincenzo Squire terus tertuju kepada danau, dan berharap air di danau tersebut tak lekas meluap

Namun sepertinya Vincenzo Squire salah, dan benar saja, air danau sudah membanjiri tempat tersebut, bahkan nyaris masuk ke dalam rumah, arusnya yang kencang menyulitkan Vincenzo Squire untuk masuk ke dalam rumah, bahkan bisa terseret jika nekat untuk menerobos. Aliran air dari pegunungan yang semakin deras menuruni bukit membuat air danau semakin meluap, hingga intensitas air semakin naik, di karenakan hujan yang semakin deras, begitu juga dengan angin dan petir yang menyambar.

"CLEMENTI..... CLEMENTI... "

Vincenzo Squire berusaha menerobos arus yang semakin deras, dengan memegangi pepohonan yang masih berayun ayun akibat angin yang bertiup semakin kencang. Sedang Buddy terus menggonggong, seolah sedang memanggil Elleanor Allmora yang belum terlihat di sana, begitu juga dengan Vincenzo Squre, sedang pintu pondok nampak terbuka lebar di hadapan mereka.

"CLEMENTI.... " panggil Vincenzo Squire sekali lagi saat berhasil mencapai pondok dan masuk ke dalam, terus berlari di tiap kamar, hingga pantry, dan halaman belakang yang sudah terendam air dengan arus yang deras, namun Vincenzo Squire tak menemukan Clementi di sana, dan kondisi gelap gulita membuatnya semakin kesulitan untuk mencari, hanya mengandalkan sinar dari petir yang kadang menyambar, dengan suara gemuruh yang menakutkan.

"CLEMENTI... WHERE ARE YOU.... " terisak Vincenzo Squire sekali lagi, bahkan ia sudah semakin panik, sebab tak menemukan Elleanor Allmora di manapun. Hingga petir kembali menggelegar dengan cahaya yang seketika terang, di dalam hitungan detik saat Vincenzo Squire berbalik ke arah kaca jendela dan melihat bayangan seseorang di jembatan kayu tepi danau yang hampir tenggelam.

"CLEMENTI... " panggil Vincenzo Squire saat menyadari jika sosok yang tengah memegangi kayu jembatan yang nyaris rubuh di sana adalah Elleanor Allmora. Berlari keluar, Vincenzo Squire berusaha menggapai kayu tersebut, meski tubuhnya beberapa kali nyaris terseret arus.

"DASAR BODOH!! APA YANG KAU LAKUKAN DI LUAR SAAT BADAI??" sentak Vincenzo Squire yang tak mempu menahan kekhawatiran dan ketakutannya. Sedang Elleanor Allmora yang sejak tadi sudah merasa ketakutan, cukup terkejut ketika melihat sosok Vincenzo Squire di sana, bahkan tak jauh darinya.

Meskipun ia benar benar tidak mengharapkan Vincenzo Squire di sana, sebab ia lebih berharap kepada Celio, dan Reberta, begitu juga dengan Ethan Sharos.

Dan yah, dia memang bodoh. Hanya karena ingin menikmati suasana malam di tepi danau, Elleanor Allmora mengambil lentera dan memutuskan untuk menikmati udara sejuk di tepi danau, berjalan di pinggir dermaga, namun tak sadar jika ada beberapa papan yang sudah lapuk di sana, hingga tiba tiba saja kakinya terjerembab masuk ke dalam papan rapuh, bersamaan dengan rasa ngilu dan sakit. Dan mungkin saja paku sudah merobek betisnya.

"Clementi... apa yang kau lakukan di sana??" tanya Vincenzo Squire membuyarkan lamunan Elleanor Allmora, bahkan tubuhnya sudah nampak bergetar menahan sakit dan dingin.

Aku tidak pernah mengharapkanmu di sini, aku bahkan tidak tahu, kau benar benar perduli padaku atau tidak. Namun, aku akan benar benar membencimu, jika kau pergi meninggalkanku. Batin Elleanor Allmora.

"Pergi dari sini!!" balas Elleanor Allmora tanpa terduga hingga membuat Vincenzo Squire terkejut saat sudah memegangi satu tiang jembatan.

"Apa maksudmu?" tanya Vincenzo Squire tak habis pikir jika dalam keadaan darurat pun Elleanor Allmora bahkan bisa mengusirnya.

"Apa yang kau lakukan disini? Apa kau benar benar akan menyelamatkanku kali ini? Tapi kenapa? Bukankah kau membenciku? Bahkan dari awal kau sudah ingin melihatku mati."

"Pegang tanganku Clementi!!" balas Vincenzo Squire mengabaikan Elleanor Allmora, bahkan terus mengulurkan tangannya ke arah gadis itu.

"Baiklah, aku akan memegangi tanganmu. Namun jawab pertanyaanku terlebih dulu."

"Apa sekarang waktunya bertanya Clementi?"

"Kenapa kau membenciku?" tanya Elleanor Allmora, mengabaikan air yang sudah semakin tinggi yang sebentar lagi bisa menenggelamkan mereka.

"PEGANG TANGANKU SEKARANG JUGA!! NOW!!" sentak Vincenzo Squire nyaris hilang kesabaran.

"AZURRI... " teriak Ethan Sharos yang tiba tiba muncul dari sana, berenang di antara arus deras, seolah sudah terbiasa dengan kondisi badai seperti ini, bahkan dengan lincah berpindah ke pohon satu dan yang lainnya, untuk menggapai tiang jembatan.

"Ethan... " panggil Elleanor Allmora, mengabaikan Vincenzo Squire yang masih menatapnya dengan tangan yang masih terulur.

"Azurri... berenanglah ke arahku, aku akan menangkapmu, bisakah aku melakukannya?" tanya Ethan Sharos yang tak bisa mencapai tubuh Elleanor Allmora.

"Tidak... kakiku terjebak Ethan, aku tidak bisa kemanapun... " balas Elleanor Allmora, sedang tiang jembatan yang sejak tadi di pegangnya sebentar lagi akan rubuh.

Dan mendengar hal demikian membuat Vincenzo Squire langsung memutuskan untuk menyelam, menghampiri kaki Elleanor Allmora yang benar benar terjerembab di antara dua papan rapuh, berusaha menarik kaki tersebut dengan cara melepaskan papan dengan sekuat tenaga, mengabaikan paku yang merobek lengannya, hingga berhasil melepaskan kaki Elleanor Allmora yang bahkan langsung terbawa arus, dan beruntung ada Ethan Sharos yang menangkap tubuhnya di sana, dan membawanya berenang ke tempat yang aman.

***

Bersambung...