Chereads / VINCENZO_ELLEANOR / Chapter 8 - Better Met.

Chapter 8 - Better Met.

GRAND CRAYON (AMERIKA SERIKAT)

HAVASUPAI.

Musim semi di Havasupai di awal bulan Maret, yang merupakan musim peralihan dari musim dingin ke musim panas yang ditandai dengan temperatur yang perlahan-lahan menghangat, sinar matahari yang mulai rutin serta lebih lama menyapa tak lupa ditandai dengan bunga-bunga liar yang mulai bermekaran dengan warna-warninya yang sungguh menyenangkan untuk dipandang. Pohon-pohon pinus yang tadinya gundul kedinginan kini dipenuhi lagi dengan dedaunan menghijau.

Dan di sana nampak terlihat seorang gadis dengan rambut coklat terang, terurai panjang yang saat ini tengah berbaring ditengah rerumputan yang di penuhi bunga liar nampak menikmati pergantian suasana dari musim sebelumnya di hari libur sekolahnya selama dua minggu.

Musim semi merupakan musim favorit bagi Elleanor Allmora, gadis berambut coklat panjang tersebut, selain musim panas tentunya karena selain mendapat background yang indah di sekitar pondoknya, suhunya juga tidak begitu panas di kulit. Dan salah satu sudut jalan dengan pepohonan dan juga rerumputan yang di penuhi bunga bunga liar adalah salah satu pemandangan favorit Elleanor Almorra, bahkan sejak awal musim semi beberapa hari lalu, gadis itu terus melintasi jalan tersebut dengan berjalan kaki, dan tak lagi menggunakan sepeda, sebab dengan demikian, ia bisa bebas bermain dan memetik bunga mawar di tiap sisi jalan setapak menuju Villa. Ataupun ketempat latihan memanahnya.

"Nona muda... " panggil Reberta perlahan, melangkahkan kaki dengan perlahan menuju ke arah Elleanor Allmora yang masih terbaring di atas rerumputan hangat sambil menikmati cahaya pagi jari yang sangat menghangatkan. Bahkan sesekali tangannya terlihat menggapai di atas sana. Sungguh satu kebiasaan yang belum juga hilang dari Elleanor Allmora.

"Nona muda... "

"Iya Reberta, aku di sini," jawab Elleanor Allmora membalikkan wajah dan bisa melihat langkah langkah kecil Reberta yang kini tengah menghampirinya.

"Sayang, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan." balas Reberta saat sudah berdiri di samping Elleanor Almorra yang masih enggan untuk beranjak. Hingga Reberta sendiri memilih untuk duduk di sana.

"Ada apa? Apa Ethan ke kota lagi dan tak latihan bersamaku lagi?" tanya Elleanor Allmora masih tak memalingkan pandangannya dari awan putih yang terlihat indah di atas sana.

"Tidak nona,"

"Lalu apa?"

"Tuan muda... " Reberta menghentikan kalimatnya, menatap Elleanor Almorra yang nampak biasa saja, bahkan tak terlihat ekspresi apapun di wajahnya, bahkan ia masih asik menulis di udara dengan gerakannya perlahan.

"Dia di sini!" sambung Reberta yang langsung menghentikan gerakan tangan Elleanor Almorra. Bahkan gadis itu terlihat menarik nafas panjang, sebelum beranjak dari tidurnya dan langsung duduk melipat kedua lututnya dengan hati yang nampak gusar.

"Aku... Tidak ingin bertemu dengannya," balas Elleanor Allmora menatap wajah Reberta yang nampak khawatir, bahkan langsung mengusap rambut panjang Elleanor Almorra dengan perlahan.

"Sayang, kau tidak seharusnya bersikap demikian. Aku rasa, tuan muda kesini untuk mengunjungimu." ucap Reberta.

"Tapi aku tidak ingin di kunjungi olehnya Reberta, dia pria kejam tak punya hati. Dingin, kasar, dan menyebalkan. Aku tidak menyukainya."

"Sayang... "

"Lagi pula ini 10 tahun berlalu, aku pikir dia sudah melupakan semuanya,"

"Tuan muda tidak akan pernah melupakan anda! Karena kalian berdua tidak akan bisa terpisahkan."

"Kenapa? Kenapa tidak bisa? Aku memiliki kehidupanku sendiri, dan dia tidak berhak untuk mencampuri kehidupanku, sudah cukup selama ini ia terus mengontrol kehidupanku hingga aku harus mengikuti semua keinginannya. Sebenarnya kenapa? Ada apa?" tanya Elleanor Allmora yang kembali dengan perasaan marah dan kecewanya lagi.

Mendengar nama Vincenzo Squire membuatnya kembali mengingat segala kenangan buruk di sepuluh tahun yang lalu, dan Elleanor Allmora tak bisa melupakan semua hal buruk tentang Vincenzo Squire dengan mudah, bahkan ia tak habis fikir mengapa Vincenzo Squire seolah memegang kendali atas kehidupannya. Dan yang lebih membuatnya semakin tak mengerti sebab semua orang di sekitarnya seolah tunduk dan patuh pada perintahnya.

"Nona Clementi, sebelum kedua orang tuan nona meninggal dunia, mereka terlebih dahulu menitipkan anda kepada keluarga tuan muda, dan... Sudah tugas tuan muda untuk menjaga anda hingga di seumur hidup anda. Sebab anda adalah tanggung jawabnya.

Jika memang demikian, mengapa ia tak menyukaiku, bahkan membiarkanku nyaris tenggelam di danau. Batin Elleanor Allmora yang masih betah menyimpan rahasia tersebut, dan sama sekali tak menceritakannya kepada siapapun, termasuk Reberta yang sudah ia anggap sebagai seorang ibu.

"Meskipun demikian, dia tidak perlu seperti itu, mengendalikan kehidupanku," balas Elleanor Allmora menundukkan wajah dan menyandarkannya di atas kedua lutut yang masih ia peluk.

"Maafkan aku, jika hal ini membuatmu merasa tak nyaman."

"Kenapa harus kau yang meminta maaf Reberta, semua ini bukanlah salahmu." ucap Elleanor Almorra memeluk tubuh Reberta.

Tidak nona, aku juga bersalah atas semua yang terjadi, aku harap kau bisa memafkanku suatu hari nanti. Balas Reberta mengusap punggung Elleanor Allmora lembut, sebelum mengecup sisi kepala gadis itu dengan penuh kasih sayang.

"Kau tidak perlu merasa bersalah Reberta, aku tahu, kalian sudah sangat menjaga dengan baik, dan aku bersyukur memilikimu dan Celio, bahkan kau memberiku Ethan, sosok yang membuat hari hariku jauh lebih menyenangkan. Jadi aku mohon... Berhentilah meminta maaf. Aku janji padamu tak akan mengeluh lagi. Maafkan aku Reberta," balas Elleanor Almorra mengeratkan pelukan beberapa saat sebelum melepaskan pelukannya.

"Kembalilah ke Villa, mungkin tuan muda itu sudah mencarimu!" balas Elleanor Allmora tersenyum simpul.

"Apa kau tidak akan ke Villa bersamaku? Tuan muda pasti akan menanyakanmu."

"Tidak Reberta, aku rasa aku akan terus di sini, kau bisa mencari alasan untukku, aku mohon... Aku benar-benar tak ingin bertemu dengannya."

"Lalu, bagaimana dengan Buddy?"

"Buddy? Dia di sini?" tanya Elleanor Allmora seketika berbinar.

"Yah," angguk Reberta, berharap agar Elleanor Allmora tertarik dan mau ikut bersamanya ke villa agar ia tak perlu mencari alasan untuk berbohong kepada Vincenzo Squire.

"Sampaikan salamku buat Buddy, katakan padanya, jika aku juga sangat merindukannya, tapi aku tidak bisa menemuinya." balas Elleanor Allmora yang bahkan kepalanya lebih keras dari yang Reberta ketahui.

"Apa kau yakin? Buddy nampak gemuk dan semakin cantik," bujuk Reberta yang hanya di balas gelengan pelan oleh Elleanor Allmora yang sudah terlanjur membuat keputusan.

"Tuan muda juga, tumbuh menjadi pria yang sangat tampan dan... "

"Ayolah Reberta, mereka akan mencarimu jika tak kunjung ke sana." potong Elleanor Allmora yang benar benar tak tertarik, entah mau setampan apa Vincenzo Squire, gadis itu benar benar tak perduli.

"Baiklah, sampai jumpa di pondok sayang," Balas Reberta menyerah dan langsung beranjak dari duduknya, berjalan meninggalkan Elleanor Allmora yang masih duduk di sana, menuju ke Villa.

* * * * *

Bersambung...