Chereads / VINCENZO_ELLEANOR / Chapter 13 - Remember bad memories.

Chapter 13 - Remember bad memories.

Vincenzo Squire tidak menyambutnya dengan baik, bahkan anak itu terlihat tak suka dengan pertemuan mereka, berbeda dengan Elleanor Allmora yang nampak bahagia setengah mati. Sebab sudah sangat lama ia menunggu momen tersebut.

Namun ada apa dengan sikapnya? Apa tuan muda tidak ingin bertemu denganku? Ia bahkan terlihat tak suka padaku. Batin Elleanor Allmora terpaku di tempatnya, meski senyum masih terukir di bibir mungilnya.

"Ada apa?" tanya Vincenzo Squire dingin. Menatap wajah Elleanor Allmora tajam hingga membuat jantung gadis kecil itu berdetak dengan cepat akibat terkejut juga ketakutan.

"Apa kak Vincent ke sini untuk menemuiku?" tanya Elleanor Allmora dengan polosnya, mengabaikan sikap dingin Vincenzo Squire padanya. Mungkin ini pertemuan pertama mereka, meskipun mereka sudah pernah bertemu sebelumnya, tepatnya ketika Elleanor Amora baru saja terbangun dari koma. Namun ini kali pertama mereka saling sapa. Meski kesan pertama Elleanor Allmora sudah merasa tak nyaman dan takut.

"Apa kak Vincent juga merindukanku?" sambungnya.

"Tidak!" jawab Vincenzo Squire tetap datar tanpa ekspresi.

"Apa?"

"Aku tertarik dengan danau ini, jadi aku ke sini." balas Vincenzo Squire menatap tajam Elleanor Allmora sebelum kembali  memalingkan pandangannya ke arah danau.

"Tapi... "

"Bukankah sudah aku katakan agar tak perlu menungguku?"

"Maaf... Aku hanya.. "

"Kau benar benar membuatku muak, berhenti menelfon dan memintaku untuk mengunjungimu ke sini!" balas Vincenzo Squire membuat perasaan Elleanor Allmora terluka, bahkan seketika sesak. Merasa nyeri meski hanya untuk bernafas.

"M-aafkan aku kak... Aku hanya merindukanmu,"

"Berhenti meminta maaf!"

"Tapi kenapa? Apa aku telah membuat kesalahan padamu? Bahkan selama ini kak Vincent tidak pernah menemuiku di sini, ada apa? A-pa telah terjadi sesuatu?"

"Kenapa aku harus menemuimu?" yanya Vincenzo Squire yang membuat kesedihan Elleanor Allmora semakin mendalam.

"Maafkan aku... " ucap Elleanor Allmora dengan hati yang terluka atas sikap dingin Vincenzo Squire padanya.

Ia bahkan sudah membayangkan. Akan sebaik apa, sehangat apa, dan seramah apa seorang Vincenzo Squire. Namun sepertinya ekspetasi Elleanor Allmora terlalu tinggi, ia bahkan sudah salah menilai seorang tuan mudah. Dan hal itu cukup membuatnya sangat kecewa. Hatinya terluka tanpa aba aba, bahkan kedua matanya nampak berkaca dan ingin menagis saat itu juga. Hingga saat melihat Vincenzo Squire berpaling dan melangkah meninggalkannya pergi.

"Kak Vincent... tunggu.. " panggil Elleanor Allmora yang bahkan langsung berlari dan berdiri di hadapan Vincenzo Squire.

"Ada apa lagi?"

"Aku merindukan kakak,"

"Apa kau bodoh? Menyingkir dariku!!"

"Kak, apa aku berbuat salah? Mengapa kakak terlihat sangat membenciku?" tanya Elleanor Allmora yang masih berdiri di hadapan Vincenzo Squire tanpa menyingkirkan tubuhnya sedikitpun.

"Apa aku butuh alasan untuk membencimu?" tanya Vincenzo Squire memiringkan kepala, menatap wajah memerah Elleanor Allmora yang jelas terlihat sedang menahan tangis. Perasannya benar benar terluka saat ini.

"Tidak.. kakak berhak membenci siapapun,"

"Kau tahu itu. Aku hanya tidak menyukaimu!" balas Vincenzo Squire.

"tapi... "

"Menyingkirlah!!" balas Vincenzo Squire yang langsung menepis tubuh Elleanor Allmora dengan sangat keras, hingga membuat tubuh gadis kecil itu terjengkang dan langsung terjatuh ke danau.

"Ahhk... tolong... kak... aku tidak bisa berenang.. " jerit Elleanor Allmora yang terus menggerakkan kedua tangannya, menggapai permukaan air danau. Namun sedikitpun Vincenzo Squire tak bergerak dari sana. Ia masih dengan posisinya, menatap Elleanor Allmora yang mulai kehabisan nafas.

"Tolong... kak... " jerit Elleanor Allmora, sedang Vincenzo Squire hanya berdiri di sana, dengan satu sudut bibir terangkat ke atas. Membentuk sebuah senyum smirk.

Dia terlihat benar benar membenciku saat itu, ia bahkan tersenyum saat aku nyaris kehabisan nafas di dalam danau, tapi kenapa ia kembali dan menguasai kehidupanku? Apa dia berniat akan membunuhku secara perlahan? Batin Elleanor Allmora memejamkan mata. Berusaha untuk kembali melupakan kenangan itu.

"Berhentilah bersedih," ucap Ethan Sharos membuyarkan lamunan Elleanor Allmora, bahkan langsung membuka kelopak mata dan mendapati wajah dengan sorot mata yang di penuhi kehangatan milik Ethan Sharos.

"Tidak, aku hanya sedang mengingat kenangan kenangan indah di sini, berharap bisa kembali suatu saat nanti dan hidup tenang di sini." jawab Elleanor Allmora.

"Azurri, bukankah kau bisa ke sini kapan saja? Kenapa ucapanmu seolah akan pergi selamanya?"

Karena kau tidak tahu, orang seperti apa Vincenzo Squire. Dia seorang psikopat gila yang menyebalkan. Balas Elleanor Allmora membatin.

"Kau tahu, jika aku tidak bisa pergi begitu saja sesuai keinginanku sendiri. Meski ada Reberta dan Celio juga Celio di sampingku." jawab Elleanor Allmora

"Apa ini permintaan tuan muda?" tanya Ethan Sharos, saat mendapati Elleanor Allmora yang nampak gelisah. Bahkan tak menjawab pertanyaannya, hingga Ethan Sharos yakin jika itu memang benar. "Apa dia bersikap baik padamu?"

Untuk sesaat Elleanor Allmora terdiam, tak mungkin jika berkata jujur, entah Ethan Sharos mengetahuinya ataupun tidak, ia hanya tidak ingin membebani Ethan Sharos atas perasaannya yang tertekan dan ketakutan juga kebencian saat berada di samping Vincenzo Squire.

"Tidak Ethan,"

"Lalu?" tanya Ethan Sharos yang sebenarnya sudah tahu, jika selama ini hubungan antara Elleanor Allmora dan Vincenzo Squire dalam keadaan tidak baik.

Bahkan ia masih sangat mengingat, bagaimana dulunya Elleanor Allmora yang sangat mengagumi tuan muda Vincenzo Squire, bahkan tiada hari tanpa memuji dan merindukan pria itu, menyebut namanya dan berharap bisa bertemu dan menjadi teman terbaiknya. Namun semunya berubah ketika insiden di tepi danau saat itu.

Ia bahkan masih mengingat bagaimana paniknya ia saat melihat Elleanor Allmora mulai kehabisan nafas, bahkan tak bergerak lagi, dengan tubuh yang menghilang dari permukaan danau, ia yang ketakutan terus berenang kedalam air, berharap bisa mendapatkan tubuh Elleanor Allmora yang masih mengambang sebelum terlalu jauh masuk kedalam dasar danau yang lumayan dalam.

Dengan gerakan yang semakin cepat, ia terus bergerak ke dasar danau sebelum kehabisan nafas. Hingga ia berhasil memegangi tangan Elleanor Allmora yang langsung di tariknya sekuat tenaga. Merangkul pinggang Elleanor Allmora dan kembali berenang ke permukaan. Hingga ia bisa bernafas lega saat sudah melihat cahaya di atas sana. Bersamaan dengan kepalanya yang langsung menyembul ke permukaan danau. Berenang sekuat tenaga menuju ketepian sambil memeluk tubuh Elleanor Almorra yang sudah tak sadarkan diri.

Entah sudah berapa banyak air yang tidak sengaja di minum oleh Elleanor Allmora. Dengan membaringkan tubuh Elleanor Allmora di atas rerumputan, ia mendekatkan telinganya ke sebelah mulut Elleanor Almorra, untuk merasakan udara di pipinya. Bahkan tak hanya memeriksa nafas Elleanor Almorra, ia juga memeriksa dada gadis untuk memastikan nafasnya, memeriksa denyut nadinya selama 10 detik sebelum melakukan resusitasi jantung, dengan cara menekan bagian tengah dada dengan menggunakan dua tangan yang saling tumpang tindih.

* * * * *

Bersambung...