Chereads / VINCENZO_ELLEANOR / Chapter 15 - Don't touch mine

Chapter 15 - Don't touch mine

"Apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu Clementi?"

"Aku membencimu!!" Ucap Elleanor Allmora tanpa mengalihkan pandangannya ke wajah Vincenzo Squire yang bahkan langsung tersenyum, nampak satu sudut bibir terangkat ke atas dengan sisi alis yang terlihat naik.

Sedikit membungkuk sambil mencondongkan wajahnya kedepan, bahkan tanpa aba aba langsung mencengkram pipi Elleanor Allmora yang seketika sesak nafas dengan kedua tangan yang meremat pinggiran sofa dengan erat.

"Maka teruslah membenciku Clementi, bencilah aku sebanyak yang kau mau. Namun satu hal yang harus kau ingat, kebencianmu padaku tidak akan merubah apapun. Kau akan tetap berada di dalam cengkramanku, apapun yang kau lakukan, hanya atas seizinku. Kau lupa? You are mine," balas Vincenzo Squire melepaskan cengkraman tangan dan berbalik hendak pergi.

"Aku bukan milikmu tuan, tubuhku adalah milikku sendiri, bukan milik siapapun, termasuk anda." seru Elleanor Allmora dengan suara yang bergetar, ketika Vincenzo Squire kembali menatapnya dengan tatapan tajam menikam. Menyeringai, bersamaan dengan cengkraman tangan di leher jenjangnya.

"Itu tidak berlaku untukmu nona!!" bisik Vincenzo Squire, sedang Elleanor Allmora hanya bisa memejam menahan sesak, saat merasakan jemari pria itu semakin erat melingkar di lehernya.

Bahkan Elleanor Allmora sudah pasrah jika ia memang harus berakhir di tangan pria psikopat itu, hingga akhirnya ia sadar, jika pria itu benar benar bisa membiarkannya hidup, juga bisa membunuhnya dengan mudah. Dan tak ada yang bisa mencegahnya. Termasuk Mozha Filippo, Celio, juga Anthony yang hanya berdiri di sana tanpa melakukan apapun.

Bahkan Reberta hanya bisa mengeluarkan air mata tanpa suara di sudut ruangan dan tak berani mendekat. Sebenarnya kekuasaan seperti apa yang ia miliki, mengapa semua orang sangat tunduk dan mematuhi perintahnya. Membiarkannya melakukan hal hal yang keterlaluan. Hingga mereka nampak tak perduli meski ia mati di tangan Vincenzo Squire, sebesar apapun rasa sayang mereka padanya, namun tetap tak berkutik saat Vincenzo Squire menyakitinya.

"Reberta!!" panggil Vincenzo Squire tanpa mengalihkan pandangannya. Mendorong dengan keras hingga tubuh Elleanor Allmora membentur sadaran sofa.

"I-ya tuan... " sahut Reberta yang langsung melangkah mendekati Vincenzo Squire yang terlihat mengepalkan tangannya kuat.

PLAAKK!

Satu tamparan keras mendarat ke wajah Reberta hingga membuat Elleanor Allmora terperangah dengan air mata yang seketika luruh, bahkan langsung menutupi mulutnya nyaris menjerit dengan kedua tangan saat melihat sudut bibir Reberta yang mengeluarkan darah, hendak beranjak namun di urungkan ketika meihat Reberta sedikit menggeleng padanya, dan memberikan isyarat jika ia harus diam di tempat agar tak memperburuk keadaan, ia juga memberikan isyarat kepada Elleanor Allmora yang terus mengeluarkan air mata jika ia baik baik saja.

"Sikap seperti apa ini? Apa yang sudah kau ajarkan padanya selama ini?" tanya Vincenzo Squire menatap tajam ke arah Reberta yang hanya bisa tertunduk..

"Maafkan aku tuan..."

PLAAKK!

Satu tamparan keras kembali mendarat di wajah Reberta hingga membuat Elleanor Allmora semakin panik, dengan air mata yang semakin luruh.

"DIA MENJADI SANGAT LANCANG SEKARANG!!! APA ITU DIDIKKAN DARIMU REBERTA??!" tanya Vincenzo Squire meninggikan suara.

"Tuan muda, tenanglah.." bujuk Mozha Filippo yang akhirnya bersuara.

"AKU TIDAK MENYUKAI SEORANG PEMBANGKAN!!" balas Vincenzo Squire menatap Elleanor Allmora yang sesegukan sambil terus membekap mulutnya sendiri.

Dan di detik berikutnya, matanya kembali melebar saat melihat Vincenzo Squire kembali mengangkat telapak tangan dan siap menampar Reberta.

"Jangan memukuli Reberta!!" seru Elleanor Allmora beranjak, hendak menghampiri Reberta namun lengannya kembali di cengkram dengan sangat erat oleh Vincenzo Squire.

"Kau pikir apa yang akan kau lakukan??!"

Menatap tajam menikam hingga membuat Elleanor Allmora nyaris semaput karena panik. Tubuhnya bergetar oleh rasa amarah yang tak bisa di bendung. Ingin memaki keras namun ketakutan saat melihat darah segar menetes dari sudut bibir Reberta.

Vincenzo Squire benar tak main-main dengannya. Pria itu berubah menjadi sangat menakutkan.

"Maafkan aku... Maafkan aku... Jangan sakiti Reberta, dia tidak salah, aku yang salah.. aku mohon..." tangis Elleanor Allmora memohon untuk Reberta.

"Kau pikir aku harus menyalahkan siapa atas sikapmu? Merekalah yang harus bertanggung jawab atas sikap pembangkangmu." balas Vincenzo Squire dingin.

Mengalihkan pandangan ke arah Celio yang bahkan langsung berjalan menuju ke arahnya, seolah tahu jika ia juga harus ikut bertanggung jawab atas sikap Elleanor Allmora yang membuat Vincenzo Squire geram. Bahkan hanya berselang detik saja satu tendangan tepat mendarat di dada Celio, hingga membuat tubuh pria itu tersungkur ke atas lantai.

"Tidaaakkk.... Jangaan... Hentikan... Jangan lagi memukuli mereka tuan, aku mohon... Mereka tidak salah... Sebaiknya hukum aku saja."

Tangis Elleanor Allmora pecah saat itu juga, meraung meminta belas kasihan. Celio dan Reberta adalah orang terdekat Elleanor Allmora, bahkan gadis itu sudah sangat menyayangi mereka. Hingga melihat keduanya kesakitan karena ulahnya membuat hatinya sungguh terluka.

"Kau tahu itu tidak akan terjadi nona, biar mereka yang menanggung kesalahanmu! Bukankah itu bagus? Jadi semakin besar kau membuat kesalahan, maka semakin besar pula hukuman yang akan mereka terima." balas Vincenzo Squire.

"Baiklah... Baiklah... Aku tidak akan membuat kesalahan lagi, aku akan menurutimu, apapun itu. Tapi jangan pernah menghukum mereka.. Aku mohon... Jangan sakiti mereka.. "

Elleaor Allmora kembali memohon. Nampak tak berdaya, bahkan terlihat pasrah di hadapan pria angkuh itu. Pria yang wajahnya menggelap, selalu murung seakan menyimpan sejuta kesedihan dan kemarahan tetapi juga nampak angkuh. Karakteristik raut super maskulinitas sejati, semakin kental sematkan "The Real Bad Boy" pada Vinzenco Squire dengan bekas luka memanjang di lengan. Pria itu sepertinya banyak menghabiskan waktu untuk bertarung.

"Apa itu artinya kau sudah tahu harus bersikap apa nona?" tanya Vincenzo Squire mengalihkan pandangan ke arah Elleanor Allmora.

"Yah.. Aku tahu.., aku tahu..," angguk Elleanor Allmora yang langsung berlari memeluk Reberta saat Vincenzo Squire melepaskan cengkraman tangannya, bahkan langsung beranjak dari sana, melangkah masuk ke dalam kamar.

"Reberta, obati lukamu," ucap Mozha Filippo sebelum menyusul Vincenzo Squire kedalam kamar.

"Sebenarnya apa yang mengganggu anda tuan muda?" tanya Mozha Filippo saat sudah berada di dalam kamar, dan mendapati Vincenzo Squire yang tengah berdiri di balkon kamarnya dengan kedua tangan menopang di kayu pembatas. Bahkan wajahnya masih memerah menahan amarah yang belum juga mereda.

"Pria itu... Beraninya dia memeluk Clementi." jawab Vincenzo Squire dengan wajah yang masih menggelap.

"Maksud anda? Ethan?"

"Jangan pernah menyebutkan namanya di hadapanku Mozha!! Aku bisa bisa membunuhnya saat ini juga." balas Vincenzo Squire dengan graham yang terdengar gemeretak, bersamaan dengan urat yang mencuat keluar di lehernya.

"Anda cemburu?"

"Aku hanya tak menyukai milikku di sentuh oleh orang lain!!"

"Yah, mereka memang dekat, dan... "

"Cukup Mozha!! Kau membuat hatiku semakin panas, tidak ada yang boleh dekat dengan Clementi, siapapun itu."

"Baiklah, anda bisa mulai membuatkannya Castel setinggi mungkin dan mengurungnya di sana, agar tidak ada satupun yang mendekatinya." saran konyol dari Mozha Filippo.

"Yah, aku rasa itu bukan ide yang buruk!"

"Jangan gila tuan muda, jika anda benar-benar melakukan itu, nona Clementi akan mengakhiri hidupnya. Percayalah, anda akan kehilangan dia."

"Lalu apa yang harus aku lakukan Mozha? Aku benar benar tidak suka jika Clementi di dekati oleh siapapun. Demi Tuhan aku akan mematahkan tangan dan kaki mereka, bahkan mencungkil kedua bola mata mereka jika berani menatap Clementi."

"Tenanglah tuan. Anda tidak bisa bersikap seperti itu. Bahkan Buddy lebih beruntung sebagai hewan peliharaan saat anda memberiakannya kebebasan."

"Clementi berbeda dengan Buddy,"

"Yah aku tahu, tapi... Jika anda terus bersikap demikian, Clementi akan semakin membenci anda, apa anda tidak masalah dengan itu?"

"Aku sungguh tidak peduli Mozha, sebesar apapun kebenciannya padaku. Aku benar benar tidak perduli." balas Vincenzo Squire keras kepala.

"Lalu apa tujuan apa tetap menahannya? Jika anda tidak bisa membuatnya luluh kepada anda?" tanya Mozha Filippo.

Tersenyum. "Aku akan membuatnya luluh padaku Mozha. Kau bisa melihatnya. Ia akan luluh dan merasa jika hanya aku yang berhak memilikinya." jawab Vincenzo Squire.

* * * *

Bersambung...