"Baiklah, sampai jumpa di pondok sayang," balas Reberta menyerah dan langsung beranjak dari duduknya, berjalan menuju ke villa, meninggalkan Elleanor Allmora yang masih duduk di sana dengan pikirannya sendiri.
Mengapa ia tiba tiba merasa jika musim semi kali ini tidak akan menyenangkan lagi. Mendengar kabar jika Vincenzo Squire sedang berada di Villa saat ini seketika membuatnya gelisah, entah apa yang salah dengan perasaannya, yang jelas ia mendadak khawatir, jika tak mampu menghadapi Vincenzo Squire. Ia bahkan berharap jika pria itu melupakannya saja.
Elleanor Allmora kembali menyandarkan dahi di atas lututnya, ingin rasanya bersembunyi di satu tempat di mana Vincenzo Squire tidak bisa menjangkaunya. Ia tahu, meskipun selama sepuluh tahun ini Vincenzo Squire tak pernah terlihat menginjakkan kaki di Villa, bahkan sekalipun mereka tak pernah bertemu. Namun Elleanor Allmora merasa jika selama sepuluh tahun ini Vincenzo Squire-lah yang telah mengatur hidupnya, dan hal apa saja yang boleh dan tidak boleh di lakukan. Bahkan Elleanor Allmora merasa jika ia adalah sebuah boneka bagi Vincenzo Squire. Namun tak berkutik, sebab ia tak punya kuasa untuk melawan, bahkan ia tidak bisa memungkiri jika seluruh hidupnya adalah tanggung jawab keluarga Vincenzo Squire yang kini di mandatkan padanya.
Dan di situlah Elleanor Allmora merasa jika ia tak berhak memilih jalan untuk kehidupannya sendiri. Dan harus mengikuti langkah kaki Vincenzo Squire, meskipun pria itu menuntunnya ke dasar jurang sekalipun.
Guk... Guk...
Suara Buddy yang begitu tiba tiba, seketika membuyarkan lamunan Elleanor Allmora yang langsung mengangkat wajah, dan menolak. Dan benar saja, Buddy sedang berlari ke arahnya saat ini, ternyata anjing tersebut tak melupakannya, meski waktu sudah lama berlalu, bahkan anjing itu langsung duduk di sampingnya, sambil terus mengibaskan ekor, hingga membuat Elleanor Allmora tak berhenti gemas dan langsung memeluk tubuh Buddy yang semakin besar dengan bulu semakin mengkilap dan lebat.
"Apa kabar Buddy, Oh look... you're getting bigger, aku merindukanmu," ucap Elleanor Allmora masih memeluk tubuh Buddy.
"Apa kau sendirian? Kenapa kau bisa menemukanku di sini?" tanya Elleanor Allmora masih memeluk tubuh Buddy. Hingga di detik kemudian ia baru menyadari jika ada satu sosok yang kini tengah berdiri di balik punggungnya.
Vincenzo Squire berdiri di sana sambil bersidekap, menatap punggung Elleanor Almorra yang masih belum menyadari kedatangannya, hingga suara gonggongan Buddy menyadarkannya jika ada seseorang di balik punggungnya, hingga membuat gadis itu berbalik dan langsung berdiri.
Lekukan feminim proposional berahang tirus, bibir sensual, pupil hitam pekat di mahkotai iris biru terang, lengkap dengan pandangan tajam sisipkan kesan yang begitu anggun, namun cidera sebab tak ada senyum diwajah sempurna Elleanor Allmora yang saat ini tengah berdiri tepat di hadapan Vincenzo Squire yang kini tengah menatapnya tak berkedip. Bahkan Elleanor Allmorra bisa melihat kesepian di sorot mata Vincenzo Squire.
"Apa yang kau lakukan di sini tuan muda?" tanya Elleanor Almorra, namun pria di hadapannya hanya diam tak menjawab. Sungguh padanan dari sikap tertutup.
Pria dengan ekspresi datar, nampak tak memiliki empati, seolah tak acuh, mempertegas kesan angkuh, penuh rahasia dan tertutup, hingga membuat Elleanor Allmora berdecak prustasi..., Siapa pria ini sebenarnya?
"Apa kabar Clementi?" tanya Vincenzo Squire yang akhirnya bersuara. Sedang Elleanor Allmora yang sudah terlanjur kesal atas sikap diam Vincenzo Squire beberapa menit lalu, enggan untuk menjawab, ia hanya terlihat menarik nafas dalam sebelum mengalihkan pandangan ke arah Buddy yang masih duduk di sampingnya.
"Seperti yang anda lihat tuan muda, aku selalu baik-baik saja." jawab Elleanor Almorra masih menatap Buddy, seolah jawaban tersebut di tujukan kepada Buddy yang kembali menggonggong gembira.
"Syukurlah..."
"Yah, sudah sangat lama... Aku pikir anda sudah melupakan semuanya!" jawab Elleanor Allmora masih berdiri di tempatnya.
Menatap Vincenzo Squire yang kini tengah berjalan menuju ke arahnya. bahkan Elleanor Allmora merasa jika tiba tiba saja ia merasa tak bisa menggerakkan kaki, meskipun hanya untuk berjalan mundur saja untuk menjauh dari jangkauan Vincenzo Squire yang semakin dekat padanya.
"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Elleanor Allmora mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
"Tidak perlu segugup itu, aku hanya ingin melihatmu lebih dekat!" jawab Vincenzo Squire menghentikan langkah kakinya saat ujung sepatunya nyaris menyentuh ujung sepatu Elleanor Allmora yang masih menatap kedepan, tepatnya di dada lebar Vincenzo Squire yang tertutupi sweater.
"Tidak perlu sedekat ini," balas Elleanor Allmora hendak berjalan mundur namun dengan cepat Vincenzo Squire melingkar satu lengan kokohnya di pinggang ramping Elleanor Allmora yang seketika terkejut, bahkan langsung mencengkram kuat lengan Vincenzo Squire dan mendorong tubuh itu, meski tak berhasil, bahkan tubuhnya semakin rapat melekat di tubuh Vincenzo Squire yang masih menatap pucuk kepala Elleanor Allmora dengan satu sudut bibir terangkat keatas.
"Apa yang anda lakukan? Lepaskan!!" pinta Elleanor Allmora mendongak ke atas, menatap kesal wajah Vincenzo Squire yang nampak tersenyum dengan satu sudut bibir terangkat ke atas.
"Apa kau ingin lari dariku?" tanya Vincenzo Squire dengan suara berat, mengamati tiap sudut wajah Elleanor Allmora yang nampak sempurna di matanya. Bahkan untuk pertama kalinya ia merasakan debaran jantung yang berdetak tak karuan. Hingga ia tahu, jika ia menyukai Elleanor Allmora dan tak berniat melepaskan gadis itu.
"Lepaskan aku!! Aku mohon..., Kau membuatku sesak nafas," balas Elleanor Allmora kembali mencoba untuk mendorong tubuh Vincenzo Squire namun hasilnya selalu sama. Pria itu bahkan semakin mengeratkan lingkaran lengannya ke pinggang Elleanor Allmora.
"Kenapa kau tidak menyambutku?" tanya Vincenzo Squire menatap iris biru itu lekat.
"Apa aku perlu melakukan itu?"
"Yah,"
"Mengapa?"
"Karena kau adalah milikku Clementi!"
"Apa?" tanya Elleanor Allmora mengernyit, bahkan tiba tiba sesak nafas saat telapak tangan Vincenzo Squire perlahan menyentuh lehernya dan sedikit mencekiknya.
"Kamu hanya bergantung pada keputusan yang aku ambil Clementi, setiap bagian dari dirimu adalah milikku! Kamu bisa mati dan hidup hanya atas keinginanku. Kamu seharusnya tidak pernah melupakan itu." ucap Vincenzo Squire dengan satu sudut bibir terangkat ke atas, di ikuti dengan tatapan mata tajam seperti biasa, dengan satu alis yang ikut terangkat keatas.
Sedang Elleanor Allmora hanya terdiam dengan nafas yang memburu. Tidak menyangka jika akan mendegar kalimat yang menurutnya sangatlah menakutkan. Bahkan saat Vincenzo Squire mengecup pipinya pun, ia masih terdiam dengan nafas yang semakin semakin sesak. sebenarnya adalah akan menjalani kehidupan apa sekarang? Mengapa ia sampai jatuh ketangan seorang pria abnormal seperti Vincenzo Squire, pria yang posesif dan obsesi. Dan itu sungguh menakutkan.
Kau tidak akan melakukan itu padaku, pergilah... Aku mohon.. Pergi dariku. Batin Elleanor Allmora.
"Lepaskan!!" balas Elleanor Allmora mendorong tubuh Vincenzo Squire sekuat tenaga. Hingga ia bisa bernafas dengan lega saat Vincenzo Squire melepaskan rangkulan tangannya. Bahkan tanpa berfikir panjang, Elleanor Allmora langsung berlari, meninggalkan Vincenzo Squire yang masih berdiri di sana memandangi punggung Elleanor Almorra yang semakin menghilang dari pepohonan pinus.
"Kau adalah milikku Clementi!" ucapnya.
* * * * *
Bersambung...