"Anes!"
"Anes!!"
"Anes!!!"
"Kenapa? Kenapa?" Kinan membuka pintu ikutan panik.
Reygan menggigit lidahnya sendiri. Dia lupa kalau barusan dia membuat rusuh di rumah orang.
"Maaf, Bang. Anes ada?"
"Kalau hari minggu gini, dia bangunnya siang." Kinan menguap. Gerimis turun sejak subuh tadi. Jadi dia juga hanya bergelung di balik selimut.
Reygan tampak kecewa.
"Nanti siangan dikit ke sini lagi aja."
"Tapi ini penting, Bang."
"Penting? Lo mau ngelamar Anes sekarang? Mau beli cincin, ya?" Kinan memang suka berlebihan.
"Nggak, Bang. Duh, penting pokoknya."
Kinan kemudian membuka pintu lebih lebar. "Masuk, deh. Kalau bisa lo bangunin sendiri aja orangnya.
"Tapi..."
"Aneska tidur di ruang tengah. Semalem maraton nonton drama korea terus ketiduran. Bangunin aja sana." Kinan berjalan masuk sambil menguap. Reygan akhirnya mengikuti di belakangnya.
"Om sama Tante ke mana, Bang?" tanya Reygan ketika dia sudah memasuki rumah itu.