Pagi ini Elisa sedang membantu Bibi menyiapkan sarapan ketika Beni datang berkunjung. Lelaki yang bekerja sebagai asisten Jonathan ini baru pulang dari Bali dan diminta untuk melihat kondisi Elisa ketika Jonathan sedang pergi ke Korea. Sebenarnya Beni masih lelah tetapi Jonathan tidak pernah mengenal sebuah penolakan.
"Selamat pagi," sapa Elisa ketika membukakan pintu untuk Beni. Mereka memang sudah dekat karena nyaris setiap hari Beni pasti datang ke apartemen untuk menemui Jonathan. Hari ini pun meski Jonathan tidak ada di rumah tetapi Beni tetap berkunjung karena itu merupakan bagian dari tanggung jawabnya. Dia memiliki tugas untuk memastikan kondisi Elisa baik-baik saja meskipun tidak ada Jonathan di rumah.
"Mari kita makan bersama," ajak Elisa setelah Beni masuk ke dalam apartemen. Bibi sudah menyiapkan menu yang cukup menggugah selera untuk mereka santap. Beni tentu tidak bisa menolaknya. Apalagi dia juga belum sempat sarapan dan di rumahnya memang tidak ada ART. Beni memang tinggal sendirian di apartemennya. Dia mempekerjakan seorang ART yang hanya bertugas membersihkan rumahnya setiap pagi dan dia bisa pulang setelah sore harinya. Beni bukanlah orang yang nyaman tinggal bersama dengan banyak orang.
"Baiklah, kebetulan aku juga belum sarapan," sahut Beni dengan senyuman manisnya. Terkadang Elisa merasa senang setiap kali ada Beni di rumah. Pemuda itu selalu tahu bagaimana cara untuk membuat Elisa merasa nyaman. Dengan kehadiran Beni, Elisa tidak pernah merasakan kesepian.
Mereka menikmati sarapan yang sudah disedikan oleh Bibi. Sesekali Beni menatap wajah Elisa yang sedang makan dan perasaan bersalah muncul di dalam hatinya. Ya, beberapa waktu yang lalu ketika sedang mengurus proyek perusahaan di Bali, secara tidak sengaja Beni menemukan kebenaran tentang Elisa dan kehamilannya. Beni yang saat itu menginap di hotel langganan perusahaan tiba-tiba tertarik untuk melihat rekaman CCTV peristiwa yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Yaitu peristiwa ketika Jonathan menginap disana dan menghabiskan malam bersama perempuan yang tidak dikenal. Beni yang merasa penasaran mencari tahu kebenarannya dan terkuaknya kebenaran. Saat itu Jonathan terkesan tidak peduli dengan siapa dirinya bermalam karena saat itu dirinya mabuk.
Ternyata gadis yang menghabiskan waktu dengan Jonathan adalah Elisa. Beni sangat kaget ketika mengetahui hal tersebut. Dia tidak mempercayai semua yang nampak di dalam CCTV tersebut.
Kemudian, Beni mencari informasi mengenai beberapa pengujung yang mengadakan pesta di hotel dalam waktu beberapa bulan sebelumnya. Disana nampak kampus miliki Elisa yang memang mengadakan pesta kelulusan disana. Semua fakta yang diperoleh Beni semakin menguatkan dugaan bahwa lelaki yang menghamili Elisa adalah Jonathan. Beni mulai ragu dengan surat dokter yang mengatakan bahwa Jonathan mengalami kemandulan. Jika benar Elisa hamil karena Jonathan maka kontrak pernikahan mereka sepatutnya berakhir.
"Hei, kenapa kamu melamun?" tanya Elisa kepada Beni yang memang melamun karena teringat pada petualangannya di Bali. Lelaki itu masih berusaha mengumpulkan bukti yang lebih banyak lagi mengenai kejadian di malam itu.
"Ah tidak. Sebenarnya aku hanya sedang kepikiran tentang sesuatu. Aku bingung kalau seandainya hal itu yang terjadi," sahut Beni yang mencoba mengalihkan pembicaraan. Dia sengaja memancing rasa ingin tahu Elisa supaya bisa mengorek informasi tentang kehamilannya.
Ternyata dugaan Beni benar karena sekarang Elisa memang sangat penasaran dengan sesuatu yang sedang dipikirkan oleh Beni.
"Memangnya ada masalah dengan proyek yang sedang kalian kerjakan?" tanya Elisa yang penasaran. Dia tidak menaruh curiga jika yang sedang dibicarakan oleh Beni bukanlah tentang proyek perusahaan melainkan dirinya.
"Bukan, semuanya berjalan dengan lancar kok. Hanya saja aku sedang berpikir mengenai kehamilanmu. Semakin lama perutmu semakin besar. Aku hanya berpikir kenapa kekasihmu begitu tega meninggalkanmu di saat mengandung. Apakah dia tidak memiliki perasaan sedikitpun," pancing Beni. Dia berpura-pura menyantap makanan di depannya seolah tidak memperhatikan reaksi Elisa yang merasa sedih. Elisa memang nampak murung setelah mendengarkan apa yang diucapkan oleh Beni.
Elisa menelan salivanya dan menghela napas panjang. Dia merasa tidak nyaman dengan kesimpulan yang dikatakan oleh Beni.
"Sebenarnya kamu salah duga," ungkap Elisa kepada Beni.
Beni berpura-pura kaget dan menatap wajah Elisa lekat seakan perempuan itu baru saja mengatakan sesuatu yang mengejutkan dirinya.
"Apa maksudmu?" tanya Beni.
Elisa masih tetap mengaduk makanan di atas piringnya dengan tatapan yang kosong. Beni jelas mengetahui apa yang sedang di pikirkan oleh Elisa saat ini karena dia yang memulai pembicaraan mereka.
"Sebenarnya aku tidak mengandung dengan kekasihku. Maksudku adalah aku sama sekali tidak memiliki kekasih. Bahkan pacaran saja tidak pernah kulakukan," ungkap Elisa. Kali ini wajahnya menatap ke arah Beni.
"Lantas, bagaimana kamu bisa hamil?" tanya Beni penasaran. Beni langsung meneguk air minum untuk meyakinkan aktingnya di depan Elisa. Dia memang pandai dalam memancing sebuah kebenaran muncul.
"Suatu ketika kampusku mengadakan acara kelulusan di Bali. Saat itu kami semua hadir disana. Aku yang tidak pernah mendatangi sebuah pesta akhirnya melakukan kesalahan. Aku salah minum dan akhirnya mabuk. Ketika aku kehilangan kesadaran itulah aku keliru masuk ke dalam kamar hotel yang kebetuan berada di dekat kamarku. Kamar itu mungkin terbuka sehingga aku bisa masuk ke dalamnya," ungkap Elisa sedih. Dia masih meratapi kenyataan yang sangat menyedihkan tersebut.
Beni terdiam. Dia mendengarkan cerita dari Elisa dengan penuh konsentrasi. Semua yang sudah dikatakan Elisa sejauh ini memang benar. Berdasarkan keterangan, Elisa memang menginap di kamar yang dekat dengan kamar yang ditempati oleh Jonathan malam itu.
"Apa yang terjadi kemudian?" tanya Beni.
Elisa menitikkan air matanya dan mengusapnya secepatnya. Dia merasa sedih dan menyesal atas semua yang terjadi di malam itu.
"Penghuni di dalam kamar itu mungkin mabuk atau bagaimana yang jelas dia memaksaku melakukan hubungan dengannya. Dan semua terjadi begitu saja. Aku telah kehilangan segalanya di malam itu," ucap Elisa terisak. Kali ini air matanya sudah tidak terbendung. Dia pun menangis di depan Beni.
Keduanya sama-sama terdiam. Sekarang Beni bisa membayangkan sehancur apa Elisa saat itu.
"Aku tidak menyangka semuanya terjadi padaku. Aku bahkan tidak berani melihat wajah lelaki yang sudah merenggut semuanya dariku. Pagi itu aku segera bangun dan berlari meninggalkan lelaki itu. Aku tidak berpikir tentang tanggung jawab atau semacamnya karena dalam hal ini aku yang bersalah karena salah masuk kamar," imbuh Elisa.
"Jadi, bayi yang kamu kandung itu adalah hasil perbuatan dari lelaki yang tidak kamu kenali waktu itu. Benarkah begitu?" tanya Beni. Dia cukup kaget karena Jonathan memang menjadi pelaku dalam peristiwa yang menghancurkan kehidupan Elisa.
Elisa sudah tidak mampu berbicara. Dia hanya mengangguk sebagai pertanda kalau semua yang dikatakan oleh Beni memang benar adanya.