Di sini, kami masih menyantap baso pedas, baso ini. Menurutku, baso ini tidak cukup pedas, tapi lebih pedas ketika mataku menyorot tajam ke hadapanku. Jose, menjadi sangat heran ketika tatapan dan suaraku sedikit lantang.
Saat tanganku mulai merasa kaku, dan akhirnya aku mengendur perlahan sambil membuang muka.
Tiba-tiba dia merampasku dan menarikku untuk ditatap lagi. Hingga akhirnya kami saling menatap dengan penuh tanda tanya. Meila yang duduk termangu malah bersuara kagum.
"Cieee … Ehem!"
Ya, suara si gadis genit ini sangat berisik. Sampai keringat dinginku mulai bercucuran dan merayap ke samping, hanya saja aku malu menampakkannya.
"Lepasin gue," kelitku pada Jose. Dia masih saja menatapku lurus, entah kenapa tangannya begitu kesal tak mau turun melepaskanku.