Hah! Aku membuang pandangan ini, lalu mengembalikan lamunanku yang ternyata hanya khayalan semata. Aku tiba-tiba saja terperanjak di tengah jalanan, mulai berbalik memandang Meila yang sudah menghamburkan lamunanku.
Mimpi, ini hanyalah kata mimpi yang bisa membuatku lebih percaya diri untuk merampas tubuh Jose. Mana mungkin?
"Hooo!!"
Bibirku berbentuk O, menggelengkan kepalaku sambil menatap punggung Jose yang sudah menjauh lalu melesat ke samping diriku berada.
"Kak Ocha kenapa?" Meila melenggakkan kepalanya ke dekat tubuhku, mungkin ada sesuatu yang bisa dia telusuri dariku.
Tanganku melambai supaya Meila tidak mempertanyakan lamunan tadi. Kakiku terbawa untuk melupakan kejadian dalam lamunan agar tidak membuatku merasa malu dan canggung. Tepat di hadapan kami, Jose sudah menunggu kehadiranku.
Aku dan Meila ikut menatap dirinya yang tidak menunjukkan keramahannya pada kami.
