Sungai penuh bebatuan itu memiliki air jernih. Alirannya lumayan deras, meskipun airnya dangkal. Ada beberapa orang yang juga tengah memanfaatkan air sungai untuk mandi dan mencuci pakaian.
Seumur-umur Gama baru melihat pemandangan itu. Para wanita hanya mengenakan kain yang melilit tubuhnya. Mereka mengobrol dengan bahasa yang tidak Gama pahami, sesekali obrolan mereka diselingi tawa renyah.
"Bayu! Iku sopo? Ndak mbok kowe kenalke?" tanya salah seorang wanita yang sedang mencuci baju di atas bebatuan.
"Sing iki ojo diganggu, Yu. Wis ono sing nduwe," sahut Bayu.
"Sopo? Mbakmu yo?"
"Kepo."
Wanita-wanita itu lantas tertawa. Mata mereka tak hentinya mencuri pandang kepada Gama yang tengah mandi di sebuah mata air.
Kirana yang duduk di atas sebuah batu hanya senyum-senyum melihat tingkah mereka. Seandainya wanita-wanita itu tahu bagaimana perangai Gama sebenarnya, Kirana yakin tingkah mereka tidak akan secentil itu.
"Kirana!"