Lambaian tangan Raja bisa segera Kirana lihat ketika dia baru memasuki restoran bersama Gama. Kakak tiri bosnya itu hanya sendiri, tidak ada Silvana di sebelahnya.
"Aku males liat wajahnya, Kirana," ucap Gama seraya membuka kancing lengan kemejanya dan menggulungnya ke atas.
"Mas ke sini untuk memenuhi undangan Silvana. Anggap saja Pak Raja nggak ada. Saya akan pastikan, Mas lebih banyak berinteraksi dengan Silvana nanti."
Gama tidak merespons. Entah apa yang sedang Kirana rencanakan, dia tidak peduli.
"Selamat siang, Pak. Maaf, sudah membuat Anda menunggu," sapa Kirana begitu sudah sampai di meja reservasi mereka.
"Nggak masalah, Kirana. Bahkan seabad pun saya rela menunggu untuk wanita secantik kamu," balasan ucapan Raja terdengar berlebihan. Sangat berlebihan di telinga Gama. Namun, lelaki itu malas merespons. Dia memilih menarik kursi dan mengabaikan keberadaan kakak tirinya.