"Makan malam?"
Dua alis Kirana naik mendengar ajakan makan malam yang Raja sampaikan lewat telepon.
"Iya, Nona. Kamu ada waktu?" tanya Raja di ujung sana.
Kirana tidak langsung menjawab. Jari-jarinya mengetuk-ngetik permukaan meja. "Apa ini usaha Anda untuk meminta saya membujuk Pak Gama agar mau membantu soal pembebasan tanah itu? Kalau benar, lupakan, Pak. Saya tidak bisa melakukannya."
"Tentu saja bukan, Nona. Saya sudah lama sebenarnya ingin mengajak kamu makan malam, tapi belum menemukan momen yang tepat karena akhir-akhir ini benar-benar sibuk," bantah Raja di seberang sana.
Ini masih terasa janggal di telinga Kirana. Untuk apa lelaki yang sudah memiliki tunangan mengajaknya makan malam?
"Bagaimana, Nona Kirana? Apakah weekend ini kamu punya waktu?" tanya Raja lagi, sedikit memaksa.
"Saya tidak tahu, Pak. Karena waktu saya milik Pak Gama."
Terdengar desahan di ujung sana. "Kalau begitu, beritahu saya kalau kamu punya waktu longgar. Kapan pun kamu bisa."