Jika biasanya Kirana hanya diam, kali ini wanita itu membuka sedikit bibirnya, sehingga Gama dengan mudah memperdalam pagutannya. Kecupan lembut itu makin lama makin menuntut.
Dengan masih menempelkan bibir satu sama lain, Gama mengangkat tubuh Kirana yang membuat tungkai wanita itu sontak melingkari pinggulnya. Tanpa melepas ciuman itu, Gama bergerak mundur perlahan.
Gerakannya terhenti ketika langkahnya mengenai tepian tempat tidur, dia lantas jatuh terduduk dengan Kirana yang ada di pangkuannya. Ciuman keduanya terurai dan tatap mereka bertemu. Tidak ada sepatah kata keluar, atau apa pun yang harusnya salah satu dari mereka lontarkan.