Cahaya matahari pagi menyelinap ke sela-sela kecil dinding kayu rumah Kirana. Seberkas sinar terangnya membentuk garis lurus di udara lalu jatuh tepat ke wajah Gama.
Pria itu masih terlelap dengan napas teratur. Membiarkan seberkas sinar itu mengenai wajahnya.
Kirana yang baru saja selesai mandi pagi, bergerak mendekat. Dengan iseng dia menghadang berkas cahaya itu dengan telapak tangan, membuat Gama makin terlihat nyaman tertidur.
Kirana mengulum senyum lalu menarik tangannya menjauh, membiarkan sinar itu kembali mengenai wajah Gama. Dia melakukannya berulang, hingga terlihat pergerakan kecil dari wajah bosnya.
Wanita yang masih mengalungkan handuk di leher itu terkikik, melihat wajah Gama meringis dengan mata memicing. Dia kembali memajukan telapak tangannya menutupi sinar matahari, tapi tanpa diduga sesuatu menyambar tangannya dengan cepat, dan menyebabkannya terdorong ke depan. Sejurus kemudian tubuhnya terperenyak, menindih tubuh Gama.