Dengan sedikit ngotot dan juga paksaan, akhirnya pihak hotel mau mencarikan supir untuk Kirana. Wanita itu membawa tubuh Gama yang tertidur dibantu oleh salah seorang pegawai hotel serta Sukma, turun ke lantai bawah.
Tubuh Gama lantas dibaringkan di jok penumpang. Kirana menyusul kemudian. Dia menyangga dan menyandarkan kepala Gama di pangkuannya.
"Ke rumah sakit, Mbak?" tanya supir yang sudah siap di belakang kemudi.
"Tidak. Kita ke Gunung Kidul."
Supir itu sedikit mengernyit, tapi mulai menyalakan mesin mobil.
"Nona Kirana jangan panik dan harus tetap tenang," ucap Sukma yang duduk di depan bersama si Supir.
Kirana kembali melihat keris itu yang masih terus berputar di atas perut Gama, mengikuti ke manapun lelaki itu. Cahayanya makin terang.
"Hanya Nona Kirana yang bisa melihat keris itu. Orang lain tidak bisa."