Chereads / Menuju Hatimu / Chapter 29 - Apa Yang Terjadi Pada Helda

Chapter 29 - Apa Yang Terjadi Pada Helda

Jalanan yang tadi ramai berubah menjadi sepi, mungkin karena hari sedikit panas membuat orang-orang enggan bepergian. Di jalan sepi itu dua orang pria muda berjalan dengan wajah yang terlihat lesu.

"Aku tak pernah melihat Helda seperti itu, apakah kamu tahu sesuatu Jeff?" salah satu pria tampak menghentikan langkahnya dengan wajah yang tampak memikirkan sesuatu

"Terjadi sesuatu yang besar di masa lalu.... aku tidak bisa menceritakannya padamu Risman...." jawaban itu tak membuat pria bernama Risman itu senang, tapi setidaknya dia tahu kalau yang terjadi pada Helda adalah hal yang buruk di masa lalu.

"Aku ingin bertanya padanya..... tapi lebih baik aku menanyakannya nanti saja...." Risman tampak hendak mengambil ponsel yang ada di saku celananya, tapi dia membatalkannya. Perjalanan mereka terhenti saat melihat seorang gadis sedang jajan di warung pinggir jalan. Mereka kemudian saling pandang dengan wajah yang tersenyum jahil

"Wah.... Honey.... keliatannya kamu sedang sangat senang...." seru Risman dan Jeffery yang langsung menghapiri gadis itu

"Ngapain mereka cengengesan gitu...." gumam Honey menoleh pada kedua pemuda yang terlihat mecurigakan

"Kalian sudah selesai menggoda para kakak cantik?" tanya Honey menatap kedua pria itu datar

"Tentu aja udah itu sebabnya kami sekarang di sini...." jawab Jeffery dengan wajah yang tampak sangat ceria.

"Liat dari wajah kalian yang tersenyum senang.... nomer telpon sama sosmednya kayaknya kalian udah dapetin...." ucapan Honey hanya di jawab dengan anggukan serta senyum manis yang merekah di wajah kedua temannya itu. Honey langsung tersenyum sinis ke arah mereka

"Wajar aja neng.... anak laki--laki segede gini emang lagi masanya buat ngejar atau di kejar sama cewek-cewek...." Bapak tukang warung tiba-tiba ikut dalam perbincangan yang tak perlu tersebut. Jawaban Bapak warung tentu membuat Honey menatap Bapak itu tajam. Tatapan mata yang seperti akan menelannya membuat Bapak itu menyerahkan belanjaan Honey dengan gemetaran. Dan Honey menarik belanjaanya kasar

"Mang Komar uang nya udah pas kan....?" pertanyaan Honey langsung di jawab anggukan oleh si Bapak penjaga warung

"Udah neng..." tanpa banyak bicara lagi Honey pergi dari warung tersebut, Jeffery dan Risman tetap membuntuti Honey yang terlihat kesal.

"Anak-anak zaman sekarang kalo lagi ngambek nyeremin banget...." gumam Mang Komar sambil terus melihat Honey yang di ikuti kedua temannya

"Kenapa kalian ngikutin aku?" sambil memakan es krim Honey terus berjalan tanpa memperdulikan teman yang ada di belakangnya

"Apa Helda ngehubungi atau ngechat kamu?" tanya Risman dengan suara yang terdengar ragu, Honey menghentikan langkahnya dan berbalik

"Aku dari tadi sibuk latihan fisik terus mandi dan sampai sekarang aku belum cek ponsel. Terjadi sesuatu di antara kalian?" dengan wajah yang curiga Honey menatap kedua pemuda itu

"Aku merasa nggak punya masalah sama dia.... tapi dari tadi muka Helda kusut banget kayak cucian lecek...." Risman mengambil jajanan Honey karena teman perempuannya itu terlihat memikirkan sesuatu tentang Helda

"Tadi saat lari bareng aku dia keliatan baik-baik aja, tapi ada yang sedikit berbeda darinya. Aku nggak tahu pasti tapi begitu dia lihat food truck tempat kalian menggoda para cewek.... dia langsung berubah jadi terlihat sangat kesal...." Honey mengingat mimik wajah Helda yang berubah drastis saat itu, wajah yang tak pernah di lihat Honey selama ini.

"Dia selalu ceria apapun yang terjadi, tapi wajahnya tadi terlihat marah, kesal, dan kecewa. Tapi anehnya dia malah berjalan ke arah food truck itu, aku pikir kalian berdua yang buat dia marah...." jawaban Honey membuat Risman dan Jeffery saling pandang

"Tapi kalau dia marah sama kita, dia pasti nggak akan mau bicara atau bercanda tadi...." Risman mengingat tadi saat dia menjahili Helda di sana, gadis itu tampak seperti biasanya

"Mungkin terjadi sesuatu di rumahnya...." Jeffery berjalan kembali dengan wajah yang terlihat mencurigakan

"Kamu tahu sesuatu bukan?" Honey berjalan di sampingnya dengan menatap Jeffery penuh rasa penasaran

"Sesuatu apa? Nggak ada yang kayak gitu...." Jeffery tertawa garing, jelas kalau dia sedang menyembunyiikan sesuatu

"Aku tahu kamu itu cerdas, tapi aku juga tahu kalau kamu nggak bisa bohong. Karena kalau kamu bohong telingamu akan memerah...." Risman menatap daun telinga Jeffery yang memerah, mendapat banyak tekanan dari kedua temannya membuat wajah Jeffery juga ikut memerah

"Katakan saja apa yang kamu sembunyikan...." Honey berlagak seperti preman yang sedang menagih hutang pada Jeffery

"Kalian berdua ngapain sih? Aku nggak tahu apa-apa..." jalan Jeffery semakin cepat hingga setengah berlari. Namun, itu tak menyurutkan rasa penasaran Risman dan Honey. Mereka berdua terus mengejar temannya itu hingga akhirnya mereka tiba di depan rumah Jeffery.

"Aku mau pulang dan istirahat kalian berdua juga sebaiknya pulang...." Jeffery membuka gerbang rumahnya dan masuk, tapi siapa sangka Honey dan Risman juga ikut masuk. Kegigihan kedua sahabat yang berteman sejak bayi itu membuat Jeffery terkesan sekaligus tertekan.

"Aku kira tadi yang bakal di jahili itu Honey, tapi kenapa sekarang jadi aku?" gumam Jeffery dengan wajah yang terlihat khawatir

"Kita ingin tahu apa masalahnya, lagian kalau kita nggak tahu akar permasalahannya mungkin aja nanti kita buat kesalahan dan akhirnya Helda ngambek. Kamu mau tanggung jawab...." ancaman Honey jelas bukan bentuk perhatian terhadapa Helda. Gadis itu hanya ingin tahu apa yang terjadi pada Helda.

"Kalian berdua terlihat jelas hanya penasaran bukan perhatian...." wajah Jeffery kali ini terlihat tegas membuat Honey dan Risman terdiam

"Kalau kalian punya masalah yang nggak ingin di bagi dengan orang lain apakah kalian akan senang terus di tanya seperti tadi?" pertanyaan Jeffery langsung di balas dengan gelengan kepala dan wajah yang sedih

"Terkadang ada hal yang sulit di bagikan dengan orang lain dan berharap hal itu tak pernah di ketahui oleh siapapun. Aku rasa Helda juga begitu, bukannya aku tak mau memberi tahukan kalian masalah Helda. Hanya saja aku sudah berjanji padanya kalau masalahnya tak boleh di bagikan pada siapapun juga...." wajah sedih Honey dan Risman terlihat jelas saat mendengar penjelasan Jeffery

"Aku kira dia akan berbagi dengan ku apapun itu...." Honey yang baru memulai hubungan pertemanan dengan Helda terlihat sedih

"Dia pasi butuh waktu untuk bisa berbagi segalanya denganmu, ini bukan masalah karena kalian berdua baru akrab atau dia tak menganggapmu sebagai teman. Namun, ini tentang kesiapan untuk memberitahukan isi hatinya...." Honey terlihat sedikit bernafas lega mendengar nasihat Jeffery

"Apa kamu bercita-cita menjadi psikiater seperti ibuku?" tanya Risman yang memiliki ibu dengan profesi itu, pertanyaan Risman membuat Jeffery dan Honey tertawa

"Aku... megatakan itu berdasarkan pengalaman..." Jeffery tersenyum cerah mengatakan itu, dan Risman menganggukan kepalanya tanda dia mengerti maksud Jeffery.

"Meski butuh waktu agak lama, dia pasti akan menceritakan hal yang mengganjal hatinya...." Jeffery menghela nafas panjang sambil tersenyum, Risman juga ikut tersenyum

"Apa kalian berdua pacaran? Tatapan mata kalian terlihat lain...." dengan wajah yang polos Honey menatap kedua temannya yang sedang saling bertukar pandang

"Kamu ngomong apa?Jangan ngaco....!" seru kedua pemuda itu tatapan yang tadi terlihat lembut berubah menjadi tatapan penuh kekesalan

"Kenapa kalian ngambek? Aku kan cuman bertanya...." Honey tertawa kecil sambil kembali memakan es krimnya yang mulai meleleh. Di tempat lain terlihat Helda yang duduk di atas kursi sambil melihat ponselnya. Dia terus menatap layar ponselnya yang terdapat photo kelas karya wisata.

"Aku masih sangat kecil waktu itu...." wajah Helda terlihat sangat sedih tapi dia tak mengeluarkan air mata. Tatapan matanya hampa seakan photo itu menyimpan kenangan buruk di masa lalu.

************