Tahun ajaran baru di mulai kembali, seperti sudah tradisi setiap naik kelas maka kelas sebelumnya akan di pecah. Pembagian kelas sengaja di lakukan oleh para guru agar para sisiwanya bisa saling mengenal dengan siswa lain dan bukan dengan teman yang itu-itu saja. Para siswa akan mencari nama mereka di depan pintu kelas. Bila ada nama mereka tertera di sana maka itu yang akan menjadi kelasnya
"Sekarang kita nggak sekelas...." Risman menepuk-nepuk bahu Honey saat dia menemukan namanya di pintu kelas
"Kamu masuk kelas 11-2 rupanya, sepertinya kamu akan sekelas lagi dengan dia..." Honey menunjuk ke dalam kelas itu
"Wah... tampaknya yang tersisa hanya Helda sekarang...." Risman tersenyum dan pergi menghampiri Jeffery, senyum langsung terpancar dari mereka
"Mereka bahkan langsung menjadi teman sebangku..." gumam Honey saat melihat Jeffery meminta Risman untuk duduk bersamanya. Dia kemudian kembali berjalan mencari namanya di kelas sebelah.
"Honey...." suara Helda langsung membuat Honey tersenyum cerah, dia langsung melambaikan tangannya pada Helda yang terlihat tersenyum lebar dan melompat-lompat di kerumunan
"Kita satu kelas....!" mendengar itu Honey langsung berlari ke arah Helda dan melihat nama yang di tunjukan oleh Helda. Wajah bahagia mereka langsung terpancar jelas begitu Honey melihat namanya ada di sana. Kedua gadis itu keluar dari kerumunan dan berpelukan sambil melompat senang. Kegembiraan yang saat ini mereka rasakan bukan hanya milik mereka. Karena terlihat banyak orang lain lagi yang senang bisa sekelas bersama teman mereka lagi. Di saat bahagia terkadang ada saja orang yang merusak suasana dengan mengatakan hal-hal yang menyebalkan.
"Apa ini taman bermain? Kenapa mereka sangat kekanakan dengan melompat-lompat begitu?" wajah angkuh dan dandanan yang mencolok terlihat dari gadis yang mengatakan itu. Dia menatap beberapa gadis seakan para gadis itu hal yang menjijikan.
"Kenapa dia?" tanya Honey pada Helda
"Aku dengar dia orang yang paling menyebalkan di angkatan kita, kenapa kita harus sekelas dengannya?" Helda tampak kesal melihat gadis sombong itu
"Honey.... kita sekelas...." perhatian mereka teralih saat melihat Linda berlari ke arahnya dengan wajah yang gembira
"Benarkah? Kalau begitu kita bertiga sekelas...." Honey sangat senang saat mendengar kabar baik itu
"Dia juga sekelas dengan kita namanya Yuni, dia cantik bukan? Kami sebangku saat kelas 10...." Linda memperkenalkan temannya yang terlihat sangat imut dengan kulit putih dan wajah kecilnya
"Aku juga sebangku dengan Helda waktu di kelas 10...." Honey takjub oleh hal-hal kecil ini
"Ayo kita cari tempat duduk yang berdekatan...." Helda mengajak teman-temannya masuk kelas
"Kita duduk di sini...." Honey menunjuk bangku pertama di dekat jendela
"Tumben banget....?" Helda heran pada Honey yang semangat menyimpan tasnya di bangku depan
"Aku harus mempertahankan nilai, duduk di depan membuatku fokus...." Honey menepuk-nepuk kursi di sebelahnya mengisyaratkan Helda untuk duduk di sampingnya
"Baiklah.... kalo gitu aku juga ingin fokus....." Helda tersenyum dan duduk di bangku yang Honey inginkan
"Jangan terlalu fokus.... kemarin kamu juara 3 di kelas..." jiwa kompetitif Honey mulai merambat ke nilai ujiannya juga
"Kamu ingin jadi juara kelas?" tanya Linda yang duduk di bangku ke 2 tepat di belakang Honey. Wajah heran Helda ternyata juga di miliki oleh Linda saat mendengar permintaan Honey.
"Setidaknya aku juga ingin mencobanya...." jawab Honey sambil tersenyum dan menyenggol Helda
"Kamu terlalu sering bertengkar dengan Jeffery sampai mulai terpengaruh dengan nilai ujiannya juga...." Helda menyalahkan Jeffery yang sering meledeki Honey bodoh hingga membuat gadis di hadapanya ini jadi menginginkan nilai yang bagus.
"Kalian tidak suka kalau aku fokus belajar?" tanya Honey menatap Helda dan Linda bergantian
"Iya.... fokus belajar kan adalah hal yang bagus...." Yuni yang tidak mengetahui bagaimana Honey kalau sudah bertekad langsung mendukungnya
"Yuni.... kamu juara pertama di kelas sebelumnya, karena ucapanmu kamu akan kesulitan mulai sekarang...." Linda menepuk-nepuk bahu Yuni, sedangkan Yuni menjadi bingung dengan tatapan Linda dan Helda.
"Aku akan meminta bantuan darimu boleh?" Honey mulai tersenyum cerah karena mendapat dukungan
"Aku akan bantu kamu semampuku...." jawab Yuni sambil tersenyum manis
"Gadis polos ini akan segera kesal...." Helda melirik Linda
"Dia gadis yang sangat sabar, tapi aku tidak tahu kesabarannya akan tetap terjaga atau akan meledak...." jawab Linda
"Wah....! Kumpulan gadis keren sedang bercanda....!" terdengar suara keras dari bangku belakang, Honey dan yang lainnya berbalik mencari tahu siapa yang mereka maksud
"Mereka bahkan berbalik kemari dengan bersamaan...." mereka tiba-tiba saja tertawa saat melihat Honey dan teman-temannya menoleh
"Apa mereka sedang meledek?" tanya Honey pada teman-temannya
"Jangan perdulikan mereka hanya gadis yang haus perhatian...." dengan segera Helda memutar kepala Honey agar tidak terus melihat ke arah segerombolan gadis yang mengejeknya. Helda tahu betul kalau temannya sangat pemarah, jadi dia berusaha membuat Honey tak terpancing
"Aku dengar makhluk hidup akan berkumpul dengan species yang sama, orang-orang menawan akan berkumpul dengan yang sama menawannya. Lalu orang-orang bodoh yang merasa dirinya keren akan berkumpul dengan orang bodoh lainnya...." tawa kembali terdengar dari orang-orang itu, Honey berusaha tak mendengar ocehan mereka dengan mengobrol tentang rencana makan di depan sekolah sepulang sekolah.
"Wah.... mereka ternyata memang bodoh karena tidak menyadari dirinya sedang di cemooh. Aku pernah lihat anak-anak yang ingin terlihat keren memang sering membuat dirinya terlihat bodoh dengan berpura-pura tak mendengarkan orang yang menasihatnya...." emosi Honey mulai memuncak dan hendak berdiri, tapi untungnya segerombolan orang yang Honey dan Helda kenal datang
"Honey...! Kayaknya anak ini mulai sakit...."
"Ngapain duduk di depan....?"
"Lihat dia bahkan sengaja duduk dengan orang-orang dengan nilai tinggi...."
"Kali ini tampak nya dia bukan hanya mengincar emas tapi juga nilai yang bagus...." kedatangan orang-orang itu membuat Helda bernafas lega dan perhatian Honey langsung teralih
"Kalian sekelas denganku?" tanya Honey dengan wajah yang tampak kaget
"Iya... tapi kayaknya kamu nggak sekelas dengan kembaranmu...." yang di maksud orang itu adalah Risman
"Apa aku harus selalu sekelas dengannya? Aku tidak seperti kalian bertiga yang harus selalu bersama, aku sudah cukup dewasa untuk hidup tanpa Risman...." jawab Honey dengan bangga
"Benar juga sekarang kamu sudah cukup dewasa dan tak membutuhkan pengawasan dari abang Risman...." Helda mulai meledeki Honey yang selalu di bantu oleh Risman.
"Aku bisa sendiri, dia aja yang berlebihan...." Honey tahu maksud Helda tapi terlihat jelas semua orang setuju dengan pemikiran Helda
"Kamu langsung punya teman baru?" tanya salah satu dari pemuda itu
"Iya..... dia Yuni cantik kan?" Honey tersenyum melihat ke arah Yuni
"Dia mulai bersikap baik di hari pertama....?" terlihat wajah bingung para pemuda itu
"Dia ingin meminta bantuan pada Yuni...." bisik Helda pada ketiga pemuda itu, mereka langsung mengangguk tanda mengerti, bagaikan itu bukan hal yang baru bagi ketiga pemuda itu.
"Aku Yoga...."
"Aku Hendry...."
"Aku Jony..." ketiga pemuda itu akhirnya memperkenalkan diri sambil tersenyum pada Yuni
"Aku Yuni..." sambil tersenyum manis Yuni menatap mereka bertiga
"Aku harusnya langsung tahu begitu melihat kalian datang kemari...." Honey yang melihat senyum di wajah para pemuda itu langsung paham kalau Yuni adalah tujuan utama mereka mendekat
"Kita cuman pengen kenalan kamu langsung buruk sangka aja...." jawab Jony
"Hati-hati sama yang ini... dia yang paling berbahaya...." Honey menoleh ke arah Yuni seolah berbisik tapi dia sengaja membesarkan suaranya. Tentu itu membuat ketiga pemuda itu langsung berkilah. Tawa canda mulai telihat dari meja Honey, dan kebahagiaan itu jelas membuat iri segerombolan gadis yang terus-terusan mengejeknya tadi. Tahun ajaran baru yang mendebarkan tampaknya akan sangat seru karena di temani oleh teman-teman yang menyenangkan, begitulah pikir Honey. Dia sudah terbiasa dengan orang-orang yang tidak menyukainya, yang penting baginya adalah masih adanya teman yang bisa membuatnya senang.
******************