Suara berisik dari gadis yang mengantri minuman memenuhi food truck itu, gadis-gadis yang terlihat berusia awal 20-an terlihat sangat terhibur oleh rayuan pria muda yang berjaga di sana. Riuh itu semakin kencang setiap pemuda itu mengatakan hal-hal manis
"Aahhh.... silau banget...." mendengar ucapan pria yang ada di hadapannya tampak gadis itu langsung mencari benda berkilauan di sekitarnya
"Apa yang silau...?" dengan wajah bingung gadis itu menatap pria muda di hadapannya
"Wajah cantik mu yang menyilaukan...." jawab pria muda itu dengan tatapan mata yang tajam, seketika teriakan histeris gadis-gadis meramaikan tempat itu
"Ini minuman untuk gadis yang menyilaukan...." pria muda itu memberikan segelas minuman dingin, dengan senyum manja gadis itu mengambil minuman tersebut. Jari mereka tanpa sengaja bersentuhan
"Wah... panas..." pria muda itu meniup-niup tangannya seakan tangannya terbakar
"Risman kamu kenapa? Ini kan minuman dingin...." tanya gadis itu khawatir
"Minuman itu memang dingin tapi sentuhan kakak panas.... very hot...." gombalan lain keluar dari mulut pria muda itu yang membuat gadis itu salah tingkah
"Ya ampun aku ingin memukulnya...." gadis yang sedang membuat minuman untuk para pelanggan lain tampak kesal dan menggacungkan gelas seperti akan melempar Risman dengan gelas itu
"Helda.... sebaiknya Risman jangan di pukul sekarang, terlalu banyak saksi mata...." pria muda lain yang ada di sana menepuk bahunya sambil tertawa
"Aku sangat kesal mendengar setiap gombalannya untuk para gadis sexy di sana...." Helda menatap pria yang tadi menepuk bahunya
"Biarin aja yang penting dia tetap membantu mengerjakan tugas ini..." sambil membereskan sampah pria itu tersenyum
"Jeffery...." mendengar namanya di panggil pria muda itu berbalik
"Iya...."
"Nggak jadi deh nanti aja...." jawab Helda sambil melanjukan kegiatannya. Hari mulai panas pelanggan semakin banyak berdatangan membuat suasana di sana semakin ramai. Karena food truck itu hanya menjual makanan ringan dan minuman yang di peruntukan untuk di bawa pulang. Maka meski tempatnya ramai perlahan pelanggan akan berkurang. Walau makanan dan minuman itu di peruntukan untuk di bawa pulang, beberapa dari mereka ada yang memakannya di sana dan membuang sampah sembarangan. Hal itu menyebabkan Jeffery dan Risman harus membersihkan sampah-sapah itu sebelum menumpuk.
"Dewi.... sosis kentangnya udah matang...." Helda mengangkat makanan itu dan kembali mengerjakan pekerjaanya
"Oh... iya... aku lupa karena banyak yang pesen minuman juga...." jawab gadis bernama Dewi itu sambil mengemas minuman ke dalam plastik
"Aku kan udah bilang minuman aku yang kerjain dan kamu ngurusin makanan ringan...." jawab Helda sambil membuat beberapa gelas minuman dingin, tangannya cekatan mengambil tutup dan sedotan untuk minuman itu
"Aku cuman pengen bantuin kamu aja...." Dewi terlihat sedih karena Helda tampak sangat marah padanya
"Kamu bisa bantuin aku kalo kerjaan kamu itu udah beres..." jawab Helda sambil pergi mengantarkan pesanan karena suara teriakannya kalah oleh para gadis yang histeris. Jawaban ketus dari Helda tampaknya membuat gadis bernama Dewi itu sedih. Meski sedih dia tetap mengerjakan pekerjaannya
"Aku harus lebih bekerja keras lagi agar tidak membuat Helda dan teman-temannya kerepotan...." gumam Dewi
"Helda mengatakan sesuatu yang membuatmu merasa sedih?" entah sejak kapan Jeffery berdiri memperhatikan Dewi yang sedang bekerja
"Kamu keliatan kaget banget liat aku di sini...." Jeffery terseyum saat Dewi terlihat sangat kaget hingga terhenyak
"Kamu sejak kapan berdiri di sana? Kamu itu kayak hantu dateng dan perginya nggak ketahuan...." Dewi tersenyum
"Biar aku bantuin...." Jeffery masuk ke dalam truck lalu mengambil beberapa sosis dan juga membuat burger
"Nggak usah biar aku aja...." Dewi mencoba menghentikan Jeffery
"Kamu bungkus aja makanan yang udah matang dan antarkan ke pelanggan yang menunggu makanan itu...." Jeffery memegang tangan gadis itu yang hendak mengambil alih pekerjaanya. Senyum seketika terpancar dari wajah lelah Dewi
"Ok...." Dewi kemudian membungkus pesanan itu dan mengantarkannya ke pelangan yang menunggunya
"Bawanya jangan banyak-banyak nanti jatuh...." melihat banyaknya kresek yang Dewi bawa membuat Jeffery khawatir. Tapi Dewi tampak tidak mendengarkannya gadis itu terus berjalan sambil membagikan kresek itu ke pelanggannya. Kesibukan mereka terus berlanjut sampai menjelang sore hari.
"Minuman dan makanannya habis?" tanya Helda
"Iya.... hanya tersisa beberapa minuman dan sosis saja..." Dewi menunjukan barang yang tersisa
"Kalau begitu kita tutup saja...." Risman terduduk lemas dengan banyak keringat yang membasahi pakaiannya
"Iya kita tutup aja...." Dewi tersenyum sambil mulai membereskan sampah, Risman yang sudah tak sanggup berdiri hanya diam sedangkan Jeffery dan Helda kembali membantu Dewi mengerjakan semuanya. Setelah semuanya beres Dewi tampak menyajikan beberapa sosis kentang dan minuman
"Makanlah ini semoga kalian semua suka dan bisa membuat rasa lelah hilang...." senyuman Dewi membuat Jeffery dan Risman langsung datang menghampirinya
"Aku tadi sangat bersemangat sampai lupa kalau aku juga ingin makan ini...." Risman mengambil makanan tersebut
"Aku dari tadi hanya bisa mencium wangi sosis ternyata rasanya memang seenak yang aku duga...." Jeffery dengan lahap memakan sosis kentang tersebut, melihat teman-temannya lahap makan membuat Dewi tersenyum lega.
"Helda.... kamu juga...." Dewi hendak menawarinya makanan dan minuman itu tapi Helda terlihat bersiap-siap untuk pergi
"Aku pulang duluan...." Helda berlalu pergi tanpa menoleh sedikit pun, Jeffery dan Risman saling bertukar pandang bingung melihat Helda yang tak biasa
"Helda bayarannya...." Dewi berusaha mengejar Helda tapi dia terlambat karena rupanya Helda sudah memesan taksi online dan pergi dan memasukan sepeda lipatnya ke dalam taksi. Dewi memegangi amplop yang berisi uang tunai wajahnya tampak sangat sedih melihat mobil yang membawa Helda pergi.
"Helda kenapa? Dia nggak kayak biasanya...." Risman terlihat sangat bingung
"Sepertinya dia ke sini hanya di minta oleh orangtuanya saja...." jawab Dewi sambil tersenyum tipis
"Oh... aku lupa kalau dia itu sepupumu, tapi walau begitu setidaknya dia harus makan bukan. Walau dia pemilih biasanya dia sangat menghormati makanan...." Risman terus bicara dengan mulut yang penuh makanan, tingkah lucu Risman membuat Dewi tersenyum
"Sebaiknya kamu duduk dan makan juga...." Jeffery menarik kursi di sebelahnya meminta Dewi untuk duduk di sampingnya. Mereka kemudian duduk bersama dan mulai membicarakan para pelanggan yang tadi
"Tadi kamu keliatan seneng banget liat para kakak cantik...." Dewi memulai percakapan itu
"Bukan gitu... kita nggak kayak yang kamu pikirkan...." Risman berusaha mengelak
"Kamu paling lancar membuat gombalan hingga para kakak cantik itu menjerit histeris...." Dewi kembali menggodanya tapi Risman tetap mengelak
"Aku melakukan itu agar mereka senang dan membawa teman-temannya kemari, kalau mereka membawa teman-temannya pelanggan kita makin ramai bukan?" ucapan Risman memang benar soal menarik pelanggan tapi untuk menggoda para gadis itu hanya hobinya saja.
"Oh... ayah..." Dewi tersenyum saat melihat seorang pria berusia sekitar 50-an menghampirinya. Pria itu terlihat berkeringat sangat banyak dan bajunya tampak kusut
"Gimana dagangnya laris...?" pria itu bertanya sambil tersenyum manis ke arah anaknya itu
"Dagangannya sangat laris karena di bantu oleh mereka dan juga... Helda..." mendengar nama Helda di sebutkan senyuman semakin merekah di wajah pria itu
"Benarkah? Lalu di mana Helda sekarang?" tanya pria itu dengan wajah yang berbinar
"Dia sudah pulang...." jawab Dewi, wajah yang tadi tersenyum lebar perlahan memudar
"Ayah duduk dulu biar aku buatkan minuman...." Dewi pergi membuat minuman untuk ayahnya
"Terima kasih banyak karena kalian mau membantu anak ku berjualan, berkat kalian dagangannya terjual habis. Kalian berdua pasti sangat lelah melayani pelanggan...." mendengar ucapan terima kasih dari pria itu Jeffery dan Risman langsung menggelengkan kepalanya
"Nggak kok... kami malahan senang bisa membantu soalnya kami jadi bisa belajar cara berjualan...." Jeffery dan Risman tersenyum ke arah paman itu. Mereka kemudian mengobrol sambil menikmati minuman dan makanan yang tersisa. Setelah makanan dan minuman itu habis, Dewi membagikan amplop berisi uang tunai. Awalnya Risman dan Jeffery menolak tapi berkat paksaan ayah nya Dewi mereka menerimanya. Dewi pulang bersama ayahnya dengan menggunakan food truck yang tadi di pakai jualan. Sedangkan Jeffery dan Risman pulang ke rumah mereka dengan berjalan kaki sambil mengobrol.
"Tampaknya hubungan keluarga mereka rumit...." Risman dan Jeffery mengingat betapa ketusnya Helda pada Dewi, dia bahkan tak terlihat tersenyum sedikitpun pada Dewi yang merupakan sepupunya.
**************