Chereads / Menuju Hatimu / Chapter 27 - Jadwal Latihan

Chapter 27 - Jadwal Latihan

Setelah mengalami banyak kesulitan akibat ujian, akhirnya Honey terlihat sangat santai dan ceria kembali. Liburan sekolah pun di mulai, sebelum liburan di mulai Honey sudah memikirkan jadwal hariannya. Dia bahkan menempel jadwalnya itu di meja belajar.

"Aku akan mulai dengan berlari keliling komplek saja...." dengan mengenakan celana training panjang dan kaos oversize Honey mulai berlari

"Sepatu baru memang terasa berbeda...." gumam Honey sambil mengingat dari mana asal sepatu itu. Nilai ujian yang melebihi ekspetasi Ibunya membuat banyak hadiah menghampirinya. Tapi hadiah yang paling dia suka adalah kembalinya kesempatan untuk ikut bertanding. Kali ini dia akan kembali aktif menjadi atlit, itu sebabnya selama liburan dia akan berlatih sendiri agar nanti dia tidak terlalu tertinggal.

"Wah.... kamu tampak sangat ceria, terjadi sesuatu...?" lari pagi yang tenang tampaknya akan berubah saat Jeffery dan Risman ikut berlari di sampingnya

"Sejak kapan kalian lari pagi?" Honey berlari dengan wajah yang di tekuk suasana hatinya yang cerah berubah menjadi suram. Gadis itu berubah menjadi waspada karena kedua temannya itu kan sering mejahilinya.

"Aku juga ingin hidup sehat, lagi pula ini musim liburan sekolah, pasti akan banyak gadis cantik yang sedang lari pagi...." jawaban Risman sama sekali tak membuat Honey kaget karena jelas melirik para gadis tujuan utamanya dan bukan ingin berolahraga. Tapi melihat Jeffery ikut bersama dengan Risman membuat Honey heran

"Kamu juga ingin melihat gadis cantik?" Honey melirik Jeffery dengan ragu

"Aku cuman bosan di rumah dan juga aku ini pria muda yang sehat melihat gadis-gadis cantik di pagi hari ku rasa akan baik...." jawaban Jeffery langsung membuat pandangan Honey berubah tentang nya. Karena rasa kagetnya Honey sampai menghentikan langkah kaki nya dengan mulut menganga

"Kamu ngapain? Kenapa tiba-tiba berhenti dan terlihat kaget gitu? Jeffery juga seorang pria...." Risman dan Jeffery berbalik dan tampak saling meragkul

"Harusnya aku tahu itu...." gumam Honey sambil menghela nafas panjang

"Perubahan itu pasti karena Jeffery bergaul dengan Risman, anak yang polos itu harusnya tak mengikuti apa yang di lakukan teman hidung belangnya...." Honey berjalan mendekati kedua teman laki-lakinya

"Ayo lari lagi.... bukannya kamu bilang harus latihan selama liburan sekolah agar nanti pas masuk sekolah kamu bisa mulai latihan profesional dan mengikuti pertandingan...." ucapan Risman langsung membuat Honey kembali berlari

"Kamu kesal karena aku melirik gadis-gadis?" tanya Jeffery sambil tersenyum jahil

"Aku bukan kesal hanya saja merasa heran, kamu selalu menolak gadis-gadis di sekolah dengan dingin tapi sekarang kamu bilang ingin melihat gadis-gadis cantik..." tatapan mata Honey terlihat ingin menghajar Jeffery, tapi tatapan itu membuat Jeffery tertawa kecil

"Wah.... lihat pemadangan di depan.... gadis-gadis di sekolah tak ada yang bisa menyaingi kakak-kakak sexy itu...." Risman tersenyum senang saat melihat banyak gadis sexy yang berolahraga di taman komplek

"Tentu aja pemandangan di sana tampak sangat menarik perhatian...." jawab Honey ketus dan pergi meningglakan kedua pria yang terlihat sangat tertarik pada gadis-gadis yang berolahraga dengan memperlihatkan banyak lekuk tubuh dan kulitnya. Meski Honey sudah berlari cukup jauh sesekali Honey menoleh ke belakang.

"Apa yang aku harapkan dia mengejarku?" gumamnya sambil mengingat senyuman Jeffery saat melihat para gadis cantik tadi

"Dia sama saja dengan pria pada umumnya yang suka dengan gadis sexy...." gumam Honey sambil terus berlari, keringat mulai bercucuran suara nafasnya pun mulai terengah-engah. Di rasa sudah cukup berlari Honey pun berjalan cepat sambil sesekali melakukan peregangan.

"Honey....!" mendengar namanya di panggil Honey pun menoleh mencari asal suara itu. Senyuman langsung merekah di wajahnya begitu dia melihat orang yang memanggilnya tersebut. Orang itu tampak mengendarai sepeda

"Helda... ngapain di sini?" tanya Honey dengan nafas yang masih belum teratur

"Aku cuman mau meriksa saudara aku aja.... karena hanya itu yang bisa aku lakukan...." mendengar jawaban Helda yang aneh membuat Honey mengeryitka dahinya

"Aku bicara aneh iya? Ayo kita jalan lagi...." Helda mengajak Honey agar melanjutkan kegitannya

"Tapi ini nggak adil aku jalan kaki dan kamu naik sepeda?" Helda tersenyum mendengar keluhan Honey

"Kamu harus jalan.... bukannya kamu lagi latihan fisik agar tidak tertinggal saat pelatihan di sekolah mulai lagi...." jawaban Helda langsung membuat Honey tak berkutik

"Wah... tempat tinggalmu ini sangat nyaman, aku tidak tahu kalau ada hutan kecil dan jalan khusus untuk sepeda di sini. Bahkan mereka membuat sungai mengalir yang cantik di sana...." Helda terlihat menikmati suasana pagi yang indah di sekitar rumah Honey

"Apa di komplek rumah mu tidak seperti ini?" tanya Honey

"Aku tinggal di perumahan biasa, tak ada yang istimewa di sana. Hanya ada kesombongan....." sekali lagi Helda mengatakan kata-kata yang aneh dan membuat Honey khawatir. Tapi meski khawatir tampak jelas kalau Helda tak ingin membahasnya.

"Sekarang kita kelas 11 apakah kita akan tetap sekelas iya....?" Honey mengubah topik pembicaraan sambil berlari kecil

"Aku suka satu kelas dengan mu dan juga dengan Jeffery serta Risman.... apakah di kelasku nanti akan ada yang seperti kalian?" ucapan Helda membuat Honey sedikit bingung

"Aku suka mendengar kata-kata pertamamu tapi aku merasa bingung dengan kata-kata terakhirmu itu...." sambil mengeryitkan dahinya lagi Honey menatap Helda

"Aku suka saat melihat kalian berkelahi dengan cara yang kekanak-kanakan, rasanya kalian mengatakan semuanya dengan mudah tanpa beban pikiran. Dan juga meski kalian saling mengejek siapapun bisa melihat kalau kalian berhubungan baik layaknya sahabat....." senyuman yang terlihat tulus itu membuat Honey menghentikan langkah kakinya

"Apa hanya aku yang berpikir kalau kita berudua ini sahabat?" Honey menatap Helda dengan serius, kata-kata Helda itu membuat pikiran Honey melayang. Dia tiba-tiba merasa khawatir kalau hanya dialah yang menganggap Helda sebagai sahabatnya

"Aku menyukaimu... aku suka saat kamu berbicara hal konyol dengan ku, aku suka saat melihat kamu memakan banyak makanan. Kamu itu satu-satunya teman wanita yang tak membicarakan orang lain. Tidak pernah menilai seseorang dari penampilannya saja, selalu bersikap galak tapi ternyata sangat perduli terhadap orang lain. Jadi mana mungkin aku tidak menganggapmu sahabat....." Helda tersenyum manis ke arah Honey yang menatapnya dengan penuh haru

"Apa ini.... saatnya aku menangis karena terharu....?" suasana haru itu berubah menjadi tawa karena ucapan Honey

"Aku mengatakannya dengan penuh perasaan tapi kamu malah membuat itu menjadi lelucon...." Helda mengepalkan tangannya hendak memukul Honey, tapi Honey sudah terlatih hingga dia bisa menghindar dan berlari.

"Tungguin... dasar cewek galak....!" seru Helda yang mulai mengkayuh sepedanya tapi kecepatan sepeda tampaknya tak mampu mengejar Honey yang gesit. Aksi kejar-kejaran mereka terhenti saat melihat Jeffery dan Risman yang sedang menjaga food truck minuman dingin

"Wah.... mereka bahkan rela kerja di food truck asalkan bisa ngobrol sama kakak-kakak cantik itu?" Honey terlihat menatap kesal ke arah Jeffery dan Risman yang terlihat sangat bahagia

"Aku mengerti alasan Jeffery jaga food truck itu tapi aku merasa heran melihat Risman di sana...." Helda juga tampak memperhatikan kedua pemuda itu

"Bukannya kebalik iya, kamu pasti ingatkan Jeffery itu kulkas. Dia selalu dingin sama cewek-cewek, tapi Risman selalu ramah pada cewek cantik...." Honey menyenggol bahu Helda dan tertawa kecil

"Jeffery itu suka sama cewek yang jaga food truck makannya mau bantuin dia di sana, tapi Risman nggak....." sadar ucapannya membuat Honey terluka Helda langsung menutup mulutnya

"Jeffery suka sama dia?" tanya Honey dengan wajah yang tampak kaget

"Oh.... itu...." Helda tergagap karena khawatir Honey terluka akan ucapannya

"Dari cara kamu menutup mulut tampaknya kulkas itu suka sama dia...." Honey tersenyum

"Kamu nggak usah merasa bersalah, lagi pula aku bukan pacarnya. Dari awal perasaanku hanya bertepuk sebelah tangan. Dan juga aku berniat mengakhirinya.... aku akan mulai sibuk latihan dan mungkin saja tahun ini akan berbeda kelas dengannya.... semuanya pasti akan baik-baik saja...." Honey menepuk bahu Helda

"Iya.... kamu pasti bisa...." walau gagap Helda berusaha tersenyum menyemangati sahabatnya itu

"Aku harus melanjutkan latihan lain lagi, duluan iya...." Honey tersenyum dan melambaikan tangannya pada Helda, kemudian dia mulai berlari lagi. Helda tak menjawab dan hanya melambaikan tangannya.

"Helda....! Sini....!" seruan Risman membuat Helda kaget dan langsung menatap tajam ke arah asal suara tersebut

"Dasar tukang gombal ngapain dia senyam-senyum sambil dadah-dadah gitu...." melihat Risman yang tersenyum manis serta melambaikan tangan membuat Helda kesal

"Lihat itu... dia pasti sangat senang karena bisa bertukar nomor telpon dengan cewek sexy...." beberapa gadis tampak meminta no telpon Risman dan tetntu saja Risman tak menolaknya. Sekilas Helda melihat Jeffery yang sekali-kali melirik dan bersikap jahil pada gadis yang memiliki food truck itu

"Aku tidak tahu.... kalau Jeffery suka hal yang sederhana...." Helda menatap gadis itu, dia hanya gadis biasa dengan senyuman manis. Dia juga tak mengenakan pakaian mahal sangat berbeda dengan Jeffery. Bahkan sandal yang di pakai Jeffery saat ini bisa mencapai jutaan rupiah

"Apa yang dia suka dari gadis seperti Dewi....." gumam Helda sambil berjalan mendekati teman-teman nya.

***************