Chereads / Menuju Hatimu / Chapter 22 - Keluarga Harmonis

Chapter 22 - Keluarga Harmonis

Rasa kaku yang menyiksa perlahan membuat Honey lelah sendiri, lehernya yang mengenakan penyangga membuat gadis itu sulit melakukan apapun. Sebenarnya bukan penyangga itu yang membuat Honey sulit bergerak tapi karena rasa sakit di area punggung membuat nya yang sulit bergerak.

"Sekarang aku harus tidur di kasur ini...." Honey menatap kasur yang sudah Ayahnya modifikasi

"Terkadang aku bingung dengan kemampuan orangtua ku...." memiliki banyak keahlian malah membuat Honey bingung karena dia tidak sepandai itu. Ayah dan Ibunya bagai memiliki 1000 macam kepandaian sedangkan dia hanya mempunyai taekwondo sebagai keahliannya. Dan itu pun sedang di pertaruhkan saat ini

"Kayaknya aku harus mulai belajar hal lain deh..." gumam Honey sambil berusaha berbaring di kasur, Honey mengambil ponselnya dan mencari-cari hobi yang bisa di lakukan di rumah.

"Haruskah aku mulai dengan memasak? Aku juga akan mulai belajar bahasa asing...." rencana sudah di susun dan Honey mulai memejamkan matanya, setelah minum obat rasa ngantuk mulai terasa hingga dia langsung terlelap begitu dia berbarig di atas kasurnya. Matahari yang mulai menyilaukan membangunkan Honey dari tidur. Honey memiringkan badannya dan mencoba bangun, walau sakit tapi rasanya tidak sesakit saat memaksakan diri saat bangun dari tidur dengan posisi terlentang.

"Kayaknya cara bangun tidur aku sering salah makannya sekarang aku cedera punggung...." Honey mengingat bagaimana dia bangun setiap pagi dengan tergesa-gesa. Mengawali paginya seperti biasa Honey mencuci mukanya terlebih dahulu sebelum mengitari rumahnya.

"Wah... anak Ayah seperti biasa selalu bangun pagi meski ini hari minggu..." sapaan Ayahnya langsung di balas senyum oleh Honey

"Iya dong.... aku kan anak rajin...." jawab Honey dan menghampiri Ayahnya yang sedang menikmati minum teh di temani pancake

"Gimana punggung dan leher kamu udah mendingan? Atau malah tambah parah?" wajah Ayah Honey tak dapat menyembunyikan rasa khawatirnya.

"Udah agak mendingan sih... di banding dengan kemaren rasanya susah gerak dan juga kaku banget..." walau kemarin terasa sangat sakit tapi saat di sekolah Honey sama sekali tak memperlihatkan hal itu. Bukan karena dia menjaga martabatnya sebagai atlit tapi dia melakukan hal itu karena teman-temannya pasti akan sangat mengkhawatirkannya. Dan pelatihnya mungkin akan memarahinya lagi

"Anak Ayah emang jagoan...." Ayah Honey mengelus kepala anaknya itu

"Karena aku jagoan Ayah harus suapin aku dengan pancake manis dan lembut itu...." Honey menatap ke arah pancake yang masih mengepulkan asap putih tanda masih panas

"Baik lah.... tapi ada syaratnya...." mendengar adanya persyaratan membuat Honey sedikit malas

"Apa syaratnya...?" tanya Honey

"Kamu harus cuci muka dulu sana...." ucapan Ayahnya langsung membuat Honey tertawa dia melupakan niat awal keluar kamarnya tadi

"Aku lupa...." Honey pun bergegas pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, dan sesuai janji Ayahnya menyuapi Honey dengan pancake hangat dan manis itu. Ibunya terlihat menambahkan jumlah pancake di piring Ayahnya karena Honey terlihat sangat lahap memakan sarapan paginya. Meski mereka jarang berkumpul tapi keluarga Honey tetap harmonis, mungkin karena Ibu dan Ayahnya adalah seorang dokter. Mereka jadi lebih mudah membuat Honey merasa lebih baik

"Karena kamu lagi cedera hari minggunya di rumah aja iya..." Ibu Honey tampak menatap Honey yang sering keluyuran saat libur

"Aku nggak akan keluar rumah Bu..." Honey yang mengerti dengan tatapan Ibunya itu langsung tersenyum

"Terus kamu mau ngapain dong di rumah? Kamu kan bosenan orangnya...." Ayah Honey menatap putrinya dengan penasaran, dia tahu betul anak gadisnya itu susah diam atau terlalu hiperaktif.

"Hari ini aku akan baca komik...." jawab Honey sambil membawa buah-buahan yang sudah dia kupas ke kamarnya

"Ayah kira kamu ngupas apel itu buat di makan di sini...." Ayah Honey yang hendak mengambil buah yang sudah di potongg itu tampak sedikit terkejut saat melihat piring yang berisi aneka buah di bawa Honey pergi.

"Maaf Ayah... tapi aku lagi sakit jadi harus banyak makan buah...." jawab Honey dengan wajah yang tampak serius

"Kamu cuman suka makan aja nggak ada hubungannya dengan proses penyembuhan...." jawab Ibunya dari dapur

"Ada Bu... kata dokter dia bilang aku harus banyak makan dan minum obat tepat waktu...." jawab Honey sambil masuk ke kamarnya, melihat tingkah anak gadisnya membuat Ayah dan Ibu Honey tertawa

"Dia bicara soal kesehatan padahal kita seorang dokter...." Ibu Honey duduk di bangku tempat suaminya menikmati sarapan. Dia membawa beberapa camilan yang biasa di makan saat sarapan. Dan Ayah Honey tampak mengupaskan apel untuk istrinya tersebut.

"Teh nya mau tambah lagi?" tanya istrinya saat melihat teko teh mulai kosong

"Boleh...." Ayah Honey menganggukan kepala sambil tersenyum

"Selain apel kamu mau buah apalagi?" sebelum beranjak Ayah Honey bertanya kepada istrinya karena dia sudah memotong beberapa apel dengan cantik

"Aku ingin jeruk dan juga anggur..." sambil tersenyum Ibu Honey kembali ke dapur untuk membuat teh. Honey tampak mengintip dari balik pintu kamarnya

"Aku mau ngambil susu hangat tapi liat mereka yang lagi menghabiskan waktu bersama kayaknya susu kemasan nggak jadi masalah deh...." Honey menutup pintu kamarnya dan mengambil susu kotak yang ada di atas meja kamarnya. Dia memang selalu menyimpan makanan di kamarnya, untuk jaga-jaga kalau dia lapar saat malam hari. Honey meminuum perlahan susu tersebut, senyuman tampak terpancar di wajah Honey mengingat Ayah dan Ibunya yang masih saja romantis meski sudah menikah lama. Perlakuan saling membantu dan saling bertanya tentang kebutuhan mereka membuat Honey senang. Di drama atau film yang dia tonton istri selalu jadi yang paling sibuk memanjakan suaminya. Tapi keluarganya tidak seperti itu, meski di masyarakat istri itu harus mengerjakan setiap keperluan suami dan rumah tapi Ayahnya tak begitu. Ayah Honey selalu membantu pekerjaan rumah tangga bila Ibunya memasak maka Ayah akan mencuci piring. Bila Ibu berkebun maka Ayah akan membantu menyirami pohon, meski ada asisten rumah tangga keluarga mereka tak pernah bergantung padanya. Jadi saat asisten rumah tangga harus pulang kampung atau sakit keluarga Honey akan baik-baik saja.

"Kayaknya alasan Ibu dan Ayah punya banyak bakat karena mereka saling mendukung deh...." gumam Honey, kemudian dia mengambil ponselnya dan membuka sebuah aplikasi membaca komik. Ternyata tekad Honey untuk belajar bahasa asing bukan hanya pemikirannya saja. Tapi dia benar-benar belajar, meski bukan dari buku pelajaran dan malah dari komik yang dia baca. Apapun medianya asalkan tujuannya baik dan berhasil maka tak masalah, lagi pula apa salahnya belajar dengan cara yang menyenangkan?

"Aku memulai taekwondo karena merasa itu menyenangkan, dan bagiku cara yang paling menyenangkan saat membaca adalah membaca komik dan mendengarkan musik...." begitu lah pikir Honey, cara tercepat mendapatkan ilmu adalah dengan menyukainya. Karena bila kita merasa terbebani maka pelajaran itu tak akan masuk ke dala pikiran dan akhirnya hanya membuang waktu percuma.

*************