Hari-hari Honey yang biasanya di awali dengan berolahraga kini hanya di awali dengan membaca. Perubahan drastis itu sempat membuat orang-orang di sekitarnya kaget. Pelajaran yang biasanya sangat malas dia kerjakan kini dia bisa menyelesaikan nya dengan mudah. Mungkin hanya pelajaran menghitung yang masih membuatnya bingung.
"Kamu rajin belajar akhir-akhr ini, apa terjadi sesuatu hingga kamu memutuskan untuk giat belajar....?" tanya Helda dengan wajah yang penasaran
"Aku nggak punya kegiatan lain karena cedera punggung, aku hanya bisa melakukan aktifitas ringan. Jadi seharian aku hanya membaca komik dan terkadang buku pelajaran sekolah...." meski sedikit tak percaya Helda berusaha menganggukan kepalanya tanda mengerti. Tapi ekspresi Helda tampak jelas kalau dia tak percaya pada ucapan Honey
"Kenapa kamu liatin aku kayak gitu? Kamu nggak percaya sama aku?" tanya Honey dengan wajah yang tampak kesal
"Aku lebih percaya kalau ibumu menangis dan memintamu untuk belajar. Di banding melihat anak gadis yang selalu pulang dengan luka di tubuhnya, tiba-tiba rajin belajar dengan sukarela...." jawab Helda dengan wajah yang tampak menyebalkan
"Kamu kira aku nggak bisa inisiatif buat belajar sendiri tanpa di suruh....?" tanya Honey sambil tersenyum dan Helda menganggukan kepalanya tanda dia memang tak percaya pada ucapan Honey
"Aku nggak percaya karena teman ku sendiri yang meremehkan tekad belajar yang sudah ku bangun...." jawab Honey dengan wajah yang sangat kesal
"Kamu bener-bener giat belajar?" Risman yang tiba-tiba datang dengan wajah kaget membuat Honey semakin kesal
"Derita lain saat cedera punggung adalah aku yang tak bisa memukul kalian meski sangat marah...." bukannya menjawab pertanyaan Risman tapi Honey malah marah-marah
"Saat ini kamu pasti sangat kesal iya...." terdengar Jeffery yang sama malah menggodanya membuat Honey rasanya ingin berteriak karena kesal oleh keisengan teman-temannya. Hari-hari yang Honey lalui perlahan berubah, dia semakin menjadi gadis remaja pada umumnya. Kini dia hanya fokus pada pelajarannya saja, tak ada lagi pagi hari yang harus berlatih dan dari sore hingga menjelang malam kembali berlatih. Berkat pengobatan yang dia jalani hingga perhatian teman-teman serta orang terdekatnya Honey perlahan bisa sembuh dari cedera yang di alaminya. Meski sudah di nyatakan sembuh dokter masih melarang Honey untuk kembali berlatih taekwondo. Sepertinya perintah Pak Tono untuk mengikuti pertandingan tahun depan adalah benar.
"Kamu hebat Honey bisa sembuh dalam waktu 1 bulan aja..." Helda menyemangati Honey yang sudah tidak mengenakan penyangga leher
"Tapi meski di nyatakan sembuh aku masih harus sering kontrol karena belum sembuh total. Dan lagi aku ini seorang atlitkan jadi cedera ini benar-benar membahayakan ku. Dokter sangat khawatir aku akan kembali berlatih tanpa sepengetahuan pelatih atau orang tuaku....." Honey menghela nafas panjang mengingat banyaknya pertanyaan yang di ajukan oleh dokter padanya. Dia merasa di kurung di ruang interogasi bersama detective di banding pergi berkonsultasi dengan dokter.
"Dokter itu pasti sangat mengenalmu itu sebabnya dia sangat khawatir dan terus bertanya meski itu adalah hal-hal yang remeh...." Helda mulai mengira-ngira
"Tentu dia sangat mengenal Honey, karena dia adalah teman orangtua Honey....." Risman mulai mengusili Honey dengan memainkan rambutnya
"Ayah dan ibu pasti yang mengkhawatirkan aku hingga di interogasi kayak gini, Pak Tono juga sering bertanya banyak hal. Dia menyuruhku ke tempat latihan tapi melarang ku ikut latihan....." Honey terlihat kesal karena merasa orang-orang terlalu perduli padanya.
"Menurutku wajar bila mereka banyak mengajukan pertanyaan dan sangat protective tentang kegiatanmu...." Jeffery juga tampak ikut bergabung dengan pembicaraan itu.
"Wajar gimana? Aku hampir nggak ngapa-ngapain...." Honey menoleh ke arah Jeffery dengan tatapan mengancam
"Kamu cuman perduli tentang taekwondo itu sebabnya tidak melihat perubahan besar yang saat ini terjadi padamu...." mendengar ucapan Jeffery tampak Risman dan Helda saling bertukar pandang karena bingung
"Perubahan besar apa?" tanya Risman dan Helda berbarengan, mendengar Pertanyaan itu Jeffery menghela nafas panjang
"Lihat nilai nya Honey bukankah naik?" ucapan Jeffery tampak di jawab dengan anggukan oleh Risman, Helda dan Honey. Tampaknya mereka bertiga juga baru menyadarinya
"Kamu juga mulai belajar hal baru bukan? Akhir-akhir ini kamu bikin cookie dan banyak kue kering...." ucapan Jeffery di balas anggukan lagi oleh ke tiga orang itu
"Aku juga jadi sering lihat kamu mulai akrab dengan banyak orang di kelas, bahkan sekarang yang jahil ke kamu bukan cuman kita kan. Tapi Yoga, Hendry dan Jony juga tampak sering menjahili kamu...." ketiga orang itu semakin keras menganggukan kepalanya
"Leher kalian bisa patah kalau terus mengangguk seperti itu...." Jeffery mulai kesal dengan sikap konyol ketiga temannya itu. Sadar tingkah mereka terkesan konyol ketiga orang itu langsung saling memalingkan wajah karena malu
"Walau begitu.... aku... masih ingin berlatih taekwondo...." jawab Honey dengan gagap
"Punggung kamu aja masih sakit kalau kerja berlebihan...." Jeffery memicingkan matanya seakan meremehkan Honey
"Kamu ngerendahin aku?! Liat aja kalo aku udah sembuh...." Honey mengepalkan tangannya sambil berseru tapi Jeffery malah tersenyum santai
"Sampai kapan kamu akan pakai tenaga? Kamu juga harus pakai ini...." Jeffery menunjuk ke kepalanya
"Kamu sangat menyombongkan kepintaran mu iya....?" Honey bertolak pinggang menghadap Jeffery
"Kenapa mereka gini lagi?" bisik Helda pada Risman
"Mungkin Jeffery lagi bosen, lagian bikin Honey ngambek atau bikin dia baik lagi kan gampang....." jawab Risman ikut berbisik
"Aku juga bisa masuk universitas suport atau universitas apart kalau berusaha...." jawaban Honey membuat Jeffery tertawa kecil sedangkan Risman dan Helda tampak malu dengan ucapan temannya itu
"Bukan Suport tapi Oxport...." bisik Helda pada Honey yang sedang bertolak pinggang dengan sombongnya
"Apa...? bukan Suport.... tapi Ox..Oxport...?" tanya Honey mulai gagap
"Honey..... udah jangan malu-maluin diri sendiri, belajar aja yang bener. Kamu bahkan salah nyebutin nama universitasnya gimana mau masuk ke sana coba...." Risman merangkul Honey memintanya untuk duduk
"Kamu ngatain aku bego? Coba kamu sebutin nama universitasnya yang bener..." jawab Honey tak terima dengan ucapan Risman
"Universitas Oxport dan Universitas Harvard...." Risman menatap Honey dengan iba
"Cuman aku yang salah...." gumam Honey mulai merasa malu
"Jangan ketawa..." seru Honey pada Jeffery yang sedang tertawa kecil karena ulah nya
"Di suruh jangan ketawa malah makin ngeledek....!" Honey kesal dan melempar kertas pada Jeffery tapi dia bisa menghindarinnya. Melihat gerakan gesit Jeffery membuat Honey semakin kesal
"Iya udah maaf.... ini buat kamu...." Jeffery meminta maaf dan memberinya sebatang coklat
"Kamu kira aku anak kecil yang kalau di sogok pake coklat bisa langsung maafin kesalahanmu...." Honey langsung memelototi Jeffery yang tersenyum manis padanya
"Kalo gitu aku tambahin...." Jeffery menambahnya menjadi 3 batang coklat dan sekotak susu. Terlihat Honey yang mulai tersenyum saat melihat makanan yang di berikan Jeffery padanya
"Aku... maafin kamu... tapi jangan ulang lagi...." dengan wajah yang sok jual mahal Honey mengambil coklat dan susu tersebut
"Pake sok-sok an jual mahal lagi...." gumam Risman dan Helda yang tak percaya dengan Honey yang langsung memaafkan Jeffery karena memberinya coklat dan susu.
*****************