Chereads / Menuju Hatimu / Chapter 21 - Rumah Sakit

Chapter 21 - Rumah Sakit

Setelah menyelesaikan pemeriksaan Honey terlihat cukup ceria, tapi karena rasa sakitnya mulai mengganggu sekarang leher Honey mengenakan penyangga.

"Walau mengganggu tapi aku harus tetap memakai ini...." Honey memegangi penyangga leher yang di rasa tak nyaman.

"Sudah selesai...." suara Jeffery langsung membuat Honey membalikan seluruh badannya. Tawa langsung terdengar saat Jeffery melihat Honey yang terlihat kaku

"Kamu kayak pinguin...." mendengar ledekan Jeffery tersebut Honey hanya menarik nafas panjang

"Kenapa ngedadak jadi tenang gini? Dokter bilang apa?" wajah Jeffery tiba-tiba menjadi khawatir karena Honey yang terlihat tak seperti biasa nya.

"Nggak ada yang serius cuman...." Honey yang menghentikan kata-katanya membuat Jeffery penasaran

"Cuman apa?" tanya Jeffery dengan wajah yang serius

"Cuman aku jadi susah gerak, padahal leher aja yang pake penyangga tapi rasanya seluruh badan aku susah gerak...." Honey kembali tertawa membuat Jeffery tersenyum lega.

"Kamu udah ketemu sama ayah kamu belum?" tanya Honey

"Udah...." melihat ekspresi Jeffery yang santai membuat Honey heran, dia kemudian mengingat saat para gadis menyatakan perasaan nya pada Jeffery dan pria muda itu menolaknya dengan dingin. Honey menarik nafas panjang dan berfikir dia harus ikut campur

"Aku ingin menengok ayahmu...." tatapan mata Honey yang serius sedikit membuat Jeffery terkejut

"Baik lah.... kalo kamu emang pengen ketemu sama dia...." jawab Jeffery dengan wajah yang tampak sedikit heran

"Di ruang mana ayah kamu di rawat?"

"Deket dari sini kok..." jawab Jeffery sambil berjalan berbarengan dengan Honey. Saat tiba di dekat ruangan yang di tuju terlihat dokter dan suster yang keluar dari sana

"Jeffery... baru aja kita mau menghubungi kamu, bisa ikut sebentar...." dokter yang baru keluar itu langsung memanggil Jeffery saat melihatnya berjalan bersama Honey

"Baik dok..." Jeffery menganggukan kepalanya dan memberikan ransel milik Honey pada pemiliknya

"Itu ruangan ayah, tapi kamu harus tenang soalnya ada pasien lain di ruangan itu....." Jeffery menunjuk ke arah ruangan yang dokter tadi keluar

"Iya...." Honey mengangguk dan Jeffery mengikuti dokter yang menunggunya tersebut. Melihat Jeffery sudah pergi Honey pun masuk ke ruangan tersebut, ada tiga kasur di sana tapi salah satu kasur tampak tak berpenghuni hanya dua kasur yang di isi pasien. Masing-masing kasur terdapat nama di ranjangnya, ketika mencari nama ayah nya Jeffery mata Honey langsung membelalak. Dia kaget karena melihat keadaan pasien dengan nama itu yang di perban hampir di sekujur badannya.

"Jeffery emang nggak punya hati, masa ayahnya sakit parah gini dia bilang baik-baik aja...." gumam Honey kesal, perlahan dia mendekati orang itu. Honey mengelus tangan orang yang di perban tersebut

"Om... ini Honey... kita bertetangga sejak aku SD, mungkin om udah tahu kalo aku temen sekelasnya Jeffery. Di banding dengan Jeffery aku lebih sering ngobrol sama om dan tante. Aku langsung khawatir ketika mendengar om masuk rumah sakit. Tapi si Jeffery...." Honey mulai terisak saat mendengar suara dari orang yang berbaring tersebut

"Nggak apa-apa om, kalo Jeffery nggak perduli sama ayahnya sendiri.... aku akan bantu. Lagi pula aku akan sering kontrol ke rumah sakit ini...." Honey terus menangis sambil mengelus tangan yang di perban tersebut. Mengingat dirinya sedang cedera dia memang harus sering kerumah sakit untuk mengecek perkembangan penyembuhannya sendiri

"Honey...." suara yang tak asing memanggil namanya dari belakang, mendengar namanya di panggil Honey pun menoleh. Matanya langsung melotot hingga Honey langsung berdiri dari duduknya.

"Om denger kamar mandi ada suara yang nggak asing, dan pas om liat ternyata bener itu kamu...." Honey menutup mulutnya karena kaget

"Kamu kenal sama pasien itu?" mendengar pertanyaan itu bukannya menjawab, Honey malah terduduk lemas di lantai

"Kamu kenapa?" orang yang memanggil namanya kaget dan langsung menghampiri Honey

"Om... baik-baik aja....?" tanya Honey pada orang itu dengan gagap

"Iya om baik-baik aja...." jawab orang itu

"Tapi...." Honey menunjuk ke pasien yang ada di ranjang dan papan nama yang tertulis di sana. Senyum langsung terpancar di wajah orang itu

"Kamu pasti ngira pasien itu adalah om iya...?" kesalahpahaman yang membuat Honey sangat malu hingga dia tak mampu berdiri. Honey mengingat semua ucapannya tadi kepada pasien yang terbaring tersebut

"Karena om pulang hari ini kasurnya langsung di isi sama pasien baru, tapi kayaknya perawat belum ganti nama pasiennya. Tadi om ke toilet buat ganti baju. Kasur kosong yang di sana sudah ada penghuninya dia sedang ada tes..." penjelasan ayah Jeffery seketika membuat Honey semakin malu

"Biar om bantu berdiri...." melihat penyangga leher yang melingkar membuat ayah Jeffery paham kalau saat ini Honey sedang sakit

"Kamu udah ketemu sama ayah....?" tanya Jeffery ceria saat melihat Honey sedang berbincang dengan ayahnya. Meski Honey terlihat tegang tapi ayahnya terlihat ceria

"Kita pulang sekarang, berkas-berkas kepulangan ayah sudah di tanda tangani jadi kita pulang sekarang aja...." mendengar itu senyuman ayah Jeffery semakin merekah dia manyadari Honey tadi menangis karena berpikir itu adalah dirinya.

"Ayo kita pulang sekarang...." ayah Jeffery menepuk pundak Honey, perlahan mereka keluar ruangan itu.

"Karena ayah sakit aku panggilkan taksi online, supirnya orang yang kita kenal jadi tenang aja ayah bakal pulang dengan selamat. Honey kamu pulang naik taksi bareng ayah atau naik motor sama aku?" pertanyaan yang di ajukan Jeffery langsung di jawab oleh Honey

"Naik motor bareng kamu..." karena Honey menjawab dengan cepat membuat Jeffery kaget dan bingung karena biasanya dia sangat menempel pada ayah Jeffrey

"Iya udah... ayah duluan kalian pulang nya hati-hati jangan ngebut..." ayah Jeffery mengusap kepala Honey dan masuk ke dalam taksi begitu melihat sebuah mobil menghampiri mereka.

"Iya..." jawab kedua anak itu

"Bapak mau bantu atau bisa sendiri?" tanya sopir yang ada di dalam taksi. Senyum ramah nya terhadap ayah Jeffery membuat Honey menyadari supir itu pasti mengenal keluarga Jeffery. Benar saja begitu ayah Jeffery masuk beberapa pertanyaan sehari-hari mereka obrolkan dan taksi pun pergi.

"Ayah kamu sakit apa hingga masuk rumah sakit?" tanya Honey merasa heran, karena ayah Jeffery terlihat biasa saja

"Ayah ke rumah sakit karena kebanyakan makan, dia di jamu dengan makanan yang sangat banyak oleh client nya. Tidak sopan bila menolak ajakan client untuk makan, tapi keluarga client ayah ternyata jago makan. Dan akhirnya seperti yang kamu lihat ayah harus masuk rumah sakit karena kelebihan makan..." penjelasan Jeffery semakin mengingatkannya dengan ucapan dirinya sendiri kepada ayah Jeffery.

"Aku malu banget...." gumam Honey merasa malu wajahnya mulai memerah setiap kali teringat hal tersebut.

"Ayo pulang...." Jeffery yang melihat Honey terus-terusan bengong menyenggol bahu Honey

"Aaawww.... " Honey tersadar karena merasa sakit

"Maaf...." Jeffery terlihat sedikit panik saat Honey menyeringai kesakitan

"Iya nggak apa-apa lagi pula ini salah aku yang kemaren nggak kontrol padahal udah di kasih tahu harus buru-buru kontrol tapi aku nggak denger dan malah main. Akhirnya aku juga yang rugi...." jawab Honey masih dengan wajah yang menahan sakit. Melihat Honey yang kesakitan membuat Jeffery khawatir

"Harusnya tadi kamu pulang bareng ayah...." Jeffery menyesal karena tak memaksa Honey untuk ikut dengan ayahnya naik taksi

"Aku nggak apa-apa, kita pulang sekarang aja...." Honey tersenyum ke arah Jeffery. Setelah melihat senyuman di wajah Honey Jeffery pun menurut dan langsung membawa nya pulang dengan motornya.

*************