Reva meletakan Stepi di kasurnya yang cukup luas . Rasanya dia sedikit gugup dan takut melihat tubuh Stepi dingin dan membeku bagaikan mayat yang baru saja meninggal.
Ada ketakutan dan penyesalan dihati Reva yang membuatnya gelisah , melihat sahabatnya belum sadarkan diri dia mengambil minyak angin menggosokan pada hidung Stepi dan juga kaki agar tidak terlalu dingin. Kemudian Reva memeriksa seluruh tubuh Stepi apakah Jhon ada melukainya, dan benar saja ada sebuah bekas gigitan terlihat dileher Stepi.
Reva menjadi panik dan dia mencuci wajahnya di westafel kamar mandinya. Tampa menganti bajunya dia telpon sepupunya tepat pada jam dua malam.
Reva benar benar dilanda ketakutan dia memegang nadi Stepi merasa tak ada denyut nadi yang mengalir ke detak jantung.
Untung saja sepupunya yang berpropfesi sebagai dokter mengangkatnya.
"Hallo Va.. ada apa kamu telpon aku malam malam gini" ucap pria tampan bernama Reno sambil memegang gulingnya.
" Reno.. tolongin gue kali ini... teman gue Stepi ditemukan pingsan dan tubuhnya dingin bagaikan mayat. Tolong please Ren.. gue butuh lue kesini gue takut.." kata Reva dengan sedikit gemetar.
"Iya.. iya..aku kesana sekarang ya.. Reva Reva lue tu emang bikin ulah" keluh Reno sambil mematikan telponya.
Dengan sigap Reno mengambil peralatan medisnya dengan masih menggenakan baju piyama dia menuju garasi dan membukanya, kemudian dia meluncur menuju rumah Reva yang tidak terlalu jauh juga dari rumahnya.
Udara malam yang dingin membuat Reno sedikit kedinginan , dia sudah di depan rumah Reva dan menekan bel. Tidak butuh waktu lama keluar lah gadis yang memakai rambut pendek dan itu adalah Reva .
"Reva.. kamu dari mana Va, pakaian sexy gitu " tanya Reno memandang binggung pada Reva.
" Ayo jangan banyak tanya gue takut nih " Reva membawa Reno masuk menuju kamarnya . Dan mereka berdua masuk melihat Stepi masih saja belum bangun dan wajahnya sangat pucat.
Reno pun memeriksa tubuh Stepi sementara Reva mengganti bajunya kekamar mandi . Dan melihat Reno tengah mengecek kesehatan Stepi menemukan sebuah bekas gigitan persis dileher.
"Gimana Ren.. lue lihatkan ada bekas gigitan, Stepi masih hidup apa mati Ren !" tanya Reva mulai panik.
" Kalian abis dari mana sih ? kenapa Stepi gini , kalau dilihat dari segi medis sahabat kamu ini udah mati karena kekurangan darah , lihat bekas gigitan ini membuatnya seperti ini" kata Reno dan mengambil suntikan untuk menyuntik ketubuh Stepi.
"Kami dari klub Ren.. Stepi ketemu cowok bule dan entah kenapa kami menemukan dia dirumah kosong persis dengan keadaan seperti ini" jawab Reva sambil meneteskan air mata dan membuat Reno tidak tega pada sepupunya.
"Udah jangan nangis... sekarang gimana cara kamu kasih tau pada keluarnganya bahwa Stepi udah meninggal. Reva.. aku udah kasih tau kamu dari dulu, jangan pernah ketempat itu lagi dan lihat sahabatmu yang menjadi korban lelaki yang tidak dikenal." ucap Reno dengan sedikit kesal pada sepupunya.
"Gue kasih alasan apa Ren, ke keluarganya soalnya Stepi orang tuanya di luar kota dia tinggal bersama neneknya.. dan Stepi pergi diam diam tanpa sepengetahuan neneknya.. gue bilang apa Ren.. huhuhu" sahut Reva dan mulai menangis.
"Udah kita tunggu sampe besok pagi, sekarang aku mau tanya ..kamu pergi tidak sama Stepi kan tapi sama teman mu yang lain coba kasih tau teman teman mu untuk datang kemari agar mencari alasan yang masuk akal ,dan itu bisa membuat keluarganya tidak mengangap kalian sebagai penyebab kematian Stepi.
Reva dengan cepat mengambil hp nya dan menelepon Dina .
"Hallo..Va..ada apa lagi gue baru aja tidur nyenyak" kata Dina sambil mata tertutup.
"Din.. lue dan Laras cepat kesini Stepi meninggal Din.." kata Reva dengan sedih.
"What!!! gue ngak salah dengar kan.. mampus gue... oke gue akan kerumah Laras sekarang juga." kata Dina yang bangkit dari tempat tidurnya dan menuju rumah Laras.
Dina mencoba mengetuk rumah Laras dan keluar Pak Hasim ayahnya Laras yang berdiri di hadapan Dina.
"Ada apa mengentuk pintu malam malam" kata Pak Hasim.
"Saya mau ketemu Laras pak ..ada hal penting yang ingin ku bicarakan " ucap Dina dengan gugup.
"Memang tidak besok untuk bicara... " sahut Pak Hasim dengan kesal dan memanggil Laras.
Pak Hasim memang sedikit keras mendidik Laras anak sulungnya agar tidak terjerumus pergaulan bebas. Kini dia tidak berkutik ketika Dina mencari Laras malam malam mustahil kalau tidak ada yang sangat penting pikirnya.
Dengan beberapa kali Pak Hasim memanggil Laras dan keluar lah Laras dengan sedikit binggung, tapi ketika mendegar Dina mencarinya langkah Laras dengan cepat menuju ruang tamu menemui Dina.
Tangis Dina pecah ketika melihat Laras dan membuat Laras binggung. Pak Hasim duduk dikursi memandang Dina dan putrinya berpelukan.
"Ras..kita ke rumah Reva sekarang ini gawat Ras.." kata Dina dan Laras menatap ayahnya seakan minta izin.
"Memangnya ada apa" tanya Laras gugup.
"Ste...pi.... meninggal." kata Dina. Pak Hasim kaget.
"Stepi meninggal ..terus kenapa dirumah Reva bukan di rumahnya gitu" tanya Pak Hasim dan membuat sedikit gugup Laras dan juga Dina.
"Stepi ditemukan Reva ketika dia tepat dihalaman rumah Reva dan kini Reva takut" kata Dina .kini membuat pak Hasim menyuruh Laras untuk pergi .
"Ayah antar kamu Ras.."kata Pak Hasim.
"Ngak usah yah.. kan kami sama Dina berangkatnya jadi ayah besok saja datang.. yah ku mohon" ucap Laras dan pak Hasim menurut . Kemudian Laras menggeluarkan motornya dan menuju ke rumah Reva.
Suasana malam sangat sepi dengan laju motor Laras menuju rumah Reva, dan ketika mereka tiba disebuah rumah besar terlihat ada mobil Reno sepupu Reva. Tanpa ada aba aba lagi mereka menekan bel dan keluar Reno yang membukanya. Dengan cepat Laras dan juga Dina berlari menuju kamar Reva.
Ketika di kamar Reva menangis dalam kebingungan melihat Stepi
terbujur kaku ditempat tidur.
"Reva..."kata Laras dan juga Dina sambil mendekati Reva.
"Lue yakin Stepi meninggal emangnya dia kenapa?" tanya Dina yang binggung dan menantikan jawaban yang logis untuk di dengar.
"Iya..dia meninggal .. lue lihat leher Stepi ada gigitan dan membuat kehabisan darah "kata Reva .
"Ini semua salah lue Va... kalau lue ngak ngajak kita ke klub mungkin Stepi masih hidup" kata Laras dengan emosi.
"Udah.. jangan ribut Ras..ini malam"ucap Dina yang menenangkan Laras.
"Sekarang gimana.. keluarganya pasti menyalahkan kita dan gue tidak mau dipenjara" keluh Laras. Reno mendekati Laras dan memegang pundak Laras agar tenang.
"Udah kita disini sepakat buat rencana bilang bahwa kalian bertiga lagi ngumpul di rumah dan secara tidak senggaja menemukan Stepi meninggal dihalaman rumah Reva.. jangan ada yang bilang yang lain selain alasan itu oke..cepat Va.. kalian hubunggi keluarganya dan jangan terlihat ekspresi yang mencurikan" kata Reno dengan tenang.