Chereads / Bayangan Masalalu / Chapter 61 - Jhon Dalang Dari Semua Itu.

Chapter 61 - Jhon Dalang Dari Semua Itu.

Tomy Hermawan adalah guru yang ramah yang mengajari mereka. Dia adalah guru fisika , melihat Dina dan Reva semakin asyik tidur ketika di bangunkan malah tidak bisa bangun membuat di dalam kelas menjadi rame.

"Reva ..Dina.. bangun" kata Tomy guru mereka. Tanganya sambil menggoyangkan tubuh keduanya. Stepi berdiri dan mulai melihat tingkah teman temanya yang konyol.

"Biar saya aja yang bangunin pak" ucap Stepi melangkah mendekati Reva dan juga Dina.

"Kamu yakin Stepi.. kamu bisa bangunin putri tidur berdua ini" tanya Tomy guru muda dan juga terlihat culun.Stepi tidak menjawab dia tersenyum.

Stepi pun berdiri dengan gaya yang terlihat aneh dan kaku dia berkata tepat dilenga Reva dan juga Dina.

" Re.....vaaaa... Di...na.. bangun... aku Stepi teman kalian" ucap Stepi membuat bulu kodok merinding.

Reva dan Dina terbangun melihat Stepi sudah ada di belakang mereka dengan senyuman terlihat menyeram kan bagi mereka berdua. Reva lalu menjauh begitu juga Dina yang sambli mengosok matanya.

"Kok ada Stepi pak.. dibelakang kami" kata Reva dengan kaget.

"Emang kenapa... kalian kira dia hantu seperti ketakutan gitu. Kalian berdua tadi tertidur , saya bangunin kalian ngak man bangun bangun. Jadi Stepi yang bersedia membangunkan kalian." kata Tomy dan membuat Reva dan juga Dina saling pandang.

"Maaf kan kami pak" kata Reva merasa bersalah dan Stepi kembali duduk sekat Ali.

"Geng Pretty kok ketiduran .. makanya jangan begadang" kata Aldo tertawa renyah.

"Diem lue Do.." ucap Reva dan mereka berdua kembali duduk.

"Sudah sudah jangan ribut . Sekarang sudah mau mendekati jam istirahat, jadi bapak ucapkan selamat pagi menjelang siang" kata Tomy lalu pergi.

"Siang pak" jawab seluruh siswa.

Kodi pun membawa Vanessa menuju kantin seperti biasanya dengan penuh perhatian disusul Beni juga ikut dengan mereka.

"Kod.. kalian ngak melihat ada yang aneh pada Stepi hari ini" tanya Beni pada Kodi dan Vanessa ikut mendegarnya.

"Hmm iya.. emang menurut mu anehnya gimana kalau menurut pandangan mu sendiri " jawab Kodi sambil melirik Vanessa.

"Coba lihat matanya Stepi dia terlihat kosong dan membangunkan Reva dan juga Dina bikin aku merinding" kata Beni sambil menggelengkan kepalanya .Dan mereka sampai di kantin dengan memesan bakso urat .

Sementara Dina dan juga Reva buru buru keluar , tapi Stepi memanggilnya.

"Din..Va.. tunggu " kata Stepi ketika menyimpan bukunya.

"Sorry Step.. tapi kami buru buru bye" ucap Reva menarik tangan Dina sambil ketakutan menghindar dari Stepi. Dan Stepi terdiam. Tapi Ali datang dan mengajaknya.

"Step .. kamu ikut aku yuk.." ajak Ali dan Stepi tersenyum menurut.

Sebuah pandangan mata menatap mereka dari kejauhan , melihat Stepi dan juga Ali menuju kantin.

Vanessa semakin gelisah ketika hidungnya mencium aroma mahluk yang semakin dekat.

"Ben dan juga kamu Kodi.. cepat selesaikan makanan kalian " kata Vanesa berdiri .

"Sabar dulu dong.. ini baksonya enak nih" sahut Beni yang tengah menguyah bakso.

"Ben.. gue duluan ya.. ini aku udah bayarin "kata Kodi sambil memberikan uangnya.

"Tunggu dong.. aku belum selesai makan " sahut Beni.

"Emangnya kamu mau jadi obat nyamuk .. Vanessa kan pacar ku" ucap Kodi kesal dan menarik tangan Vanessa.

"Nasib nasib jadi jomblo ngak ada yang mau" ucap Beni kembali menguyah baksonya.

Vanessa dan Kodi duduk dipojok area parkir mobil dan dia menatap Kodi yang semakin tampan baginya.

" Kod.. semakin hari aku merasa tidak aman disini, coba lihat banyak sekali mahluk lainya yang sudah hadir di area sekolah kita" kata Vanessa dengan sedih.

"Terus kenapa.. kalau mereka ada disini" tanya Kodi yang dari tadi mempethatikan bibir Vanessa seakan dia ingin mengecupnya .

"Aku takut kejahatan menduduki tempat ini.. kayaknya aku akan bilang ke papa bahwa Robert dan juga Jhon dalang dari semua ini. Tapi Jhon menjadi kaki tangan Robert untuk menyebar aksi kejahatanya." ucap Vanessa tapi Kodi terdiam dia terus memandang Vanessa.

"Kodi.. kamu kok diam jawab dong" tanya Vanessa lagi.

"Aku lagi mandangan bibir mu sayang" goda Kodi dan membuat Vanessa jadi kesal.

"Emangnya kenapa dengan bibir ku" tanya Vanessa yang cemberut.

"Aku ingin mengecupnya" kata Kodi . Dia menarik tangan Vanessa di paling ujung dan kemudian mengecup bibir Vanessa dan membuat Vanessa tak berkutik. Ciumanya sangat intens dan kemudian terhenti ketika Vanessa sudah susah bernafas.

"Kamu jadi genit..sih" kata Vanessa memperbaiki bibirnya yang tergigit Kodi.

"Aku jadi ngak tahan kata Kodi.. Vanes.. rasanya aku pengen merasakan bercinta menurut kata teman temanku" ucap Kodi membuat wajah Vanessa memerah . Sebenarnya dia juga ingin merasakan apa yang di ucap Kodi tapi dia harus menjaga Kodi tetap perjaka.

"Jangan berpikir mesum Kodi.. jika aku hamil gimana" tanya Vanessa seakan menggelak ajakan Kodi.

"Aku berhenti sekolah dan menikahimu.. dan memiliki banyak anak dengan mu"ucap Kodi konyol dan membuat Vanessa menggeluarkan air mata.

"Vanes..apakah kata katamu menyakiti ku sehingga membuat air mata mu keluar "kata Kodi membelai wajah Vanessa. Tapi Vanessa lalu pergi meninggalkan Kodi sendirian dan membuat Kodi binggung.

Vanessa seakan mengingat kenangan bersama Rahman, walau pun Kodi adalah rekarnasi Rahman tapi mereka memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda.

Vanessa semakin bersedih ketika Kodi ingin menikahinya , bukan karena dia tidak mencintai Kodi melainkan dia bukan lah manusia lagi yang hidup sepuasnya dan melahirkan anak anak dengan sempurna.

Hidupnya sudah diatur oleh kekuatan iblis yang menjerat kehidupanya. Dan dia tidak bisa menikahi manusia apalagi Kodi dia adalah kunci menghancurkan semua kutukan dan kekuatan iblis tersebut.

Vanessa duduk disebuah taman sambil mengingat masalalunya.

Matanya mengingat kenangan ketika terakhir dia bertemu Rahman.

Sekitar ratusan lalu yang silam Vanessa melihat Rahman membawa sebuah bakul yang dia jinjing dikepalanya. Dan mengeluarkan semua kue kue buatanya. Vaness yang duduk diwarung sejak pagi terpana menatap Rahman dengan senyuman yang menggoda.

"Kenapa pagi kesini nona Vanes yang cantik" ucap Rahman dengan senyumanya yang membuat jantung Vanessa dekdekan.

"Aku menunggu mu.. dan ingin merasakan kue buatan mu yang enak" jawab Vanessa.

"Hari ini gratis kuenya buat calon istri ku yang akan melahirkan anak yang banyak untuku" bisik Rahman ditelinga Vanessa. Itu pun agak jauh sambil meletakan beberapa kue di meja.

Dan pikiran Vanessa seakan jauh menghayal membayangkan memiliki anak yang banyak.Menjadi anak tunggal bukanlah yang menyenangkan baginya yang selalu sendirian tak ada teman.

Rahman pun membuat kopi dan juga kue bingka untuk Vanesaa.

"cepat makan dan cepat pergi sebelum orang kalian melihat kita disini, terutama tuan William dia sangat mencintai mu dan ini akan membawa dampak buruk bagi warga kami" kata Rahman sambil menyapu dan matanya melirik ke sana kemari.