Chereads / Bayangan Masalalu / Chapter 59 - Hilangnya Stepi

Chapter 59 - Hilangnya Stepi

Reva baru mau menghubungi keluarganya. Tiba tiba terdengar suara di kamarnya ,seperti pintu jendela ada yang menobrak. Mereka yang sedang berunding tentang kematian Stepi menjadi kaget dan menuju kamar.

Ketika sudah menjelang pagi , Stepi hilang begitu saja dan tidak tau entah kemana hal ini membuat kepanikan diatara Laras,Reva, dan juga Dina berserta Reno.

"Stepi hilang....terus gimana nih" ucap Reva yang matanya sembab akibat menangis .Terlihat warna hitam melingkar di area matanya hampir semalaman tak bisa tidur.

Wajah mereka pucat pasih, bagaimana mungkin orang mati bisa hilang dan itu sangat tidak wajar. Kini terjadi kepanikan yang membuat mereka pusing.

"Ini semua gara gara lue Va ... kalau ngak lue bawa kita kesana kejadianya ngak bakalan gini.. gue bener bener ngak bisa mikir ... gue bodoh..!!! andai gue ngak ikut kalian mungkin gue ngak terjerat masalah besar kayak gini...bilang apa gue pada keluarga gue.." kata Laras sambil duduk ditengah kesedihanya. Kakinya terlihat gemetar kedinginan .

"Gue..emang salah.. gue emang bikin kekacauan dari semua ini, tapi gue nyesal bawa lue..ikut gabung sama geng gue.. lue kira lue siapa...hah... Lue itu cuma cewek tomboy" bentak Reva dengan marahnya pada Laras.

"Oh.. gitu.. lue kira gue mau ikut geng lue, oke gue keluar malam ini juga dan ngak jadi sahabat lue. Dan gue ngak ikut urusan semua ini termasuk urusan Stepi. "Laras berdiri dan mau melangkah pergi, tapi Dina menarik tanganya dan kepalanya tertunduk dengan sedih.

"Jangan pergi Ras.. urusan kita belum selesai, gue ngak mau ditangkap polisi dan membusuk di penjara. Lue lupain kata kata Reva, seharusnya kita tak boleh menyalahkan. Kita cari solusi dan ide supaya Stepi bisa ditemukan. Atau mulut kita bungkam selamanya dan tidak tahu menahu apabila keluarganya mencarinya" kata Dina dengan sedikit tenang.Mata Reva dan Reno berbinar ketika mendegar pendapat Dina.

"Gue setuju sama pendapat lue" ucap Reno.

"Gue juga" sahut Reva.

" Gue ngak setuju, sebab gue kasian sama keluarga Stepi .. kalau lue semua ada diposisi mereka apa lue merasakan yang sama kehilangan anak tanpa kabar berita" Laras berkata dengan kesal.

"Sejak awal lue ikut sama kita.. emang beda ..sekarang lue mempersulit,Laras Dewi Astuti.. lue dengar yaa.. kita ini ngak ada pilihan lain.. lue bungkam atau bilang tapi kita dipenjara semua! lue tau kan gue udah cape sekarang dan stres nurut kek Ras.. oke.. jangan ada yang bocor tentang rahasia ini, anggap kita semua kita tak ketemu Stepi" ucap Reva dengan marah pada Laras.

"Oke.. emang lue ngak punya hati Va .. gue pulang sekarang daripada gue pening ... mikirin ide itu" kata Laras mau beranjak pergi. Tapi Dina menyusul pergi ikut Laras.

Reno terpaku melihat Reva menangis.

"Gue cape Ren.. lue lihat Laras gitu gue takut rahasia ini terbongkar , mati gue dipenjara" kata Reva sambil menangis dan Reno memeluknya.

"Udah.. kamu tenang aja Laras ngak mungkin gitu dia kan ikut terseret sama permasalahan ini. Oke aku pulang dulu "Kata Reno dan pergi menuju mobilnya.

******

Pagi yang telah tiba Kodi melangkah turun dari tempat tidurnya, dia menatap jendela dan melihat keatas terlihat Vanessa tengah menyisir rambutnya. Aura kecantikan Vanessa begitu bersinar bahkan senyuman yang terlukis dibibir Vanessa membuat orang akan terbayang. Kodi tersenyum ketika membayangkan ciuman pertama bersama Vanessa. Lalu dia menuju kamar mandi .

Tidak berapa lama Kodi keluar dari rumahnya dia sudah memakai pakaian seragam sekolah dan sudah menunggu Vanessa tepat didepan rumahnya.

Vanessa tersenyum ketika dia keluar melihat Kodi sudah terlihat tampan. Jantungnya seakan berhenti berdetak ketika mengingat perihal kemaren kala mereka ada dikamar.

"Sudah lama menunggu" tanya Vanessa sambil berjalan mengikuti langkah Kodi.

"Tidak tuan putri.. malam ini aku tidak bisa tidur" jawab Kodi sambil tersenyum.

"Kenapa..apakah kamu minum kopi maka susah tidur" tanya Vanessa terhadap Kodi.

"Aku memikirkan kemaren tentang kita rasanya aku ingin mengulanginya lagi" goda Kodi sehingga Vanessa mencubitnya.

"Tidak mau.. sebab nanti kita akan kehilangan kesucian kita"jawab Vanessa.

"Tidak apa apa asalkan bersama orang yang aku cintai" goda Kodi membuat Vanessa tambah malu.

"Jangan bodoh.. kau harus perjaka Kodi. Sebab darah suci ada ditubuhmu, bangsa Vampir akan mudah mendapatkanmu .. Kodi kita harus mematahkan kutukan itu. Sebelum kejahatan menguasai bumi ini." ucap Vanessa dengan serius.

"Tidak mengasyikan .. sedikit dikit kutukan , aku bosan mendegarnya Vanes" sahut Kodi dengan malas.

"Dasar pemalas kau sunguh beda dengan Rahman tak bisa diandalkan " ucap Vanessa membanding bangkan Kodi dengan Rahman.

"Terserah.." kata Kodi lalu pergi meninggalkan Vanessa.

Lagi lagi Kodi marah jika Vanessa membandingkan dia dengan Rahman. Vanessa terdiam kini dia menyadari kesalahanya yang telah membuat Kodi marah.

Dari dulu hingga sekarang Kodi memang tidak suka dibanding bandingkan , bahkan orang tuanya cukup kewalahan menghadapi keras kepalanya. Hanya Vanessa yang mulai melunakan hatinya dan kini Vanessa berbuat ulah.

Sampai digerbang sekolah Kodi menyusuri pagar yang terbuka dan melihat seorang gadis yang agak pucat menggunakan seragam sekolah.

Rambutnya terurai tapi pandanganya kosong , ketika melihat Kodi matanya menyala dan senyum kaku terhias dipipinya. Meski tubuhnya munggil dia terlihat lincah dan duduk menatap Kodi.

Kakinya melangkah duduk dikursinya, sementara Kodi hanya diam dan tersenyum ramah. Yaa.. gadis itu Stepi dengan sedikit kaku dia ingin mendekati Kodi, tapi langkahnya terhenti ketika Vanessa sudah duduk disebelah Kodi.

"Masih marah, aku minta maaf tadi" sahut Vanessa namun Kodi diam melihat aneh dari Stepi . Biasanya gadis itu ceria dan menyapanya, kali ini dia terlihat aneh.

"Vanes coba kau lihat Stepi hari ini, dia beda ada apa denganya" kata Kodi berbisik ditelinga Vanessa.

"Apakah dia terlihat cantik dari ku" tanya Vanessa yang mulai cemburu.

"Bukan itu Vanes.. apakah dia sudah bukan manusia lagi? coba gunakan kekuatan mu Vanes" bisik Kodi. Dan benar saja mata Vanessa mulai merah dan sudah menatap tajam tubuh Stepi yang tidak memiliki detak jantung. Penciumanya juga bukan mahluk hidup seperti layaknya manusia tapi penciuman sebagai mahluk yang memiliki taring dan juga sayap.

"Benar.. dia bukan manusia lagi.Kamu hati hati Kodi jangan mendekatinya dia sangat berbahaya. Kekuatan lain yang hinggap ditubuhnya.

Tidak terasa teman teman lainya datang dan masuk kedalam kelas.

Ali yang sudah suka terhadap Stepi langsung duduk seperti biasanya.

"Pagi Stepi cantik" kata Ali memandang Stepi yang diam.

Stepi melirik Ali dan mulai menjawab dengan pelan.

"Pagi Ali" sahut Stepi.

Hati Ali begitu bahagia ketika Stepi menjawabnya, pasalnya Stepi selalu tak menghirau kan Ali karena tipe cewek seperti Stepi susah di dekati kalau tidak memiliki gaya yang hight class.