Chereads / Bayangan Masalalu / Chapter 65 - Ali Dia Bukan Stepi.

Chapter 65 - Ali Dia Bukan Stepi.

Tepat sudah jam 2 siang Laras beluam juga keluar dari kamarnya. Ibunya dan ayahnya sudah berapa kali mengetuk pintu tapi dia tidak membukanya. Mereka sangat khawatir denga keadaan Laras yang menjadi aneh.

Pak Hasim yang tadi pagi kerumah Reva juga tidak melihat apa apa. Dan juga menuju kerumah nenek Stepi mbah Darmi juga tidak ada acara kematian. Semuanya baik baik saja bahkan Stepi juga pergi kesekolah.

Hal ini yang membuat Pak Hasim binggung ada apa yang sebenarnya terjadi. Dengan jalan satu satunya pak Hasim harus menuju rumah Dina agar dia tau apa yang terjadi pada laras yang membuatnya hampir seharian tak keluar dari kamar.

Dina baru saja pulang sekolah ,dia melihat seorang pria tua yang sangat dia kenal duduk di halamanya. Dina pun melepas sepatunya karena dia baru jalan jalan sebentar menghilang lelahnya bersama Reva.

"Paman.. baru saja aku mau ke rumah paman karena ingin bertemu Laras" ucap Dina dengan gugup.

"Omong kosong apa yang kamu buat sehingga membuat Laras tidak mau keluar, aku sudah ke rumah Reva dan juga tempat nenek Stepi tapi tidak ada acara kematian.. kamu berbohong! apa yang kamu lakukan terhadap ana ku" bentak Pak Hasim dengan amarah dan membuat Dina binggung.

"Aku tak mengerti maksud paman apa? makanya aku ingin jelaskan kepada Laras.. paman ada apa dengan Laras?" tanya Dina dia tidak peduli dengan amarah Pak Hasim tapi dia peduli dengan Laras.

"Laras seharian ngak keluar kamar" jawab Pak Hasim.

"Paman aku akan ketempat paman..untuk membujuk Laras" sahut Dina. Pak Hasim pun diam dan membawa Dina kerumahnya.

Tanpa berganti pakaian Dina menuju kamar Laras sambil mengentuk pintu.

"Laras.. buka pintunya , ini gue Dina.. ada yang ingin gue bicarakan tentang kabar Stepi hari ini."ucap Dina sambil mengetuk pintu. Mendegar nama Stepi Laras yang masih saja menangis, langsung membuka pintu dan melihat ayah dan ibunya sudah ada berdiri di depanya. Sontak membuat Pak Hasim binggung melihat Laras menangis.

"Nak..kamu kenapa seharian berkurung di kamar" tanya Pak Hasim.

"Bukan apa apa yah.. cuma badan Laras ngak enak"jawab Laras.

"Ras..sebaiknya lue makan dulu .. nanti gue tungguin" kata Dina dan Laras hanya menganguk.

Rumah yang sederhana hanya terlihat barang barang yang tidak terlalu bagus , berjejer foto dari kakek buyut Laras dan terlihat matanya sipit. Dina mengerut kening melihat Laras makan dan setelah itu dia membersihkan dirinya. Melihat Laras kembali seperti biasa nya Pak Hasim dan istrinya kembali berkerja dan hanya Laras dan Dina yang ada dirumah.

Terkadang Dina merasa heran melihat Laras , dia bukan lah tipe perempuan yang kuat seperti dia lihat, Laras wanita yang lemah ketika menghadapi masalah dan mudah rapuh bila melihat situasi yang menyakiti dirinya.

Dulu Dina mengira ketika Laras membenci Vanessa dia adalah tipe perempuan kuat dan tak punya perasaan, tapi setelah kejadian Stepi meninggal dengan hal yang aneh bahkan menghilang dia adalah tipe perempuan yang loyal pada sahabatnya .

Kebencian Laras terhadap Vanessa tidaklah hanya sekedar cemburu, tapi ada hubunganya di masalalu dia adalah Siti yang dulu sahabat Rahman yang sangat tergila gila dengan Rahman. Hal ini tidak Laras sadari mengapa setiap melihat Vanessa dia sangat membencinya.

Dina memperhatikan sahabatnya yang tengah makan nasi dan tempe seadanya. Dan tidak terasa semua makananya habis. Rumah yang sepi membuat mereka leluasa bisa bercerita.

Laras menatap Dina berharap ada kabar baik tentang Stepi, dan mulai membuka pembicaraanya.

"Din..lue tadi bilang kalau ada kabar tentang Stepi.. terus apa" tanya Laras mulai duduk santai sambil mengerak tubuhnya kesana kemari.

"Lue tu gila ya Ras.. gue di omelin bukap lue .. terus lue bikin gue mau mampus ketika bokap lue bilang seharian ngak keluar" omel Dina pada Laras.

"Udah to the point aja.. gue pusing nih.. gue takut orang tua gue datang .. dan tau masalah Stepi" kata Laras dengan santai.

"Gue dan Reva kaget hari ini, lue tau Stepi tiba tiba ada sekolah hari ini... dia kan udah mati terus hidup lagi.. gue ngak bisa bayangin itu Ras... begonya kami sama Reva ketiduran dalam kelas, untung saja sama pak Tomy kalau ngak mampus gue sama Reva di hukum." ucap Dina seakan sulit membayangkan kejadian hari ini.

"Stepi hidup lagi.. apa Stepi beneran ngak mati Din.. ini aneh ..malam itu kita ngak lihat secara jelas ... cuma yang kita tau dari Reva bahwa Stepi meninggal! atau jangan jangan Stepi masih hidup" kata Laras secara curiga dan seakan merasa Stepi masih hidup.

"Ngak mungkin Ras... Reno dan Reva ngak mungkin salah..coba hari ini kita ketempat Stepi untuk menyelidikinya, dan Stepi juga aneh dan beneran aneh dia ngak biasanya disekolah dengan Ali! lue tau kan Stepi ngak suka Ali !" kata Dina seakan meyakinkan Laras.

"Oke.. hari ini kita ke rumah neneknya Stepi, dan lue Din cepat ganti baju" kata Laras untuk bersiap siap.

Dina pun menuju rumahnya untuk berganti maju mereka sama sama memakai celana jeans dan baju kaos disertai jeket pink.

Laras mengeluarkan motornya dari rumah dan kemudian Dina berbonceng dengan Laras . Laras melajukan motornya dan menuju sebuah jalan setapak agar cepat sampai menuju rumah Stepi yang lumayan jauh.

Tidak terasa mereka sudah sampai rumah. Dan melihat rumah kayu yang lumayan kokoh, maklum lah semenjak Stepi berkerja di dunia malam dia bisa merenovasi rumah neneknya. Meskipun dia wanita panggilan tapi tetap saja dia masih punya hati untuk membantu neneknya.

Laras dan Dina mengetuk pintu berapa kali, terlihat wanita tua dengan rambut putihnya dan kebaya berwarna coklat dipakainya. Wajahnya yang keriput terlihat sangat letih berjalan dari belakang rumah.

Dina dan juga Laras mencium tangan wanita tua yang renta itu. Dia adalah mbah Darmi nenek Stepi.

"Assalamu allaikum mbah" kata Dina dan juga Laras sambil mencim tangan mbah Darmi.

"Waallaikum sallam, kaliam temahnya Stepi yaa.. kebetulan sekali mbah ada perlu sama kalian" ucap mbah Darmi.

"Ada perlu.. maksudnya apa mbah?" tanya Dina penuh penasaran.

"Anu.. Stepi belum pulang ..hanya tadi pagi dia ganti baju, ini sudah jam berapa ! mbah khawatir sama Stepi" ucap Mbah Darmi penuh kesedihan.

"Apa ... Stepi ngak ada disini" kata Laras dengan kaget. Dina menyenggol Laras supaya diam.

"Ya udah mbah kami permisi dulu untuk cari Stepi , ayo Ras kita cari Stepi.. permisi mbah" kata Dina menarik tangan Laras. Ketika sudah mendekati motor Laras. Laras mulai kesal sama Dina.

"Eh.. kita cari Stepi dimana.. dia tu ngak pulang kerumah" kata Laras kesal sama Dina.

"Kita ke rumah Ali sekarang.. di sekolah Stepi sama Ali jadi gue yakin dia sama Ali" ucap Dina menyuruh Laras menuju rumah Ali.