Selesai makan Kodi menuju kamarnya dan melihat tablenya. Ada banyak gadis patah hati mendegar dia jadian sama Vanessa. Kodi tidak permasalahkan itu ketika di whatshappnya banyak chat yang berisi kata kata galau .
Kodi melangkah membuka lemari dan mencari kotak kecilnya dan melihat ukiran indah yang terlihat dikotak itu, dan kemudian brosing internet mencari penerjemahan bahasa belanda dalam ukiran tersebut.
Dan ketika Kodi terjemahkan tulisanya dia mendapat arti kata yang sangat menyentuh hati .
(Vanessa tercinta , kekasihku yang sangat aku cintai , ukiran ini akan melambangkan keabadian cintaku padamu. Meski banyak rintangan yang aku hadapi antara orang tua yang tak merestui dan bangsa kita tapi aku bersumpah akan meneruskan cintaku padamu.) Kodi terdiam membacanya dan begitu sempurnanya cinta Rahman pada Vanessa hingga ukiran itu melambangkan gambar sepasang burung merpati.
Jika menurut filosopi burung merpati melambangkan kesetian terhadap pasangan. Meskipun banyak burung lain yang lebih indah dari pasanganya tapi merpati akan selalu disampingnya bahkan mati bersama.
Kodi mencoba menutup matanya mencari tau tentang masalalu dibalik Rahman sendiri dan hasilnya dia bisa masuk kealam bawah sadarnya.
Seorang pria tampan tampak mencari kayu jati yang tumbuh dengan lebat dihutan. Sambil menggayunkan kapak ditanganya, dia memotong sekuat tenaga dan hasilnya pohon itu tumbang.
Terlihat otot otot besar kelihatan ditanganya , ya dia adalah Rahman dan mengambil sebuah kain membersihkan seluruh keringat berceceran ditubuhnya.
Kodi melangkah mendekati Rahman ketika melihat Rahman menguliti kayu dengan bahan seadanya dan memperhatikan gerak tangan begitu cepat dan disitu ada anak kecil berusia sepuluh tahun menggunakan baju merah dan celana coklat pendek tapi terlihat sedikit kumal.
"Ipul...ipul kesini bawakan air buat kakak"ucap Rahman terus menggupas kulit kayu itu.
"Iya kak sebentar" kata Saepul sambil membawa tempat air dari bambo yang diberikan kepada Rahman dan Rahman meminumnya.
"Aka.. tidak jualan hari ini, bukankah hari ini sedikit rame karena para golongan kompeni itu suka kue buatan mu ka" tanya Saepul dengan polos menatap Rahman mulai memotong kayu untuk merapikanya.
" Hari ini aka ngak jualan karena ingin memberi hadiah pada kakak Vanessa " sahut Rahman pada Saepul.
(Aka itu artinya kakak sebutan zaman dulu ). Saepul biasanya memanggil Rahman aka atau kadang kadang kakak.
"Nona Vanessa lagi Vanessa lagi kenapa sih ka , aka tuh suka sama bangsa Belanda mereka itu galak ka, meskipun nona Vanessa cantik tapi dia bukan dari suku kita. Kenapa tidak kaka Siti dia jelas menyukai aka"protes Saepul dia takut Rahman kakaknya mengalami hal yang kurang baik jika jatuh cinta terhadap bangsa kompeni.
"Heh.. anak kecil tidak usah ikut campur urusan orang dewasa, kamu tu tidak ngerti apa apa. Nona Vanessa itu adalah teman kecil aka waktu dulu sejak kecil aka sudah mencintainya, Siti.. aka tidak suka aka tidak cinta jadi berhentilah bicara" sahut Rahman tampak kesal pada adiknya.
Rahman mulai berhati hati memotong kayu dan membuat kota kecil itu dan terlihat dia sudah biasa mengerjakan pekerjaan kasar .
Rahman dulunya pernah ikut bersama pedagang pengrajin kayu jadi dia belajar membuat kayu dengan ukiran teknik yang dia pelajari dari pemahat patung dulunya.
Sebenarnya dia lebih suka memahat kayu daripada membuat kue dan berbagai roti dia pelajari. Tapi ibunya dulu sebelum meninggal ingin Rahman menerus usaha ibunya Misnah untuk terus berjualan kue tak disangka Rahman belajar dengan rajin membantu ibunya bahkan dia juga pernah ikut bersama noni belanda bernama Susan yang dulunya suka membuat kue ala eropa.Dia sering bertemu Misnah meminta tolong mencuci pakaianya ketika dia belum dapat jonggos berkerja dengan keluarga mereka.
Misnah yang jujur dan rajin ketika selesai menjual kue dia ketempat Susan dan mencuci pakaian dengan bersih . Dan ketika Rahman berusia lima belas tahun yang sering menemani ibunya, melihat Susan membuat kue .
Rahman tertarik memperhatikan dengan cermat dan membantu Susan dan alhasil dia bisa membuat kue dan yang paling enak kue wortel panggang. Susan suka berbagi ilmu resep kue dan juga mengajari Rahman bahasa Belanda karena dia adalah wanita baik hati dan juga suaminya. Susan memang belum memiliki anak, ketika melihat Rahman yang suka membantu orang tuanya membuat Susan suka dan mengangap Rahman seperti anaknya.
Itulah ke ahlian Rahman pemuda cerdas dan pekerja keras. Disaat masadulu orang orang sulit baca tulis tapi Rahman bisa , dia belajar dengan Susan dan beruntungnya Rahman bertemu wanira Belanda baik hati seperti Susan. Ketika Susan pindah Rahman sedih dia memberi sebuah ukiran kayu untuk Susan dan berharap bisa bertemu lagi. Dan Susan pergi menuju negaranya lagi.
Lamunan Rahman terhenti ketika dia sudah selesai membuatnya. Dan mungkin dia mengukir bahasa belanda untuk Vanessa . Dan besok hadiah itu akan dia antar sebagai bukti keseriusanya.
Tepat sebelum seminggu kejadian tragis kematianya kotak kecil itu sudah diberikan pada Vanessa melewati Saepul adiknya.
Vanessa masih dikurung dibalik bilik kamarnya hanya bisa berkirim surat pada Rahman. Karena pada masa itu jepang sudah masuk diwilayah itu jadi setiap gadis perempuan dikurung guna di amankan.
Jika tentara jepang melihat gadis belia keluar mereka memperkosa dan bahkan tidak segan membunuh secara sadis dan itulah sebabnya orang tua zaman dulu menggurung anak gadisnya jangan keluar dan mandi pun dikamar.
Kodi melihat itu semua tentang Rahman dia menjadi kagum dan akal sehatnya kembali.
Dia menyesal telah menduga Vanessa dengan hal buruk dan berkata murahan padahal jelas jelas Vanessa dikurung dan jarang bertemu dengan Rahman lalu bagaimana Rahman bisa menciumnya seperti kata Vanessa.
Kodi memahami itu hanya ungkapan konyol Vanessa dan secara tidak senggaja Kodi kembali kealam sadarnya.
Dia melihat tabletnya dan mulai menghubunggi Vanessa. Tapi nomor Vanessa tidak aktif dan dia malah jadi khawatir sendiri.
Diam diam Kodi menyusuri belakang rumah dan menaiki balkon yang lumayan tinggi , kemudian menggetok jendela Vanessa.
"Vanessa..buka jendela mu ayo buka" kata Kodi dengan sedikit nyaring.
Vanessa yang baru menanggis dia kira itu adalah Jhon yang tadi membuatnya kesal. Kesedihanya tidak kenal suara Kodi dia merasa terganggu dan kemudian mengambil ember dan menyiramnya di bawah jendela . Dah hasilnya byuĆ¹uuuurrrr suara air Kodi basah kuyup . hampir saja peganganya terlepas, Vanessa menoleh kebawah ingin menertawakan Jhon yang dia duga kini kaget Kodi kebasahan. Dan dia dengan sigap membuka jendelanya.