Vanessa lalu menyuruh Kodi masuk ke kamarnya, dengan Kondisi tubuh yang basah kuyub akibat disiram Vanessa.
"Kodi ,cepat masuk aku tidak tau kalau itu kamu" ucap Vanessa menyesal telah menyiram Kodi.
"Oh jadi kamu tidak mengenal suara ku,lantas kamu kira tadi siapa?" Jawab Kodi dengan kesal. Dan masuk kedalam kamar Vanessa.
"Jawab Vanessa" balik Kodi bertanya dia ingin mendegar jawaban Vanessa.
"Sudah jangan bahas lagi, kamu ngapain kesini mengetuk kamar ku bukan kah kamu marah pada ku tadi" Vanessa malah mengajukan pertanyaan yang membuat Kodi menjadi kikuk dan malu.
"Hee aku cuma tanya hp mu ... apakah kamu bisa cas isi baterainya" jawab Kodi dengan alasan konyol sebenarnya dia ingin minta maaf.
"Oh.. aku tidak mengerti masalah hp.. cepat lepas baju mu yang basah " kata Vanessa dengan enteng. Kodi melepas bajunya dan menutupi tubuhnya pakai selimut dan Vanessa melempar baju kaos dan juga celana olahraga.
"Kodi pakai ini..dulu atau sementara aku keringkan bajumu yang basah" kata Vanessa.
"Itu baju perempuan dan ukuranya tidak sama dengan ku Vanes. Biarkan aku seperti ini saja" kata Kodi dengan menutupi tubuhnya memakai selimut putih yang tipis.
"Hmm.. pulang sana Kodi" sahut Vanessa dengan kesal.
"Kok pulang.. aku cape cape basah kuyub begini kamu suruh pulang tidak mau" Kodi malah menyusuri ketempat tidur Vanessa. Dan Vanessa menarik Kodi dan memaksanya.
"Cepat pakai ini.. sementara baju mu kering atau kamu pulang.. jika papa melihatmu maka dia mengira kita melakukan yang bukan bukan. Dan Kodi pun menurut dia menyuruh Vanessa keluar dan memakai baju olahraga yang ketat ditubuhnya.
Vanessa masuk serta tersenyum ketika Kodi menyuruhnya masuk. melihat tubuh tinggi memakai pakaian perempuan, itu lucu bagi Vanessa.
"Kodi kamu lucu sekali memakai bajuku" ucap Vanessa melihat baju olahraga berwarna pink yang Kodi pakai.
"Vanes aku malu" sahut Kodi dan menutup separo tubuhnya dengan selimut, sedangkan Vanessa mengambil baju Kodi dan menjemurnya digerbang rahasia miliknya.
"Kodi bajumu aku jemur digerbang rahasia, agar papa tidak tau.. cepat periksa hp ini kenapa dia mati " ucap Vanessa menyerahkan hp nya.
Kodi tersenyum dan menatap hp yang lowbet akibat tidak di cas.
"Vanes dimana aliran listrik rumahmu" tanya Kodi pada Vanessa.
"Listrik apa itu " tanya balik Vanessa.
"Listrik kamu tidak tau.. astaga Vanessa , itu tempat menyalakan lampu, bermasak, oh iya aku lupa kamu kan bukan terlahir dizaman moderen ya sudah biar hp muh aku cas dirumahku saja" ucap Kodi.
"Terserah apa yang kamu katakan" sahut Vanessa.
Kodi jadi menatap gadis yang dia cintai , dengan tatapan penuh arti dan hatinya sudah mulai berbisik.
"Vanes.. apakah kamu tadi cuma berbohong" tanya Kodi dan Vanessa hanya diam memandang Kodi.
" Berbohong yang mananya"tanya balik Vanessa mendekati Kodi diatas tempat dan membuat Kodi gugup.
"Hmmm kamu dan Rahman suka bermestraan , padahal kamu itu dikurung" jawab Kodi.
" Sudah tau nanya, kamu itu bodoh Kodi.. kamu buat aku gila tadi kenapa sih ! kamu selalu marah dan cemburu padahal aku hanya becanda dan kamu harus tau Rahman itu adalah dirimu dulunya" ucap Vanessa dengan kesal.
"Dan kamu juga bodoh Vanessa , kenapa kamu becanda dan menggodaku padahal kamu tahu aku tidak pernah jatuh cinta selain dirimu. Jelas aku cemburu " sahut Kodi dan Vanessa menyadari juga kebodohanya tadi begitu juga Kodi.
"Lantas kamu ingin merasakanya" tanya Vanessa dan membuat Kodi gelisah sebagai pria normal , dia menghayal yang bukan bukan.
"Merasakan apanya maksudmu" tanya Kodi tubuhnya merasa aneh.
"Berciuman dan bercinta" kata Vanessa gugup. Rasanya dia juga aneh dan gugup.
"Vanes... jangan kamu tanyakan itu.. kita ini masih ... hmmm muda dan aku takut ... aku belum siap jadi ayah... jika kamu hamil.. aku harus sekolah dan berkerja" ucap Kodi yang gugup. Kini jawaban Kodi terlihat jujur dan polos dan Vanessa sudah tertawa dalam hatinya, dia ingin menggoda Kodi dengan sifat usilnya.
"Siapa bilang aku muda Kodi... umurku lebih tua darimu sebenarnya, hanya saja wajahku awet muda...
Kodi, jika aku hamil papa pasti bahagia karena memiliki cucu darimu. Masalah uang tidak masalah aku punya banyak uang koin emas Kodi untuk kita nantinya" sahut Vanessa mulai mendekati Kodi.
"Vanes.. jangan buat aku khilaf..aku anak tunggal Vanes aku tidak mau kecewakan papah mamah" Kodi merasa agak sedikit takut dan keringatnya mulai bercucuran akibat ada panas ditubuhnya. Vanessa semakin mendekat dan mulai pura pura menggoda Kodi.
"Kodi... aku ingin disentuh" bisik Vanessa ditelinga Kodi . Tapi apa yang terjadi Kodi sudah mulai tidak tahan dia memeluk Vanessa dengan erat dan mulai tak terkendali.
Vanessa jadi mulai gugup ketika Kodi mencium bibirnya baru pertama kali mereka lakukan. Kodi sudah mulai lupa akan dosa, ketika mata Vanessa terpejam dengan ciuman indah yang diberikan Kodi. Tapi langkah mereka terhenti ketika ketukan pintu terdengar . Dan Kodi lalu sadar dan mengambil hp Vanessa serta turun keluar jendela.
Vanessa yang baru merasakan keindahan dalam hidupnya, terlihat memerah ketika membuka pintu kamar dan berdiri Steven papanya sambil dengan tatapan sedikit curiga.
"Vanes.. apakah kamu sembunyikan manusia dikamarmu" tanya Steven dengan sedikit curiga.
"Maksud papa apa , aku tidak mengerti" tanya balik Vanessa seakan bodoh .