Vanessa dengan tubuh lemah diantar Kodi kerumahnya. Dia sangat kekurangan banyak tenaga.
"Kodi cukup disini cepatlah kamu pergi jangan sampai.ayahku melihatmu" pinta Vanessa menyuruh Kodi pergi ketika diambang pintu.
"Tapi Vanes.." kata Kodi belum selesai bicara.
"Cepat..kamu pergi" teriak Vanessa dan Kodi lalu pergi meninggalkan Vanessa menuju rumahnya.
Vanessa melangkah hati hati membuka pintu dan baru saja dia masuk tubuhnya ambruk dan tak sadarkan diri.
Steven baru saja ingin keluar menuju pemukiman dengan topi hitamnya , tapi langkahnya terhenti ketika melihat Vanessa tertidur dilantai.
"Vanessa ..bangun kamu kenapa.. Vanes" ucap Steven menggoyangkan tubuh Vanessa. Tapi Vanessa tidak bangun dan masih saja dari hidungnya keluar darah, Steven memekik kaget dia tau itu Vanessa terkena racun lalu dia membawa Vanessa menuju ruang rahasia.
Dengan cepat Steven menuju ruang itu yang tidak jauh dari kamarnya. Ruang itu terlihat klasik dengan nuansa merah dan hitam serta ada kepala patung serigala dengan berdiri didepan sebuah dinding yang berwarna merah.
Steven meletakan Vanessa disebuah batu yang sangat besar dan berukuran seperti tempat tidur , lalu dia mengiriskan tanganya dan keluar darah yang menetes tepat dimulut Vanessa.
"Wahai iblis pengguasa bangsa srigala ku mohon lenyapkan lah racun dalam tubuh anaku Vanessa, buatlah dia sehat kembali dengan darah yang aku teteskan kembali" kata Steven dengan mengangkat kedua tanganya keatas. Sekejab sebuah sinar merah masuk kesuluruh tubuh Vanessa dan terlihat mengelilingginya dengan bagaikan sebuah gumpalan asap kemudian menghilang.
Steven pun melihat Vanessa tidak sepucat tadi dia membawa Vanessa ke kamarnya dan kemudian meletakan diatas tempat tidur.
"Tidurlah Vanes.. ingat jangan ceroboh dalam segala hal karena papa sangat takut kehilanganmu" kata Steven lalu dia mencium Vanessa dengan lembut dan pergi meninggalkan Vanessa dalam tidurnya.
Vanessa menatap sebuah hutan dan melihat semua manyat yang begitu banyak, dan itu dia berada dalam sebuah masalalu ketika dia mati. Sebelum dia kedatangan ayahnya dia melihat tubuh Rahman ditarik oleh sesosok berjubah putih dan terlihat sangat tampan dan rapi dan sambil mengucapkan doa .
"Kelak di dunia ini akan ada kehidupan baik dan jahat , kegelapan dan kebaikan maka dirimu akan lahir untuk membebaskan semua kutukan itu meskipun darah suci lah menjadi incaran setiap mahluk nantinya." ucap pria tua itu. Dia lalu membawa jasad Rahman dan memandikanya kemudian mengguburnya setelah dikafani dengan kain seadanya.
Vanessa melihat semua itu yang tidak dia ketahui sama sekali tentang mayat kekasihnya. Dan ketika dia melihat semua itu dia muncul disebuah ruangan yang dekat kamar ayahnya terlihat tubuhnya terbujur kaku disebuah batu besar yang besarnya seperti tempat tidur dan panjang.
Steven mengigit leher Vanessa sambil mengucap mantra dan melakukan ritual yaitu mengorbankan salah satu gadis perawan dari kampung yang jauh untuk mengantikan jiwanya pada Vanessa agar bisa hidup kembali.
Dan hasilnya Vanessa hidup meskipun dia sebagai siluman tapi wajahnya tetap awet sepanjang masa.
Vanessa mengetahui rahasia dibalik dirinya dan melihat sangat jelas bagaimana ayahnya Steven membangkitkan dirinya dari kematian yang menggerikan.
Seketika Vanessa terbangun dan melihat dirinya sudah ada dikamarnya sambil mengigat kejadian yang terjadi padanya.
Matanya tertuju pada sebuak bunyi suara yang menggusik telinganya, Vanessa meloncat kesana kemari mencari suara itu dan ternyata bungkusan sebuah kotak yaitu hp yang diberikan padanya .
Vanessa bingung menekannya disitu ada nama Kodi dan dia mencoba menekan asal asalan dan terdengar suara Kodi.
"Halo Vanessa.. syukurlah sekarang kamu bisa menekanya jadi aku agak lega"ucap Kodi pada Vanessa.
"Kamu siapa kok ada tulisan Kodi ..sih apa kamu menyamar jadi Kodi" sahut Vanessa menggoyangkan hpnya dan terdengar suara tawa Kodi.
"Vanes..aku Kodi..kamu lucu" jawab Kodi tertawa riang.
"Kodi..apakah kamu masuk kedalam benda aneh ini.. Kodi katakan bagaimana aku bisa mengeluarkan mu"kata Vanessa dengan Khawatir tapi Kodi malah semakin tertawa mendegar kata konyol dan polos Vanessa.
"Vanes sayang pacarku yang cantik itu cuma suara ku. Ini adalah alat komunikasi jarak jauh , jadi dimana tempatmu berada kita bisa bicara" kata Kodi menjelaskan pada Vanessa.
"Tapi aku tidak mengerti tentang benda aneh ini Kodi.. apa namanya benda suara" tebak Vanessa sambil berkata dengan asal.
"Hahaha kamu lucu.. bukan sayang itu handphone telepon genggam atau bahasa singkatnya hp" jelas Kodi pada Vanessa.
"Oh..."sahut Vanessa.
"Kok cuma oh.. Vanes gimana kabarmu apakah kau baik baik saja aku khawatir padamu" ucap Kodi dengan serius.
"Aku baik baik saja Kodi" sahut Vanessa dengan sedih terbayang akan mimpi buruknya.
"Vaness... kamu tunggu di depan nanti akan ada orang mengantar paket makanan steak sapi buatmu jadi kamu harus makan banyak agar kamu cepat sehat" ucap Kodi.
Vanessa mendegar sangat bahagia ketika mendegar steak sapi kesukaanya.
"Baiklah..aku pergi Kodi terimakasih"sahut Vanessa lalu menuju ruang utama dan lupa mematikan hpnya.
"halo..Vanessa.. ah..gadis ceroboh dia lupa matikan hpnya" ucap Kodi kemudian mematikan hpnya.
Suasana tampak sepi ketika seorang pegantar paket datang menyusuri jalan setapak tepat dibelakang sekolah. Dia memakai motor metik berwarna merah dan melihat ada buah rumah yang satu rumah mewah dan yang satu terlihat menyeramkan.
Pria itu menggerutkan kening dengan sebuah bungkusan berisi sepuluh kotak ditanganya. Dia binggung tapi alamat tertuju pada rumah menyeramkan dengan pohon beringin tua didepanya. Apa iya ada orang tinggal dibangunan yang menyeramkan dengan daun daun berserakan dimana mana, pagar besi yang dimakan usia, serta pintu kayu yang terlihat lusuh dan berdebu penuh sarang laba laba.
Ditatapnya keatas bangunan itu tinggi menjulang dia beranikan diri untuk mengetuk pintu, andai saja ini bukan pekerjaanya mungkin dia akan kabur dan takut melihat rumah seseram ini.
"Permisi... paket sudah datang" kata pria itu mengetuk beberapa kali. Dan terlihat pintu terbuka pria itu menjauh dan keluar gadis cantik dengan menggunakan kaos olah raga dengan wajah pucat dan dingin.
"Maaf non.. ini pesanan anda datang silahkan tanda tangan ini"kata pria itu agak sedikit gemetar.
"Iya makasih pak.." jawab Vanessa tanda tangan lalu mengambil paket dan masuk kerumahnya.
Pria itu agak lega dia tidak berani bertanya lagi melihat wajah Vanessa yang terlihat membuat bulu kodoknya bersdiri lalu dia dengan segera mungkin memalingkan motornya dan pergi begitu saja.
Vanessa dengan senang melahap steak sapi itu dan ketika dia tengah menyantapnya Steven datang.
"Vanes...kamu sudah sehat..apa itu" tanya Steven.
"Oh.. ini steak sapi Kodi belikan untuku.. papa mau coba, ini enak pa daging benar benar enak" kata Vanessa sambil melahapnya.
"Benarkah.. tapi papa terbiasa makan daging manusia yang mentah " kata Steven mendekati Vanessa.
"Papa coba ini dan rasakan" Vanessa menyuapi Steven dan benar Steven juga menyukainya.
"Vanes..kamu benar ini daging enak" sahut Steven dan mereka manyantap dengan lahap daging itu sampai habis.