Kodi membawa bunga itu kehalaman rumahnya, dia meletaksn tasnya di halaman dan mengambil beberapa pot kosong dan mengisinya dengan tanah dan kemudian menanam tanaman yang dia bawakan.
Kodi merasa dirinya akan memberikan bunga itu pada ibunya yang sangat mencintai tanaman. Kodi masuk dengan tubuhnya sedikit kotor dan melihat Vina sedang duduk menonton tv sambil meletakan sebuah cemilan. Tatapanya tertuju pada Kodi yang terlihat sedikit kotor.
"Kodi...bajumu kotor kamu habis ngapain" tanya Vina sambil menatap Kodi yang menghentikan langkahnya ketika ingin masuk kamar mandi.
"Aku.. bikin kejutan buat mamah.. itu ada tanaman baru aku bawa dari teman.. apakah mamah suka" sahut Kodi dan langsung menuju kamar mandi.
Vina penasaran dengan kata kata Kodi , dia keluar menuju halaman sebuah tanaman berbentuk love dan bercorak hitam dan merah berpadu putih. Kalau dilihat bunga itu sangat unik dan langka bahkan ada ditengahnya tumbuh seperti bunga kecil berbentuk hati. Vina senang dan tersenyum dia cukup puas dengan tanaman yang Kodi bawa hatinya terasa ada yang memperhatikanya.
Selesai mandi Kodi makan siang , Vina tersenyum dan sambil memegang tabletnya.
"Kodi..tanaman yang kamu bawa cukup langka.. bahkan tak ada yang menanamnya.. harganya sangat mahal jika dijual.. kau dapat darimana tanaman unik ini" Vina berkata sambil melihat Kodi menyantap makanan dimeja.
"Oh... itu tadi aku minta dari tetangga sebelah" sahut Kodi sambil mengunyah ayam goreng.
"Tetangga sebelah... perasaan mamah kita hanya berhadapan rumah kosong yang mengerikan itu... apa rumah itu ada penghuninya" Vina mengerutkan keningnya sambil menjawab kata kata Kodi dia binggun dengan ucapan anaknya.
"Iya.. mah.. itu ada penghuninya..bagi mamah menyeramkan padahal didalamnya besar. di tempat itu ada teman sekelas Kodi tinggal dirumah itu" jelas Kodi membuat Vina bertanya tanya dalam hatinya apa ada orang seberani tinggal dirumah seperti itu .
"Kodi... terserah kamu bilang apa..yang jelas kamu minta lagi tanaman itu" sahut Vina dengan langkahnya mendekati Kodi.
"Emangnya mamah suka dengan tanaman itu" tanya Kodi agak heran.
"Iya ..bunga itu adalah bunga patah hati yang langka dan harganya mahal" ucap Vina.
"Kalau begitu..aku tidak ingin mah.. karena aku mendapatkanya sampai mempertaruhkan nyawaku" kata Kodi lalu pergi karena tidak mau mamahnya terlalu serakah.
"Anak bodoh kau mau uang tidak" terak Vina mendatangkan Kodi yang lagi siap mengambil kunci motornya.
"Pikiran mamah itu cuma uang terus.... mah aku bawa tanaman itu hanya ingin mamah senang bukan buat mamah serakah" sahut Kodi tanpa basa basi dia pergi mengendarai motornya.
Dari sebuah halaman rumah tetangganya Kodi menunggu Vanessa untuk jalan jalan bersamanya. Lagi lagi Vina mengintip terlihat dari kejauhan seorang gadis cantik keluar dari rumah yang menyeramkan itu dan ikut bersama Kodi.
Sementara Kodi dan Vanessa melaju menuju arah kota dan mereka ingin pergi kesebuah restoran yang menjual aneka makanan daging yang enak kesukaan Vanessa.
"Kodi... tumben kau ajak aku jalan jalan bukankah hari ini kamu istirahat untuk terus bersama ibu mu" Kata Vanessa sambil memeluk pinggang Kodi.
"Aku.. males.. ibuku tak pernah berubah dimatanya hanya uang dan tak peduli tentang aku.. Vanes jangan bahas itu lagi..aku akan mengajakmu ditempat kamu suka" sahut Kodi yang tengah gugup bersama Vanessa.
"Benarkah...wow aku beruntung dibawa kamu" kata Vanessa dengan bahagia. Entah apa yang membuat Vanessa tidak sabar , dia menyentuh helm Kodi dan mulai membaca kepala Kodi untuk arah yang mereka tuju .Dan dengan kekuatanya motor Kodi tiba tiba tidak bisa di kontrol dan melayang lagi , hal itu membuat Kodi berteriak.
"Vanes... apa yang kamu lakukan... cepat turunkan aku takut" teriak Kodi yang gemetar.
" Kodi..aku kelaparan... dan kamu tenang saja kita akan sampai dengan selamat" sahut Vanessa dengan lucu sambil beryanyi nyanyi.
"Vanes..aku tidak suka ini.." Lagi lagi Kodi berteriak.
"Diamlah...ini kita mau sampai" ucap Vanessa sambil menurunkan motor Kodi.
Orang yang lewat terpana melihat Kodi dan Vanessa turun, seseorang yang kagum melihat motor yang melayang dan turun dengan tepat.
"Mas...motornya keren ..bisa melayang keudara berapa harganya mas.." tanya seorang laki laki seumuran Kodi.
"Apanya.. keren.. ngak usah nanya nanya.. nanti aja" sahut Kodi dengan kesal melirik Vanessa yang tersenyum lucu.
"Dasar pemarah.. orang tanya juga ngak dijawab" kata pria itu lalu pergi begitu saja.
Vanessa dan Kodi masuk disebuah restoran yang cukup mahal , restoran memberikan pelayanan terbaik dan makanan terbaik dan Kodi memesan makanan steak sapi buat Vanessa sebanyak tiga porsi.
Vanessa sudah tidak sabar dia melihat wajah yang tampan dihadapanya tanpak kusut dan Vanessa mulai menyukai Kodi dengan tatapan Kodi yang mengarah padanya.
"Kodi... kenapa kamu begitu pemarah" tanya Vanessa
" Kamu bilang..apa Vanes... emangnya kapan aku marah sama kamu" ucap Kodi yang tengah duduk minum jus jeruknya.
"Tadi..sama orang tadi" sahut Vanessa lagi menatap Kodi menghabiskan minumanya. Vanessa seakan menghayal yang lain tentang Kodi.
"Itu.. alasanya tanya motor..ujung ujungnya melirik kamu " Kodi berkata seakan tidak sadar bahwa dia terlihat prosesif dengan Vanessa.
"Kamu cemburu bilang begitu Kodi... berarti kamu cinta sama aku " sahut Vanessa menatap Kodi yang merah wajahnya akibat mendegar jawaban Vanessa yang tepat dalam pikiranya.
"Sudah jangan dibahas... ayo kamu makan yang puas itu makananya datang" ucap Kodi mengalihkan pembicaraan dan Vanessa sudah tidak sabar melahap semua daging itu.