Hari minggu sudah tiba Kodi duduk dan berolah raga dia berlari mengencangkan ototnya yang terlihat panjang sambil membawa bungkusan yang isinya handphone.
Dia binggung mulai darimana memanggil Vanessa tapi dengan segenap jiwanya dia masuk disebuah gerbang rumah kono yang terlihat klasik .
Vanessa keluar dengan senyumnya yang menggoda dia memakai baju olahraga berwarna pink muda.
"Hai Kodi.. aku tau kau ingin menemuiku ayo kita olah raga"kata Vanessa dengan bahagia.
"Tunggu Vanessa aku ingin memberimu sesuatu untuk kita komunikasi" ucap Kodi dengan membalas senyum Vanessa.
"Apa itu .. makanan atau barang" tanya Vanessa mendekati Kodi.
"Ini handphone atau hp aku ingin kau memakainya agar kita bisa komunikasi dengan mudah" jawab Kodi.
"Hmm apakah kekuatan ku kurang untuk bisa komunikasi denganmu meskipun jarak jauh.. aku belum mengerti benda itu" sahut Vanessa dengan acuh.
"Bukan..bukan itu masalahnya aku ingin melihat wajahmu yang cantik di hp ini aku akan mengajarkan mu Vanes cara menggunakanya" kata Kodi sambil memegang bahu Kodi.
"Aku tidak butuh" sahut Vanessa.
"Ku mohon Vanes ambilah suatu saat kau membutuhkanya disini ada kartu hp yang sudah aku letak disini" ucap Kodi menatap Vanessa.
"Baiklah.." Vanessa lalu mengambil bungkusan itu lalu dengan secepat kilat dia pergi meletakanya dan kembali dihadapan Kodi.
Vanessa dan Kodi lalu berlari menyusuri area perkampungan. Banyak orang melihat mereka sampai tatapan yang penuh kekaguman. Namun sebuah mata mengintai dibalik kebersamaan Vanessa dan Kodi.
Kodi merasa jantungnya berbunyi sangat kencang seakan tak terkendali.
"Vanes sepertinya jantungku terasa sakit rasanya.. berhentilah untuk istirahat" ucap Kodi dengan sedikit pucat.
"Kodi kamu kenapa ada apa denganmu , apakah kau baik baik saja" ucap Vanessa menatap wajah Kodi terlihat pucat.
"Kodi mari aku bantu" Vanessa memeluk Kodi yang terlihat lemah dengan kekuatanya yang penuh dia mencari tempat yang cocok untuk membawa Kodi istirahat.
Sesampai di sebuah rumah yang sepi seperti tak ada penghuninya, Vanessa mengiringi Kodi duduk disebuah teras rumah yang tampak sepi. Kodi seakan buruk sekali . Tubuhnya yang tadi sehat mendadak melemah entah apa yang terjadi yang jelas tidak tau penyebabnya dan membuat Vanessa panik.
"Kodi ..apa perlu aku bawa kamu kerumah sakit" kata Vanessa dengan gelisah.
"Vanes.. percuma bahkan dokter tidak tau penyakitku.. Vanessa aku sangat lemah rasanya seakan ada yang menusuk di uluh hatiku" kata Kodi dengan lemah dia bersandar di sebuah pintu.
"Kodi.. aku tidak tau harus berbuat apa .. aku ingin membantu mu tapi mantra ku tidak cukup mampu untuk mengembalikan lukamu..Kodi di masalalu kamu terluka parah dan meninggal sehingga efeknya masih ada. Kodi ... seakan semua ini sebuah sihir ilmu hitam itu sudah mulai mengguasai bumi ini dengan mantra beracun" kata Vanessa sambil membelai wajah Kodi.
Vanessa terdiam melihat Kodi menutup matanya, dia mengambil beberapa daun dan mulai membaca mantra dan meletakan didada bidang Kodi.
Daun itu tampak membiru dan terlihat semakin hitam , dan bereaksi tethadap Vanessa yang menggeluarkan darah dibibirnya.
Berlahan mata Kodi terbuka dan melihat Vanessa menggeluarkan darah dari hidung sampai mulutnya.
"Vanes.. kamu berdarah lihatlah wajahmu .. Vanes apa yang terjadi" Kodi memegang Vanessa dan menghapus darah dari hidung dan mulutnya.
"Kodi.. aku tidak apa apa hanya saja aku sedikit melemah racun itu menguasai dirimu" kata Vanessa dengan lemah.
"Vanes mengapa kamu lakukan ini menolongku .. kau tau ini menyerap energi begitu besar darimu" sahut Kodi dengan gelisah.
"Kodi.. sejak kamu menjadi Rahman dari dulu hingga kau terlahir kembali, aku akan lakukan demi bersama mu .. bahkan aku rela kabur dari rumah hanya untukmu demi mewujudkan cinta kita.. jika aku lakukan ini jangan tanya kembali .. karena cinta lah yang membuatku begini" Vanessa berkata dengan lemah dengan tatapan lembut, hati Kodi jadi tersentuh mendegar kata kata Vanessa . Dia merasa ada ikatan yang kuat bahkan takdir tidak bisa menolak akan pertemua mereka.
Cinta mereka terlalu sulit dihindari, terutama Vanessa dia rela melakukan apa saja demi bisa bersama Kodi.
Bahkan Ketika ratusan tahun yang lalu ketika dia menjadi manusia Steven berulang kali membawanya pulang kekampungnya Belanda yaitu Denmark namun Vanessa menolak agar dia bisa bersama Rahman pria yang sangat dia cintai.
Rahman memang menjadi pelabuhan hatinya dia sangat mencintai Rahman sampai kehidupannya berakhir tragis dan itu sangat dibenci Vanessa.
Kehidupanya sebagai manusia srigala sangat menyiksanya, dia begitu kesepian bayangan masalalu tak bisa dia lupakan begitu mengores luka hatinya. Setiap malam Vanessa mengaung ditengah bulan purnama berharap rekarnasi Rahman kembali dan itu cukup lama, dan akhirnya rekarnasi itu bernama Kodi yang begitu mirip dengan Rahma.
Kodi mengendong Vanessa dibahunya dengan penuh kasih sayang menyusuri rumah dan jalan yang sepi.
Kakinya tak pernah lelah berjalan sampai ketika dia di hadangi oleh pria berambut emas dengan mata biru . Ya dia adalah Jhon dengan gaya elegan menghadangi Vanessa dan Kodi.
" Kamu Kodi kan .. tolong serahkan Vanessa padaku " kata Jhon sambil mendekat.
"Tidak .... maaf aku tidak bisa menyerahka Vanessa untuk mu" sahut Kodi dengan tatapan berapi api.
"Kalau begitu kamu cari mati" ucap Jhon bersiap menyerang Kodi.
Tapi entah apa yang terjadi mendadak Kodi bisa bertarung dan melawan Jhon dia cukup lincah sambil meletakan Vanessa yang tertidur dibahunya. Diletaknya Vanessa dibawah pohon kelapa kemudian dia bertarung melawan Jhon yang sangat ahli beladiri.
Panas matahari mulai terik membuat Jhon menghentikan langkah pertarunganya ,dia menghilang bagaikan ditelan bumi.
Berlahan Kodi membawa Vanessa kembali untuk menuju rumahnya.
Vanessa seakan termimpi ketika dia mati dan ayahnya membawanya disebuah rumah untuk.