Kodi masuk dalam kamarnya hatinya terasa sakit dan mulai memejamkan matanya. Dan sebuah pikiranya melayang akan masalalu tanpa dia kehendaki tubuhnya terasa melayang masuk kealam dimensi lain, dimana disitu dia sebagai Rahman yang menuggu kekasihnya datang.
Rahman ya..Rahman pemuda tampan yang banyak disukai kaum perempuan tapi hatinya berlabuh pada Vanessa wanita yang begitu berbeda dimatanya. Pulang dari pemakaman kerabatnya seorang dari suruhan William memata matai dirinya ya.. dia adalah warga lokal yang berkhianat dengan iming iming uang yang menjanjikan seakan memberi tahu tentang Vanessa.
Sebenarnya dia tidak terlalu peduli juga dengan uang tapi melihat Siti gadis dambaanya sangat tergila gila dengan Rahman membuat dengki menyertai dirinya. Ya.. nama pria itu Zuhdi Zainuhdi nama lengkapnya .Pria itu tubuhnya agak gempal dan tidak tinggi dan wajahnya juga tidak terlalu tampan tapi dia bersih dan rapi. Zuhdi di panggil William untuk membuat perjanjian menjauhkan Vanessa darinya dan William akan memberi sepundut kepingan uang golden emas bila berhasil mencelakai Rahman.
Vanessa sudah resah.. sudah beberapa hari dia dikurung dalam kamar bahkan kadang Steven mengalah pada keputusan Vanessa ingin menikah dengan Rahman. Tapi melihat kekacauan yang terjadi tentang kedatangan tentara jepang membuat Steven mengurung Vanessa dikamarnya.
Suasana disitu agak sedikit ricuh William membuat persembunyian ditempat banker khusus persembunyian mereka. Dan terus menyewa mata mata untuk tau perkembangan situasi dan kondisi ditempat mereka.
Zuhdi tau bahwa Rahman sedang jatuh cinta dia berusaha menjadi santri yang baik dan peduli akan Rahman sehingga Rahman percaya pada orang yang salah dan ibarat cerita sahabat pengkhianat.
Kalau saja Rahman menemui Vanessa di sebuah pondok pada malam yang sudah mereka janjikan dan mereka pergi mungkin ceritanya tak setragis ini. Rahman terlalu percaya pada orang lain yang belum tentu bisa di percaya.
Vanessa sudah morang maring dikamar dia terasa bosan dan ketika mendapat surat dari Rahman bahwa dia harus kepondok untuk bertemu Rahman dan hatinya sangat bahagia. Dia hanya berpikir membawa beberapa pakaian untuk bisa kabur dan menikah dengan Rahman.
Vanessa melangkah keluar mengendap gendap dari sisi jendela yang sudah dia rusaki. Dia melihat sisi kanan kiri memastikan tak ada orang melihatnya dan kemudian turun melangkah dan menuju hutan diterangi cahaya rembulan. Obor masih belum dia nyalakan dan masih melekat ditanganya ketika sudah jauh berjalan di rumahnya dia pun menghidupi obor dengan batu api yang dia bawa dalam sebuah saku dresnya.
Malam semakin kelam yang ditunggu juga belum datang sudah dua jam menunggu mestinya Rahman sudah datang tapi tetap saja Vanessa menunggu ditengah cahaya rembulan.
Sedangkan Rahman berniat untuk menemui Vanessa dia sudah rindu tapi dia bertahan karena hujan turun dan Zuhdi memintanya untuk singgah dirumahnya.
Beberapa tabungan uang hasil kerja keras selama ini dia simpan untuk berencana menikahi Vanessa dan sambil seringgai licik diwajah Zuhdi membuat sesuatu diminuman Rahman hingga laki laki itu tak sadarkan diri.
Pada pukul jam 12 malam Rahman terbangun dan melihat semua kaki tanganya terikat matanya terasa pusing dan lebih kagetnya dia melihat ayah serta adiknya disekap disebuah gubuk yang kotor tempat menyimpan benih padi kala itu.
Rahman memanggil ayahnya yang berdarah disudut bibirnya begitu juga dengan saipul mukanya lebam akibat dipukul dan Rahman sangat khawatir dan mengingat kembali apa yang menjadi rencananya.
Ingatanya kembali kala dia pamitan pada ayah dan adiknya untuk menjemput Vanessa disebuah pondok berserta paman Vanessa sudah ada dirumahnya tapi tiba tiba hujan dan Zuhdi memanggilnya dan singgah dirumah Zuhdi sebentar dan kemudian Zuhdi memberi kopi padanya hingga dia tersadar bahwa dia di jebak sahabatnya sendiri.
Suara pintu terdengar ada yang melangkah membuka pintu dan mata Rahman terbelalak dia melihat Zuhdi dan juga William masuk dengan membawa senjata berserta anak buahnya.
"Pengkhianat .... bodoh.. kamu Zuhdi.. kenapa dirimu tega menyekap ku berserta ayah dan adiku.. apa salahku padamu mengapa kau bersekongkol dengan kaum penjajah itu" teriak Rahman penuh dengan amarah.
"Kamu tanya apa salahmu... Rahman Rahman jangan pura pura bodoh.. kamu kira uang itu tak berharga bagiku dan juga Siti.. aku lebih baik kehilangan orang seperti mu yang syok suci dan juga dermawan.. lihat Siti yang aku puja dan aku damba setiap hari.. menyukaimu bahkan dia sudah sering menolak ku...itu karena wajah tampanmu Rahman" Sahut Zuhdi dengan penuh emosi dia menampar wajah Rahman dan kemudian menampar lagi dan senyuman terlihat dimata William.
"Zuhdi... selama ini aku salah mengangapmu sahabat ternyata kamu ular.. ular yang kejam.. caramu licik .. jika kamu benci kenapa kamu sekap abah dan juga adiku.. lepaskan dia ...mereka tidak bersalah" ucap Rahman.. tapi tanganya terus berusaga bermain melepaskan tali ikatanya.
"Rahman... dirimu memang tampan tapi aku puas bila bisa membunuh semua keluargamu.. kecuali Vanessa.. dia menjadi istri tuan William dengan menyingkirkan keluargamu adalah cara tepat untuk bisa menyatukan tuan William dan aku akan menjadi kaya hahaha"Sahut Zuhdi.
"Iblis... pengkhianat.. iblis kamu Zuhdi... Vanessa tidak akan menyukai pria tua seperti tuan William" teriak Rahman membuat William marah dan mengambil belati guna membunuh Rahman , tapi apa yang terjadi haji Udin bangun dan melangkah hingga yang terkena tusukan adalah haji Udin. Mata Rahman memerah melihat cairan darah mengalir tepat diuluh hati ayahnya yang sudah terlihat lemah dan tua .
"Abah...bangun..bah..bangun..Pul...Saipul bangun.. abah..." teriak Rahman. Rombongan tentara jepang datang dan William berlari hingga yang sempat ada adalah Rahman, Saipul dan juga Zuhdi.
"Tuan... tunggu aku.." teriak Zuhdi tapi dia tidak bisa mengejar William yang ada hanya seorang bermata sipit dan memenggal kepalanya.
Rahman bangun dan membangunkan Saipul adiknya.
"Ipul...bangun..Saipul bangun... dia mengambil belati dan mengiris ditali untuk melepaskan ikatanya dan kemudian kakinya.
Sudah terlihat rombongan dihadapanya berkulit putih sambil memegang senjata mereka berbicara bahasa jepang Rahman mengerti karena dia belajar bahasa jepang dengan sahabatnya yang juga orang jepang.
"Kalian... kenapa disini.. mengapa ada orang mati dihadapan kalian " ucap salah satu tentara jepang yang bisa bahasa sedikit bahasa Hindia Belanda.
"Ampun tuan .. kami disekap oleh tentara Belanda mereka mau membunuhku dan keluargaku dan mereka behasil membunuh ayahku..." ucap Rahman sambil memperhatikan mata yang sipit itu tapi terlihat sanggar dan menakutkan.
Saipul terbatuk batuk dan bangun dia kaget melihat ayahnya mati dan juga Rahman dengan wajah lebam serta bibir berdarah.