Chereads / Bayangan Masalalu / Chapter 41 - Kenangan Memilukan 2.

Chapter 41 - Kenangan Memilukan 2.

"Kak... kenapa dengan abah..apa mereka membunuhnya" tanya Saipul sambil pucat melihat rombongan bersenjata.

"Bukan..tapi William " sahut Rahman. Kemudian Rahman dan Saipul dibawa secara paksa untuk berdiri dan mereka menyuruh berjalan ditengah malam sambil mengacungkan senjata dikepala mereka. Saipul ketakutan dan menangis tapi bukan simpati mereka malah memukul wajah Saipul yang tak berdosa membuat Rahman marah dan dengan ilmu bela diri dia miliki dia memukul tentara jepang hingga jatuh tersungkal. Saipul berlari karena Rahman menyuruhnya untuk kabur tapi letusan senjata tepat dikepala Saipul dan membuat dia jatuh dan mati ditempat. "Saipul.".. teriak Rahman hingga dia tidak menyadari sebuah benda tajam menusus diantara tulang belikatnya.

Rahman masih kuat berdiri dan memukul tentara jepang kemudian berlari tapi tembakan meletus lagi ditubuhnya.. hingga dengan sekuat tenaga dia berusaha bangkit meskipun kondisinya masih terlihat parah. Rahman bersumpah dia tidak akan mati secepat itu kecuali dia bisa bertemu Vanessa.

Sambil jatuh dan bangkit lagi Rahman bersembunyi dan kemudian menuju pondok itu.. sesekali dia mengucap doa ketika dia ingat agar tubuhnya tak terlihat..kemudian hari sudah mau memasuki pagi dia melihat Vanessa tertidur dengan mata sembab oleh air mata.

Begitu setianya sesosok Vanessa yang rela menunggu semalaman demi janji untuk bersama orang yang dicintainya. Tangan Rahman membelai dengan lembut dan berlahan lahan darah masih mengalir menepis wajah Vanessa. Dia bersembunyi ketika Vanessa terbangun dan Vanessa mengambil air untuk minum melihat pemuda yang penuh luka dihadapanya dengan tangan yang dingin.

"Rahman... ada apa denganmu.. kenapa lukamu cukup parah" ucap Vanessa dengan khawatir.

"Vanes.. kondisi sudah terasa tidak mampu... maafkan aku..baru datang.. keadaan sana sangat gawat..ku mohon pergilah selamatkan dirimu ..abah dan Saiypul dibunuh ..huhu...huhu biarkan aku disini aku mungkin akan mati menyusul abah dan juga Saipul adiku"ucap Rahman lirih.

"Tidak Rahman aku tidak akan meninggalkan mu..aku ingin mati bersamamu" sahut Vanessa dengan air mata. Dia menatap mata sayu dan wajah yang pucat begitu banyak luka semua baju Rahman dipenuhi darah. Perbincangan mereka panjang

lebar membuat Rahman sudah semakin melemah dengan kondisinya.

"Vanes... tolong pergilah lupakan janji kita aku .. takut tentara japang membunuhmu dan memperkosamu... lupakan janji kita.. jika aku terlahir kembali dimasadepan aku berjanji bersamamu dan menikahimu tak peduli apapun dirimu" Kata Rahman terputus belum selesai sebuah tembakan menghantam tepat didadanya lagi kini dia mati dan Vanessa berteriak menatap pria yang bermata sipit tersenyum.

Kenangan itu sangat memilukan dan begitu pahit jika diingat pada masalalu. Itu terlihat jelas ketika Kodi melihatnya membawa Vanessa dengan paksa dan William datang tapi Vanessa menolaknya hingga William juga mati. Kemudian Vanessa bunuh diri secara tragis.

Kodi tersadar antara mimpi buruk dan nyata dia alami, dia menatap jendela Vanessa dan merasa gadis itu adalah perempuan yang paling setia yang pernah dia kenal dalam hidupnya.

Hatinya berkata bahwa penderitaan yang dialaminya sekarang tak sebanding dengan zaman dulu dia tempuh pantas saja Vanessa memuji Rahman berlebihan memang benar adanya pria itu kuat dan bahkan dengan kondisi yang parah sekalipun dia cukup mampu berjalan menemui Vanessa.

Kodi terbangun dia merasa kesiangan dilihatnya masih jam 6 pagi lalu dia mandi dan setelah itu dia mengenakan seragam sekolah.

Ketika dia mau sarapan dilihatnya ibunya sudah menunggu untuk sarapan bersamanya.

Kodi lalu duduk dia melihat ibunya memberikan susu untuk Kodi.

"Kodi..kamu bangun terlambat.kenapa sudah pukul 6 lewat kamu baru sarapan..ayo makanlah nasi gorengnnya karena ibu yang membuatnya" ucap Vina dengan perhatian pada Kodi.

"Tumben mamah masak buat aku...mah..aku minta maaf karena kesal dan marah sama mamah"ucap Kodi dan melahap semua nasi gorenf itu meskipun sedikit asin.

"Mamah yang harus minta maaf atas semua kesalahan mamah yang kurang perhatian padamu. Mamah hari ini libur mamah ingin membagi waktu dengan mu"sahut Vina sambil makan bersama Kodi. Ada binar bahagia dimata Kodi kemudian pamitan pada ibunya seraya memeluk ibunya.

Vanessa sudah berangkat duluan dari Kodi terasa mereka masih marah marahan dia melihat Beni dan terlihat sedikit takut, namun Vanessa mulai berbaur padanya.

"Pagi..Ben.. tumben kamu tidak bersama Laras lagi" Kata Vanessa sambil mendekati Beni.

"Aku malas berteman denganya.. dia terlalu jahat sekarang..Vanes..kamu adalah temanku.. aku ingin kita menjadi teman baik" sahut Beni dengan tulus . Ada binar kebahagiaan dihati Vanessa dia mulai menjadi wanita seutuhnya dan ingin berusaha membuang sifatnya yang terlalu asing dimata orang orang. Mereka terus berbincang sampai terlihat pemuda tampan dengan gaya yang khas terlihat dipojok ruangan.

Semua para gadis menyambut dengan riang atas kedatangan Kodi dan mereka berlaga genit seakan mencari perhatian tapi matanya menuju pada Vanessa dan Beni tanpa menghiraukan sedikit pun.

Langkah Kodi terhenti melihat Beni dan Vanessa saling bicara satu lama lainya.Vanessa menggalih matanya seakan tidak suka dengan Kodi yang begitu banyak diidolakan setiap wanita.

"Ben.. kamu masuk dulu..aku pengen ngomong sama gadis ini" ucap Kodi dengan senyuman.

"Yee belagu lue .... udah kamu ini mentang mentang banyak cewek mendekatimu... Vanessa lagi dirayu... ya..udah terserah" kata Beni denga pergi masuk ke kelas. Vanessa diam dan matanya menatap kiri kanan seolah Kodi tidak ada didepanya.

"Vanes..Vanes..masih marah" ucap Kodi menatap Vanessa.

"Masih..kamu terlaluan.. " sahut Vanessa.

"Siapa yang mulai.. ayo kamu kan ..jadi jangan gitu Vanessa cantik" goda Kodi.

"Iya.. kamu tampak terlaluan mentang mentang banyak perempuan suka sama kamu ..sekarang kamu genit" jawab Vanessa dia terlihat cemburu melihat Kodi berdekatan dengan gadis lain.

"Ayo..ngaku kamu cemburu ya..." goda Kodi yang terlihat gemas melihat wajah Kesal Vanessa.

"Cemburu.. mimpi kamu" Vanessa masuk kekelas dan meninggalkan Kodi. Kodi tersenyum sebenarnya dia ingin mengunkap perasaanya pada Vanessa, tapi melihat Vanessa yang terlihat cuek dia menunda niatnya.