Chereads / Bayangan Masalalu / Chapter 38 - Jadi Pahlawan Tertampan.

Chapter 38 - Jadi Pahlawan Tertampan.

Tim sar datang menolong dengan membawa rombongan yang lumayan banyak. Hingga siang menjelang para siswi masih saja tidak sadarkan diri.

Vanessa dan Kodi berjalan menyusuri hutan , kaki Kodi sangat kelelahan dia terduduk Vanessa menatapnya.

"Kodi..ayo jalan lagi.. mereka butuh bantuan kita" kata Vanessa menarik tangan Kodi.

"Vanes..istirahat dulu..aku cape.. apa kamu mau melihatku pingsan berjalam terlalu jauh" sahut Kodi dengan nafas tersenggal senggal.

" Memang pria lemah seperti mu susah dikasih tau" jawab Vanessa dengan enteng.

"Hei... kamu bilang aku lemah..aku tidak lemah aku pria sejati.. lain kamu siluman enak ngak cape capenya udah ngisap darah ..dapat kekuatan lalu seenaknya ngatahin orang" keluh Kodi menatap Vanessa dengan kesal dia lalu berdiri dan mengambil ceri hutan dia makan dan berlalu melewati Vanessa.

Vanessa hanya tersenyum mendegae ucapan Kodi. Tanganya menunjuk sebuah kayu panjang dan dengan sekali tekan kayu itu membawa Kodi terbang bersama Vanessa melompat dan duduk disebuah kayu bagaikan nenek sihir membawa anak kecil dengan sapu ajaibnya.

"Aaaa... Vanes apa apaan nih... aku takut.. nanti aku jatuh"teriak Kodi dengan ketakutan dan membuat Vanessa tertawa.

"Hahaha... Kodi ternyata kamu penakut.. katamu tadi kakimu sakit dan kamu suruh aku membantumu..sekarang aku bantu kau takut.. sebenarnya yang aneh itu aku atau kamu" jawab Vanessa dengan tawanya melihat Kodi tak mampu melihat kebawah.

"Vanes..kamu bilang kekuatan mu hampir habis kenapa tidak ada cara lain tanpa harus membawaku terbang seperti ini..aku takut ketinggian... kau benar pembohong ...kau senggaja mengerjainku.. Vanes aku takut" teriak Kodi dengan takut dan membuat Vanessa makin melaju mengendarai kayu itu.

"Huhuhu .... aku menang Kodi... tutup saja matamu dan berpeganglah dengan erat... jangan banyak bicara" sahut Vanessa melihat lucu wajah Kodi.

"Hei...aku pegang botol air ... bagaimana bisa aku pegangan ...jika aku kenapa kenapa olehmu sampai wajah tampan ku hancur oleh olahmu maka aku akan buat perhitungan"ancam Kodi mencoba membuang rasa takutnya. Vanessa semakin tertawa melihat mulut Kodi bagaikan perempuan mengancamnya berlahan dia turunkan kayu itu dia melompat dan praakkkk... Kodi terjatu dan pinggangnya saki sambil memegang botol ditanganya.

"Vaness.... kau buat pinggang hampir patah.. apa tidak cukup puas buat ku ketakutan.. cepat..bantu aku" kata Kodi sambil memegang pinggangnya. Tapi Vanessa terus tertawa dan menarik tangan Kodi dia merasa semua itu lucu, sedangkan Kodi tanpak kesal.

Sipat jahil Vanessa dari dulu tidak pernah hilang hingga sekarang, kebiasaan usilnya lah yang membuat Rahman dulu selalu teringat hingga jatuh cinta ketika banyak orang tua gadis cantik yang berniat menjodohkan Rahman namun semuanya ditolak. Usilnya sifat Vanessa adalah keunikan yang dimilikinya.

"Kodi..maaf yaa.. ayo jangan marah.. kita udah nyampe nih" sahut Vanessa mereka ada di sebuah danau dekat perkemahan.

Kodi terdiam dan merapikan bajunya dia datang melihat semua orang sudah ingin membawa gadis gadis itu dengan tandu dan membawa kerumah sakit karena hari sudah mau sore.

Beni melihat Kodi dan Vanessa berjalan langsung senang.

"Bu..Bu Dian..Kodi datang dia selamat dia bersama Vanessa selamat" teriak Beni langsung memeluk Kodi.

Bu Dian memandang Kodi dan Vanessa dan melihat dengan wajah lelah serta kusutnya.

"Kodi kamu dan Vanessa dari mana.. mengapa kalian baru datang.. lihatlah kami hari ini kewalahan dan semua teman teman kalian masih pingsan" ucap Bu Dian dengan tegas.

"Bu..kami dan Vanessa mencari air untuk menyiramkan pada gadis ini .. mereka tidak akan sembuh ..karena roh mereka dibawa" sahut Kodi.

Bu Dian terdiam dan mencerna kata kata Kodi.

"Kamu dari mana tau semua itu.. dan air yang kamu bawa dari mana" tanya Bu Dian.

"Ibu..coba saja..aku mengambilnya dari bukit laki bini.. bu.. aku akan mengusap kewajah mereka" kata Kodi mengambil botol air. Dan Bu Dian hanya menganguk.

Berlahan lahan Kodi mengusap kewajah mereka semua dan keajaiban terjadi semua siswi sudah bangun dan sadar. Mereka berteriak dengan senang serta bahagia.

"Bu ..bu Dian..apa yang terjadi..siapa yang telah menolong kami" Kata Dina duduk sambil berdiri.

"Kodi.. dia menolong kalian" sahut Bu Dian.

"Terimakasih Kodi" kata Dina sambil memeluk Kodi, Bahkan semua cewek itu memeluk dengan senang.

"Terimakasih Kodi.. kau memang pahlawan tampan yang paling aku kenal disini" ucap Reva pada Kodi.

Vanessa memalingkan muka karena cemburu memandang Kodi dipeluk semua gadis , dia begitu marah dan matanya menggarah pada sebuah ranting kayu dan menghempas pada Kodi. Sontak para gadis melepas semua pelukanya Vanessa tersenyum dan Laras memperhatikan semua itu.

"Anak anak kita harus mengemaskan barang barang kita hari ini kita kembali saja kerumah .. jujur ibu hampir jantungan dengan kejadian ini .. jadi kita harus pulang.. takut ada yang kenapa kenapa" Ucap Bu Dian.

Semua rombongan menyusuri hutan dengan kondisi yang gelap mereka memakai senter dan terus menyusuri hutan. Dan ketika di pinggir jalan ada sebuah bus besar mereka naik dan duduk dengan lega, sementara Beni, Kodi dan juga Vanessa duduk paling belakang.

Bus bun melaju dan menuju kedesa tempat para siswa berkumpul di sekolah.Wajah Vanessa masih kesal melihat Kodi dalam hatinya Kodi sangat jauh dari Rahman dulu. Buktinya dia dengan mudah membalas pelukan teman teman wanitanya berbeda dengan Rahman dia ibaratkan permata yang tidak bisa disentuh siapa saja kecuali dengan tingkah usilnya.

Pikiran Vanessa melayang akan kekasihnya hatinya sedih dan terus memikirkan Rahman dibenaknya. Dia menatap Beni tertidur dan melirik Kodi yang tengah memegang tablet barunya. Vanessa menutup matanya dan pura pura tidur.

"Rahman..Rahman...aku ingin kau membawaku sekarang juga... aku ingin mati bersamamu"ucap Vanessa dengan pura pura mengingau.

Kodi melirik dilihatnya Vanessa tengah mengingau hatinya kesal mendegar ucehan Vanessa.

"Vanes..Vanes..bangun..ayo.. kamu bicara apa" kata Kodi membangunkan Vanessa.

"Rahman...malam ini aku menyusulmu.. aku akan menikah denganmu di alam sana.. biar hanya kamu laki laki satunya yang aku cintai" Vanessa terus saja berkata membuat Kodi kesal mendegar ocehanya. Dia mengambil air minum dan menyiram ke wajah Vanessa.

"Awww... Kamu apaan Kodi... kenapa kamu menyiram ku"teriak Vanessa seakan bus juga ikut terguncang dan orang orang menoleh melihat dia dan Kodi.

"Aku cuma membangunkan mu.. suara mu berisik sangat berisik" ucap Kodi. Vanessa menyadari orang menatapnya dan Beni terbangun melihat perdebatan Kodi dan juga Vanessa.

"Oke.. aku akan diam.. Beni.. ayo ikut aku.. kita kedepan duduk disamping sopir sana"ucap Vanessa sambil menarik Beni . Tapi langkahnya terhenti Kodi menudukan dia tepat dipangkuanya membuat Vanessa semakin gugup. Seumur hidupnya dia baru merasakan duduk dipaha laki laki ,Beni memalingkan muka dan tidur kembali sedangkan Kodi menatap Vanessa.