Chereads / Bayangan Masalalu / Chapter 37 - Menuju Bukit.

Chapter 37 - Menuju Bukit.

Bu Dian tampak kelelahan mereka berjalan tidak tentu arah, sampai ada Beni berlari dan memanggil mereka.

"Bu...sebaiknya besok saja kita mencari mereka ini sudah terlalu malam.. kita minta tim sar untuk mencari keberadaan mereka" ucap Beni yang terlihat lelah.

"Baiklah.. kita menuju perkemahan.. tapi jika ibu tau ada yang melanggar karena usil pantangan ibu akan kasih hukuman" sahut Bu Dian yang tampak kelelahan.

Malam yang berganti dengan tragedi hilangnya para siswi perempuan membuat mereka tertidur dengan lelap. Laras merasa gugup dia mencoba menenangkan semua kesalahan yang telah dia lakukan.

Keesokan paginya Vanessa terbangun disamping Kodi. Kodi tertidur dengan lelap Vanessa memandang wajah tampan Kodi yang nyeyak tertidur sambil memegang tanganya yang luka digigit oleh Vanessa.

Vanessa merasa kasian terhadap Kodi yang terluka dengan berlahan dia membangunkan Kodi.

"Kodi.. Kod... bangun ayo ini sudah pagi kita harus pergi" kata Vanessa sambil menepuk wajah Kodi. Kodi membuka matanya dan terlihat wanita cantik di depanya dan berlahan dia bangkit sambil melihat tanganya yang bengkak.

"Vanes.. kita dimana.. aku harus mencari air menyegarkan tengorokan ku yang kering"ucap Kodi sambil menatap pepohonan dan terlihat pohon kelapa.

"Kodi..aku akan mengambilkan buah itu untukmu"Vanessa hanya menunjukan tanganya dan buah itu terjatuh dari pohonya. Kodi terkagum melihat semua itu, Vanessa mengambil buah itu hanya dengan jarinya dia tekan diujung buah kelapa dan kulitnya berlubang terlihat air kelapa segar lalu Kodi meminum air kelapa itu dengan habis.

"Vanes..kau hebat.. sekarang perutku jadi lapar kita berjalan menuju bukit sambil mencari buah yang layak kita makan " ucap Kodi dengan memegang perutnya .Vanessa tersenyum dan menatap Kodi dengan lucu.

"Kodi.. kau memikirkan perutmu dibandingkam teman teman mu.. " ucap Vanessa menatap Kodi terlihat letih.

"Kau salah Vanes.. aku lapar karena kamu mengigitku sehingga aku kehilangan tenaga" kata Kodi sambil memegang tanganya.

"Maaf kan aku Kodi... telah membuatmu menderita" sahut Vanessa memandang wajah Kodi. Tutuplah matamu aku akan mengambil daun ini untuk mengobati mu" Kata Vanessa dia mengucapkan mantra dan tangan Kodi kembali seperti biasa .

"Luar biasa Vanessa tangan ku sembuh , cuma masih terasa perih" ucap Kodi menatap Vanessa .

"Nanti juga hilang perihnya." sahut Vanessa.

Mereka pun pergi menyusuri hutan yang cukup lebat dan sambil mengambil buah yang tumbuh dihutan.

Dalam perjalanan terdapat curamnya jurang yang begitu dalam sesekali mereka berdua hati hati melewati curamnya jurang.

Para guru berserta siswa lainya keluar dari perkemahan . Mereka terlihat Khawatir dan Robert pergi kehutan menuju untuk mencari bantuan dan salah satunya adalah tim sar. Beni juga mencari Kodi dan Vanessa namun tidak ketemu semakin hatinya terasa panik , pasalnya hanya Kodi siswa laki laki yang hilang. Sambil berjalan menyusuri hutan mereka melihat sebuah bangunan yang tidak terawat dan para guru masuk dan siswa lainya mencari terus menyusuri ruangan untuk mencari siswi perempuan. Namun apa yang mereka temukan , mereka melihat para gadis tertidur dan tidak bangun.

Bu Dian mencoba membangunkan dan mengoyangkan tubuh Dina dan Stepi namun mereka tidak bangun . Bahkan semuanya menjadi panik tapi Beni juga khawatir dia tidak melihat Vanessa dan Kodi.

"Bu..Dian.. Kodi sama Vanessa tidak ada bu" kata Beni mencari disetiap ruangan itu.

"Kamu sudah cek semua ruanganya belum" tanya Bu Dian.

"Sudah bu.. tapi tidak ada..." jawab Beni.

"Apa Kodi sudah dimakan monster itu" sahut Laras dengan menatap Beni.

"Kalau ngomong jangan sembarangan Ras... ini semua gara gara kamu penyebab semua ini" imbuh Beni dengan amarah.

"Eh..lue ya..dasar gendut..berani lue ngomong gue patahin gigi lue" sahut Laras dengan mengepalkan tanganya.

"Sudah sudah jangan ribut ..ayo.. bantu bawa mereka semua keperkemahan sambil nunggu tim sar yang lain datang mencari Vanessa dan Kodi." ucap Bu Dian.

Para anak laki laki membawa semua gadis yang terkapar pingsan , mereka membuat tandu seadanya dan membawa mereka yang pingsan di perkemahan.

Kodi terlihat kelelahan hingga tidak terasa mereka sampai dibukit laki bini dan tak jauh dari situ ada sebuah perkampungan warga.

Ada rasa bahagia dihati Kodi dia melihat Vanessa dan menuju sebuah sungai dari situ.

"Kodi ..bawakan botol dan mintalah pada warga disitu air..bilang kalian butuh bantuan" ucap Vanessa dia berhenti tak berani masuk perkampungan penduduk.

"Kamu tidak ikut " tanya Kodi memandang wajah Vanessa yang agak memerah.

"Aku tinggal disini.. kamu yang urus semuanya Kodi.. aku tidak bisa masuk dengan sumpah ku. Disitu terdapat halat penangkal mahluk seperti ku.. mungkin aku menunggu mu..Kodi. lihat kulit ku kepanasan Kodi" jawab Vanessa sudah gelisah.

Kodi hanya diam lalu dia pergi menuju perkampungan warga untuk meminta air tersabut.

Tidak butuh lama Kodi membawa sebuah botol untuk meminta air pada kepala adat setempat. Awalnya mereka curiga pada Kodi. Tapi setelah menjelaskan tentang mereka akhirnya kepala adat menolong Kodi.

Vanessa dan Kodi berjalan menuju perkemahan mereka.

"Vanes.. kau kan punya kekuatan.. bisa kah kau antar kita secepat mungkin untuk kembali pada perkemahan" Ucap Kodi.

"Kodi kekuatan ku melemah.. aku harus butuh daging agar tubuhku kembali kuat..kenapa dirimu sangat malas berjalan.. kau bukan Rahman yang aku kenal dulu.. kuat dan perkasa" Sahut Vanessa agak kesal dengan kemalasan Kodi.

"Dasar.. gadis aneh..aku bukan Rahman kekasihmu yang kuat dan perkasa kami terlahir dizaman yang berbeda.. dan hidup dizaman berbeda..aku Kodi bukan Rahman meskipun wajah kami mirip yang pasti aku bukan dia.."Kata Kodi tampak kesal dia berjalan jauh dan meninggalkan Vanessa.

Vanessa yang hanya diam dan mengikuti arah Kodi. Dia binggung Kodi terlihat cemburu dan tak peduli denganya.