Malam itu mereka membuat api unggun dan bernyanyi di tengah malam semakin sejuk. Vanessa merapatkan jeketnya mendekati Kodi dan juga Beni dia juga menikmati alunan lagu yang dilantukan teman temanya.Ya.. Beni maju dan Kodi membawa gitar menyanyikan lagu all of me dari Jhon Legend.
Semua tanpak terhibur mendegarkan lagu Kodi dan Beni .Tapi tidak untuk Laras secara diam diam dia membakar ikan teri dengan aroma ikan yang mengugah selera. Tubuh Vanessa tiba tiba berkeringat dia meninggalkan rombongan dan masuk kehutan entah apa yang dia lakukan tapi yang jelas dia menatap sebua gadis yang tengah asyik membakar ikan.
Dari belakang mereka terdengar gadis berteriak kesurupan sementara yang lain berteriak dengan sendirinya. Semua siswi wanita berlari menuju hutan dan mereka sebagian menggunakan bahasa jepang dan sebagian menggunakan bahasa belanda. Entah apa semuanya menjadi rumit dan mereka pergi menjauh.
Para guru menjadi panik dan mereka membawa senter untuk mencari para siswi sedangkan Kodi tengah mencari Vanessa. Camping yang harus terkesan kini menyeramkan Stepi dan Dina juka ikut hilang. Laras tanpak pucat.. apa yang menjadi rencananya diluar seperti dugaan.
Para siswi yang hilang menuju sebuah bangunan.yang cukup tua.
ya.. bangunan itu adalah peninggalan zaman penjajahan jepang bekas pembangunan pabrik kertas waktu itu. Semua mereka berteriak histeris Vaness melangkah dengan berani mengejar mereka dan dengan tatapan matanya yang tajam dia menarik salah satu siswi disitu.
"Lepaskan.. wanita siluman.. aku ingin membawa gadis ini untuk ku.. karena kalian yang mengundang kami kesini..hahaha.."ucap salah satu siswi bernama Reva.. rambutnya pajang dan kulitnya sedikir gelap.
"Mereka tidak bersalah... mereka adalah korban dari keusilan siswa yang lain.. " sahut Vanessa.
"Tidak akan.. aku harus membunuhmu.. karena kau ikut campur" Teriak Reva yang tengah kesurupan.
Pertarungan terjadi antara Vanessa dan mahluk lainnya .. Kini Vanesaa matanya terlihat merah dan eko tumbuh dibelakangnya dia mengibas ekornya untuk melawan mahluk yang merasuki para siswi tersebut.
Beni yang berjalan melihat Laras membuang ikan yang dia bakar dan dengan marah menatap Laras.
"Dasar gila kamu .. ras.. kamu penyebab semuanya.. lihat semua berantakan siswi semuanya hilang kenapa ngak kamu... aku nyesal pernah kenal sama kamu" ucap Beni menatap Laras penuh dengan amarah.
"Emang gila.. gue cuma buktiin apa benar itu angker.. ya ternyata bener... terus lue mau apa.. hah.. mau cari monster itu..atau yang lainya" jawab Laras seakan tidak bersalah sama sekali atas kelakuanya.
"Eh...ras..kamu bertangung jawab atas semua ini.. kalau sampai semua cewek yang hilang ngak ketemu.. aku lapor ke Bu Dian dulu" Beni bekata dengan marah dan mencari Robert dan Bu Dian untuk melaporkan semuanya. Tapi Laras menarik tangan Beni hingga Beni terjatuh.
"Kalau lue berani lapor gue.. patahin tangan lue" ucap Laras lalu pergi meninggalkan Beni. Dan Beni meringis kesakitan.
Kodi terus berjalan menyusuri hutan penuh kegelapan dia terus mencari Vanessa hingga ada sebuah sinar rembulan menuju sebuah bangunan tua yang terlihat menyeramkan.
Kodi mencoba masuk kesana dan hatinya terasa takut namun dengan segenap keberanianya dia mencoba melihat terlebih dahulu apa yang terjadi.
Suara keributan terdengar Kodi berlari masuk dan menyelinap diantara dinding, terlihat Vanessa dan Reva berkelahi dan yang lain juga ikut mengeroyok Vanessa. Vanessa hampir kualahan.. hampir 10 siswi perempuan menghajarnya. Kodi dengan cepat menolong Vanessa. Entah kekuatan apa dia tiba tiba bisa bela diri dan menolong Vanessa yang terluka . Dengan segenap kekuatanya dia menuju sebuah pondok kecil dan meletakan Vanessa yang keluar darah dari mulutnya.
"Vanes..kau tidak apa apa.. kenapa jadi begini ..Vanes.." kata Kodi menbangukan Vanessa .
"Ko..di.. aku sangat sakit.. tubuhku sangat lemah.. aku banyak kehilangan darah.. maafkan aku.. tidak bisa membawa teman teman untuk kembali ke perkemahan.. kekuatan dari mereka cukup kuat.. " ucap Vanessa dengan wajah pucatnya.. darah keluar dari mulutnya dan dia tampak lemah.
"Vanes..sepertinya ada yang senggaja melanggar pantangan.. apa yang harus kita lakukan agar aku bisa membawa siswi itu kembali" tanya Kodi dengan cemas menatap Vanessa.
"kamu benar ada yang senggaja melakukanya. Kita tunggu besok pagi .. lalu kita menuju sebuah bukit laki bini dan mengambil air disitu.. konon katanya disitu adalah penangkal untuk semua mahluk jahat area sekitar sini" jawab Vanessa mencoba duduk kembali.
"Vanes..apakah kita harus kerumah sakit menolongmu... nanti biar tim sar yang mencari mereka"ucap Kodi menatap tubuh Vanessa dengan lemah.
"Tidak usah Kodi.. aku akan sembuh apabila.." kata Vanessa terputus menatap tajam Kodi.
"Apabila apa Vanes... tolong jawab jangan buat aku khawatir" sahut Kodi dengan memegang kepala Vanessa.
"Apabila ..aku minum sedikit darah perjaka.. maka tubuhku akan membaik.. kareha hanya itu saja yang bisa membuatku kembali bisa seperti semula" ucap Vanessa dan Kodi menjadi wajahnya terasa merah karena ada malu dihatinya mendegar darah perjaka. Jelas dia masih perjaka di zaman sekarang ini serba teknologi banyak yang sudah kehilangan kesucian dan seumuran seperti Kodi di kota banyak yang tak perjaka. Melakukan hubungan diluar nikah sudah biasa bagi mereka ditengah pergaulan bebas.
"Vaness.. aku perjaka.. ambil lah darahku.. apakah kau mengigitku atau aku mengambil paku ini menggores luka ku agar kau bisa meminumnya" jawab Kodi dengan gugup seakan dia merasa takut akan ucapanya, tapi melihat kondisi Vanessa rasa takut menjadi rasa iba dihatinya.
"Kodi.. tutuplah mata mu bila kau takut.. aku akan mengigit mu.. tapi tidak merubahmu sama seperti ku.. jika sakit tahan lah.. maafkan aku" jawab Vanessa memeganf tangan Kodi. Kodi menutup matanya dan terasa bagaikan sebuah pisau yang runciny merobek kulitnya dan terasa sakit namun semua itu sebentar ketika Vanessa hanya meminta darahnya sedikit untuk kesembuhanya.
Mata Kodi terbuka sambil meringis kesakitan karena lenganya digigit Vanessa. Vanessa terlihat sembuh wajahnya tidak pucat dan dia terlihat kuat.