Vanessa berjalan mencari buruan diq mencari mana hewan yang akan dia santap, matanya tertuju pada sebuah rusa yang melintasi hutan itu. Tanpa pikir panjang lagi sisi buas sudah ada dalam dirinya langsung berlari menerkam rusa itu dan memakanya secara lahap. Kodi agak ngeri menatap Vanessa memakan secara buas, dia sengaja mengikuti Vanessa agar yang lain tidak mencurigai Vanessa dan membuat orang menjadi ketakutan. Wajah Vanessa yang berubah setengah serigala menghabisi rusa tanpa tersisa dan secara berlahan wajahnya kembali cantik lagi.
"Vanes.. ada darah di bajumu.. harap gantilah" ucap Kodi secara berlahan.
"Kamu mengikutiku.. Kodi.. dan melihatku semuanya" kata Vanessa sambil kaget atas tindakanya. Kodi hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Kamu tidak takut dengan wajah ku tadi" tanya Vanessa sambil mengikuti Kodi yang menuju keperkemahan.
"Aku sudah tau siapa.. kamu Vanes.. buat apa aku takut.. hanya saja aku binggung dimasalalu kamu mati bunuh diri dan sekarang kau berubah menjadi monster dan manusia jadi aku binggung" Kodi sambil berkata dengan penuh harapan agar bisa tau jawaban mengapa Vanessa berubah seperti itu.
"Kamu tau.. Kodi aku seperti ini oleh ayah ku.. dia mengambil ilmu hitam dan membuatnya berubah sama seperti ku.. aku hanya butuh kamu dan mencari pemilik ilmu hitam itu agar aku bisa pergi dengan tenang begitu juga ayahku." kata Vanessa dengan sedih , kemudian dia menuju ketempat lain agar untuk mencuci mukanya.
"Vanes..kamu mau kemana kita mau sampe..jangan bilang kau masih lapar dan ingin memakan ku" kata Kodi dengan curiga..hatinya masih sedih mendegar kata kata Vanessa tadi. Tapi Vanessa tersenyum dan terus saja berjalan cepat, hingga Kodi berlari mengejarnya.
"Kodi .." kata Vanessa berhenti langkahnya.
"Apa.. ada sesuatu kah..Vanes.. tadi kamu bilang ingin pergi.. jika mendapat pemilik ilmu hitam itu.. maksudmu.. kau akan mati" Tanya Kodi. Vanessa mencuci wajah dan tubuhnya dia terdiam mendegar kata kata Kodi dan kemudian menatap Kodi.
"Apakah kamu rela aku mati atau hidup seperti ini dengan sangat mengerikan" sahut Vanessa sambil menatap Kodi tajam. Tubuh Kodi terasa kaku dia begitu binggung berbuat apa sementara Vanessa sambil mendekat seakan membunuh jiwanya.
"Aku..sangat menyayangimu Vanes.. jika kau pergi aku kesepian.. aku banyak mengenal hal baru bersama mu.. biarpun kau bilang mengerikan tentang dirimu.. aku menerima mu apa adanya.. Vanes antara kita terjalin ikatan sangat kuat.."Ucap Kodi secara lirih. Tetesan air mata Vanessa terjatuh mendegar ucapan pemuda didepanya, dia seakan tidak rela berpisah dengan Kodi.. tapi dia juga merasa lelah dan tersiksa menjalani hidupnya, sementara Kodi akan menua dan mati sebagai kodratnya menjadi manusia.
"Kodi.. dunia kita berbeda jauh .. aku akan hidup abadi sementara kau nanti menua dan mati kemudian meninggalkan ku.. dan aku akan menunggu bulan purnama dan menghitung semuanya menunggu rekarnasimu kembali dan itu sangat melelahkan bagiku..aku mau kita sama sama menjalani hidup ini aku mau mati bersamamu" kata Vanessa dengan menghapus air matanya dia memalingkan wajahnya dan menuju tempat perkemahan kembali.
"Vanes... lantas bagaimana agar aku bisa bersama mu selamanya" sahut Kodi dengan panasaran.
"Sudah jangan bahas lagi.. ini sudah sore.. semakin kau membahasnya semakin aku sakit" jawab Vanessa mencoba menenangkan dirinya yang bersedih mengingat masalalunya yang begitu tragis.
Semua mata menatap Vanessa dan Kodi yang keluar dari hutan. Laras menjadi benci melihat wajah Vanessa seakan dia ingin membuang wajah dihadapanya.
"Kodi..kamu darimana " tanya bu Dian dengan mendekati Vanessa dan Kodi.
"Anu.. bu..kami dari hutan dan melihat pemandangan bersama Vanessa.. iyakan Vanes" jawab Kodi sambil melirik Vanessa untuk meyakinkan Bu Dian guru mereka.
b
"Iya bu" sahut Vanessa.
"Kalian jangan kemana mana tanpa seizin kami.. disini tempat bersejarah ada pantangan yang tidak boleh kalian lakukan.. seperti bicara kotor , melakukan tindakan asusila dan bahkan membakar ikan teri disini.. karena akan mengundang hal mistis disini" ucap Bu Dian panjang lebar, lalu dia menghampiri perkemahannya. Laras tersenyum licik dia ingin membuktikan Vanessa adalah monster dan secara diam diam dia menuju sungai dan mencari ikan teri disekitarnya.
Dina dan Stepi memandang Laras mengambil ikan lewat mangkok kecil dan tersenyum.
"Eh..lue mau apain Laras .. bukan kah Bu Dian bilang kita ngak boleh bakar ikan teri itu" ucap Dina memandang Laras dengan senyuman.
"Eh.. lue penakut percaya mitos.. gua kesini ambil ikan ini bukan untuk percaya hal gituan tapi mau buktikan si monster itu bukan manusia ke Kodi." jawab Laras setelah mendapat ikan kecil.
"Maksud lue Vanessa.. gila ya lue.. segitu bangetnya sih kamu sama Vanessa.. gosip itu ngak bener tu ..lihat Vanessa makan kayak kita manusia..selama ini kita salah sangka Laras.. dia memang dingin karena sipatnya gitu.. udahlah jangan bikin gue takut" sahut Stepi dengan menatap Vanessa memakan kornet bersama Kodi.
"Diam lue.. nih gue dapet.. Dina and lue Stepi jangan bilang apa apa ya. . sama para guru.. kayaknya akan berita menari nih" kata Laras dengan wajah liciknya.
Laras membawa mangkuk kecil dengan berisi beberapa ikan , kebetulan dia melihat Beni tengah asyik ikut makan juga bersama Kodi.
"Vanessa.. aku minta maaf yaa sudah berpikir tang tidak tidak kepada kamu..aku kira kamu monster ternyata kamu manusia kayak kami juga" kata Beni meminta maaf secara tulus sama Vanessa.
"Tidak..apa apa Beni.. aku sudah memaafkanmu" jawab Vanessa, dia melihat pemuda gemuk itu.. dan menatap Beni yang memakan kornet sapi secara sihirnya wajah Vanessa tak terlihat aneh bagi Beni dia terlihat cantik dan bahkan wanita tercantik dia lihat.
"Vanes.. kamu sangat cantik.. pantas saja Kodi sangat suka padamu" ucap Beni.
"Dasar Beni gendut.. udah jangan ngomong lagi.. ayo makan.. Ben..kamu tidur sama aku dan kamu Vanes.. tidur sendiri di kemahku" Kata Kodi sambil menunjukan kemah yang mereka buat. Senyum Vanessa terlihat kala Kodi dan Beni telah berteman denganya.
.