Mereka menuju tempat yang mereka tuju..lagu lagu mereka lantukan sambil memetik sebuah gitar. Beni dan Laras memandandang Kodi terlihat akrab bersama Vanessa . Sebenarnya mereka tidak yakin itu Vanessa karena gadis itu memakan cemilan yang Kodi bawa.
Stepi adalah gadi berkacamata , dia badanya sedikit tinggi dan kurus menatap Kodi yang begitu asyik bersama seorang gadis cantik.
"Laras.. lue yakin itu Vanessa sama anak baru bernama Kodi ." tanya Stepi yang mendekati Laras dan Beni.
"Gak tau deh.. setau gue Vanessa ngak mungkin makanan seperti kita manusia... apa mungkin Vanessa ngak ikut ya.. si cewek monster itu" ucap Laras dengan sedikit kesal menatap Kodi dengan Vanessa.
"Ah..masa..sih..itu bukan Vanessa..lalu siapa lagi yang dekat sama Kodi selain Vanessa .. mungkin itu Vanessa dan dia ngak suka makan manusia kali"imbuh Beni yang terlihat menatap pemandangan dijendela bus.
"Lue.. to emang bego ya..Ben.. entah sampai kapan gue harus bisa sabar punya sahabat seperti lue.. mana ada monster ngak makan daging.." sahut Laras yang memegang kepalanya sambil geleng geleng menatap Beni.
"Kamu.. itu yang bego Ras... selalu ngak suka sama Vanessa dia itu ngak berbahaya.. kalau sudah berbahaya mungkin Kodi udah mati toh..dia masih hidup sampai sekarang.. jadi gosip itu ngak benar" jawab Beni yang tanpak kesal. Stepi terdiam melihat perdebatan antara Laras dan Beni.
"Terserah lue.. lue mau mati kek.. mau hidup kek..gue ngak peduli.. lue sama saja sama Kodi ngak berkuality.. otaknya.. sana lue..biar Stepi dekat gue" ucap Laras mengusir Beni , dan Beni hanya menurut hingga Stepi dan Laras yang duduk bersebelahan sambil berbincang bincang.
Beni tidak punya pilihan lain , dia duduk menuju kursi yang kosong dibelakang bus diantara Vanessa dan Kodi.
Vanessa membuka kacamatanya apakah tidak salah ada siswa selain Kodi yang mendekatinya duduk dibelakang. Tubuh Beni tanpak gugup melihat sorot mata Vanessa yang tajam .. dia menelan ludah menghilangkan rasa takutnya sementara Kodi tengah asyik menguyah permen karetnya.
"Maaf Vanessa sama Kamu Kod.. boleh ngak aku duduk sini..soalnya disana penuh..aku cape berdiri" Kata Beni sambil menatap Vanessa dan Kodi seolah minta kasihani.
"Eh..duduk aja..ngak usah minta ijin.. Ben.. iyakan Vanes kamu ngak keberatan ada Beni disamping kita" ucap Kodi melirik ke Vanessa dengan senyumanyan.
"Iya.. duduk saja Ben.. kebetulan disini kosong" jawab Vanessa dengan dingin. Beni pun duduk aura terasa dingin, tapi rasa kantuk Beni menyesuaikan dengan aura disampingnya.
Vanessa tak sejahat yang mereka pikirkan selama ini toh .. Beni tertidur dengan nyeyak disampingnya. Entah kenapa mereka bertiga terlelap begitu saja termasuk Vanessa yang jarang tidur selama hidupnya. Dan hari ini ada sebuah keajaiban baginy tertidur disisi Kodi.
Perjalanan yang lumayan jauh membuat tidak terasa sampai. Bus berhenti ditempat tujuan semua siswa dan para guru keluar dari bus termasuk Vanessa, Kodi , dan juga Beni.
Mereka beristirahat sebentar sambil makan makanan seadanya dan kemudian menaiki sebuah bukit dengan melewati hutan yang rimbun.
"Bu..kita..mau kemasih sih, emangnya campingnya dimana sih bu " tanya Dina temanya Stepi yang rambutnya ikal , serta hidung mancung tapi terlihat pendek dekat ibu Dian.
"Kita menuju sungai .. kita campingnya disana dari sini tidak jauh mungkin kita perlu berjalan 100 km untuk menuju kesana" jawab ibu Dian pada Dina yang berdekatan pada Robert guru olahraga mereka.
Dina,Laras ,dan Stepi hanya diam tanpa bicara tapi tidak Vanessa tempat itu adalah kenangan begitu pahit baginya karena disitulah dia mati dan juga Rahman kekasihnya.
Tidak cuma disitu saja, dulunya tempat itu adalah pesantren kecil dipinggir sungai agar tidak katahuan oleh para tentara Belanda , mereka membuat tempat belajar agama islam yaitu pesantren yang lumayan jauh dari pedesaan. Tapi sekarang semuanya hilang pesantren itu tidak ada, yang hanya hutan yang cukup rimbun dan terlihat sungai yang indah dengan pemandangan yang menyejukan mata.
Setelah berjalan cukup lama, mereka mulai membuat kemah ya.. kemah yang praktis terlihat Kodi membantu Vanessa membuat kemahnya, Sedangkan Kodi dan Beni mungkin satu kemah . Mata Laras menatap tajam pada Vanessa yang mulai membuka kacamata hitamnya. Stepi dan Dina hanya diam sepertinya Laras begitu tidak suka menatap Vanessa, berbeda dengan siswa siswinya yang takut terhadap Vanessa pandangan Laras begitu benci pada Vanessa .
Tapi mereka mulai tidak terlalu takut dengan Vanessa terlihat Vanessa memasak mi untuk dirinya dan Kodi dan semua itu berkat Kodi melajarinya untuk makan seperti layaknya manusia.
"Kodi.. kalau aku makan mie rebus sepertinya tidak baik untuk kesehatanku.. aku butuh daging .. agar aku tidak lemah.. setelah makan mie rebus ini aku akan berjalan mencari hewan yang akan aku santap " ucap Vanessa bicara pelan terhadap Kodi agar tidak ada yang mendegarnya. Sedangkan Beni jauh dari mereka mencuci kakinya disungai.
"Vanes..aku akan menemanimu aku takut kamu tersesat" kata Kodi menatap Vanessa.
"Tidak usah..aku cukup hapal daerah ini..aku tidak mungkin tersesat percayalah padaku" jawab Vanessa.
"Darimana kamu tau tempat ini Vanes.. ini baru kita injak ..bagaimana kamu bicara seperti itu" sahut Kodi.. dia tidak suka mendegar alasan Vanessa untuk menolak ajakanya.
"Tempat ini bagian masalalu ku.. jadi aku sudah tau dan sering mengunjunginya.. jadi berhentilah untuk khawatir padaku" jawab Vanessa lalu dia pergi menuju hutan tanpa sepengatahuan para guru yang ada disitu.