Vanessa menulis surat untuk Rahman dan memberikan pada Saipul. Dia menyelip di antara cela jendela dan Saipul menerima dan membawanya.
"Antarkan surat ini pada kakakmu dan ingat jangan sampai ada yang tau tentang ini " ucap Vanessa pada Saipul
"Iya kak.".sahut Saipul.
Rahman yang baru selesai berjualan .Tampak rombongan tentara Belanda yang tengah sibuk dan merasa gelisah. Rahman sangat mengerti bahasa mereka dan yang paling penting dia harus tau apa yang terjadi dikampungnyan.
Seorang menir tengah datang diwarung Rahman , namanya adalah Jonathan Van werhd atau disapa Jona. Dia adalah seorang seorang tentara Belanda yang sedikit ramah dibandingkan dengan yang lainya.
Jona duduk sambil minum kopi dan memakan kue kering khas Belanda.
"Tuan Jona..apa gerangan semua pasukan disini kesana kemari ,mereka Sangat gelisah hari ini .. " Rahman berkata sambil membawa roti untuk Jona yang tengah asyik menikmati makananya. Rahman sangat mahir membuat aneka kue dia selalu belajar sehingga tidak heran warungnya sangat ramai dikunjungi oleh orang Belanda maupun bangsanya sendiri.
"Nippon sudah masuk kesini.
mereka sudah melewati perbatasan pulau ini..meskipun mereka tidak terlalu banyak tapi tetap mereka terkenal kejam" ucap Jona padanya.
(Nippon artinya tentara jepang )
"Apa... bagaimana bisa tuan.." Rahman tanpak kaget sambil berkata seperti itu. Bagaimana nasib mereka rakyat jelata yang selalu dijajah dan menderita kini tak habis habis penderitaan yang mereka alami.
Banyak rakyat miskin menderita kelaparan oleh kaum penjajah yang seenaknya memberi peraturan pada mereka. Hati Rahman begitu teriris dia hanya diam dan tak mau bicara lagi dan kemudian dia teringat pada Vanessa bagaimana kah nasib mereka , dia terus menunggu kabar dari Saipul adiknya.
Ketika Rahman asyik termenung, Saipul datang dan memberikan sebuah kertas di tangan Rahman. Saipul memberi kode untuk diam dan membacanya surat itu agar tidak ada yang tau tentang keadaan Vanessa seperti permintaan Vanessa sendiri.
Rahman duduk dia menatap kertas yang ada ditanganya kemudian membuka dan membacanya.
Voor Joo schat
Lift jief Rahman
°Aku Vanessa.. maaf telah menunggu mu terlalu lama ada hal yang penting ingin ku bicarakan padamu. Papa sudah tau tentang hubungan kita dan aku telah mengatakan semuanya tentang kita.
Rahman.. kekasihku yang sangat aku cintai.. papa tidak setuju tentang hubungan kita apalagi mendegar aku pindah keyakinan dengan mu.. aku sunguh menderita dan sakit hati tentang semua ini. Tapi aku tidak menyerah memperjuangkan hubungan kita.. percayalah aku akan menunggu dan selalu menunggumu.. aku dikurung oleh papa di kamar agar aku tidak kemana suruh Saipul membawakan palu untuku agar aku bisa membuka kunci jendela ku, dan bertemu denganmu. dan bawalah aku lari bersama mu... kita akan memiliki banyak anak.. dan nantinya menemui papa agar dia tidak kesepian lagi.°
Kekasihmu Vanessa
Rahman menangis membaca isi surat Vanessa . Hatinya teriris karena tidak dapat restu untuk hubungan mereka. Dia mencoba tenang untuk berpikir jernih agar bisa memperjuang hubunganya namun terasa begitu butuh pengorbanan yang luar biasa akan itu semua.
Berlahan Rahman menatap semua orang yang berlalu lalang. Dia melangkah dan melihat Jona sudah selesai dan membayar beberapa sen untuknya. Rahman pun menutup warungnya meskipun masih ada kue yang belum terjual jadi dia memutuskan membagi semua kuenya pada orang yang menjadi kuli mengangkut barang barang orang Belanda dan sebagian pada anak yatim piatu.
Rahman menulis surat serta memberi beberapa bingkisan pada Vanessa yang nantinya akan dititip pada Saipul adiknya. Dia sendiri belum berani untuk menghampiri rumah Vanessa karena sudah tertulis aturan baru yang dilakukan oleh Belanda.
Saipul yang baru saja pulang dari pesantren bertemu kakanya dirumah.
"Ipul tolong antarkan bingkisan dan surat ini pada nona Vanessa "Ucap Rahman pada Saipul sambil memberikan bingkisan .
"Kaka ini selalu merepotkan saja .. coba kaka yang antar" kata Saipul dengan marah pada Rahman.
"Kamu ini... aneh coba pikirkan baik baik..disini kaka tidak berdaya para Belanda membuat peraturan baru disini kaka tidak boleh datang sembunyi untuk menemui nona Vanessa mereka akan mengira bahwa kaka ini penyusup yang bergabung dengan tentara japang (Jepang)"ucap Rahman.Japang itu bahasa zaman bahari Kalimantan .
"Baiklah kak...tapi aku takut nanti aku ditangkap oleh para kompeni ka.. ini yang terakhirnya ya..ka" pinta Saipul dia begitu takut. Namun Rahman menganguk dan mengerti kondisi adiknya.
"Baiklah..cepat antar sebelum tuan steven tau" jawab Rahman .Saipul lalu pergi menuju rumah Vanessa.
Sesampai dirumah Vanessa, Saipul langsung menyelinap kebelakang rumah dan mengetuk pintu jendela . Vanessa menatap ada suara di jendela kamarnya. Berlahan dia membuka sela jendela dan menerima uluran tangan anak kecil. Lalu Vanessa menerimanya.
"Terimakasih Ipul telah membantuku" ucap Vanessa dengan rasa bahagia.
"Iya ka sama sama aku pamit dulu ka" jawab Saipul lalu pergi dan menuju rumahnya.
Vanesss lalu membuka dari bingkisan itu, terlihat kue dan air minum. Kemudian ada juga bunga mawar serta kotak kecil yang berisi surat Rahman dan cincin untuk Vanessa.
Vanessa berlahan membuka surat itu yang tertulis.
Voor Vanessa.
Aku terasa mati bagaikan sebuah angin yang tanpa arah, ketika membaca surat mu begitu, yang membuat pernyataan hubungan tanpa adanya persetujuan ayahmu. Vanes.. maaf kan aku yang telah membuatmu menderita... haruskah aku pergi meninggalkan semua janji kita agar kau hidup bahagia. Vanes.. aku tidak ingin begini.. kamu adalah cinta pertama dan terakhirku.. dua hari .. ya.. dua hari.. kamu putuskan baik baik antara kau hidup denganku atau memilih hubungan kita berakhir sampai disini dan anggaplah kita tak pernah bertemu.. tolong Vanessa pikirlah baik baik semua ini, karena aku juga sudah banyak melanggar apa yang tidak aku perbuat termasuk tidak harus menikah dan mencintaimu. Tapi aku tidak bisa ... aku benar terjebak pada perasaan ini, seharusnya aku tidak egois mencintaimu. Vanessa tolong.. dengarkan aku... aku sangat mencintaimu.
kekasihmu Rahman.