Vanessa menangkap sesuatu dari jawaban Kodi yang kurang tepat baginya.
"Kenapa katamu ada dirumahku.. itu karena dirimu bodoh berkendara sambil mengantuk hampir menabrak pohon jadi aku menyelamatkan mu" Vanessa berkata dengan kesal.
"Kalau begitu aku minta maaf terimakasih telah menyelamatkan ku.. Vanes kamu pulang lah..aku lapar..besok lagi kita ketemu yaa" kata Kodi dengan sedikit tenang.Vanessa menuruti kata Kodi lalu pergi menembus tembok dan menghilang begitu saja. Sontak Kodi jadi ngeri melihatnya bagaikan melihat hantu yang menembus tembok dan lalu menghilang.
Kodi pun makan dan setelah itu dia tidur.
Keesokan harinya dia melihat mobil terpakir di depan rupanya. Ya..Kurniawan atau disapa pak Wawan datang menemui Kodi sambil membawa bingkisan.
Kodi kaget sepagi ini ayahnya menemuinya.
"Pagi..Kodi ..papah datang nih bawa makanan kesukaan mu" kata Wawan masuk sambil memeluk Kodi.
"Papah..ngapain sepagi ini datang...kerumah" Kodi tampak kesal dia mencoba melepaskan pelukan ayahnya dan duduk disofa. Wawan menyusul tak sepertinya Kodi begitu kepadanya.
"Kodi..kok gitu sama papah.. males banget emangnya papah ada salah sama Kamu" Wawan mencoba berkata melihat wajah anaknya tanpak tidak senang dengan kedatanganya.
"Ya..banyak..banget salah papah begitu juga mamah salahnya banyak.. kalian memang begitu banyak membohongi aku" jawab Kodi dengan kesal.
"Ya..papah tau mamah terlalu sibuk kerja jarang ada waktu sama kamu dan papah ngak pernah nginap disini karena papah sibuk.Jadi papah minta maaf Kodi" Wawan bekata menatap Kodi yang malas melihat wajahnya. Hati Kodi kesal Wawan masih mengelah tentang kebohonganya. Seharusnya mereka berterus terang tanpa harus berbohong tentang perceraian mereka, karena Kodi sudah besar dan memahami semuanya.
"Papah masih mencari alasan sibuk.. bilang saja papah kesini karena tidak ada mamah, bukankah kalian sudah bercerai buat apa tinggal satu rumah sementara papah sudah menikah dan punya keluarga baru." kata Kodi seakan mematahkan hati Wawan dan terpaku memandang wajah Kodi yang telah tau tentang kenyataan dirinya.
"Kodi..darimana kamu tau itu apakah mamahmu sudah bercerita" ucap Wawan sambil merasa cemas.
"Mamah...papah pikir mamah mampu bicara padaku tidak pah... dia sama saja menyembunyikan semuanya sama seperti papah" Kodi menjawab kata ayahnya dengan sedikit tersenyum kecut.
"Lalu kamu tau darimana semua itu" Wawan tanpak semakin sedih menyahut kata Kodi.
"Hmm itu pikiran Kodi sendiri.. dan menebak serta menerka pernikahan kalian pah. Kodi ini sudah besar seharusnya kalian berterus terang tentang ini bukan malah berbohong " Kodi mencoba untuk tegar berkata tapi sejujurnya hatinya sakit dan sangat sakit.
"Kodi..maafkan papah itu benar mamah dan papah sudah bercerai kami menyembunyikan semua itu supaya kamu tidak stres fokus belajar dan tetap mendapat kasih sayang dari kami"ucap Wawan melemah pada putranya.
"Tapi nyatanya apa pah...apa..kalian membohongi Kodi menambah sakit hati Kodi ...sakit ini pah.. apakah aku setiap waktu dapat kasih sayang kalian tidak pah.. apakah aku selalu sendiri itu jelas pah... kalian tidak peduli pah padaku..sibuk dan sibuk sekarang kalian malah berbohong..aku bukan anak kecil pah." Kodi berteriak menghujam kata kata cukup pedas bagi Wawan dia sambil mengeluarkan air mata seakan hatinya tersakiti.
"Kodi maafin papah...papah janji ngak akan seperti itu" kata Wawan begitu menyesal.
"Sudahlah pah.. Kodi sudah maafin tapi sekarang aku mau sekolah" ucap Kodi pergi menuju kamar mandi.
Hati Wawan begitu sakit setelah tau tentang pahitnya perceraiam antara dia dan Vina. Sebenarnya dia ingin bersama Vina tapi mereka terus bertengkar tanpa sepengatahun Kodi. Karena Vina selalu saja sibuk berkarir tanpa memperhatikan putranya. Singkat dari pertengkaran, mereka memilih berpisah tepat pada Kodi kelas satu SMA. Kini hubunganya tak seperti dulu , meskipun ada rasa cinta dihati Wawan tapi tetap saja dia membuang semua rasa itu karena kini ada keluarga barunya.
Kodi keluar dari kamarnya mengenakan seragam dengan penampilan yang wangi dan bersih.
"Pah..Kodi berangkat dulu pah.." kata Kodi dan Wawan hanya tersenyum.
"Hati hati nak papah juga mau berangkat kerja juga" ucap Wawan pada Kodi.
Kodi pun berjalan dia seakan tidak mau peduli menatap rumah Vanessa. Dia tau Vanessa ada melangkah menuju rumahnya.Pikiran Kodi seakan bercampur aduk dan rasa traumanya kemaren masih belum hilang.
"Kodi tunggu" seru Vanessa mengejarnya dari belakang. Tapi Kodi tak menghiraukan Vanessa , hingga dari kejauhan Vanessa melayang dan tepat dibahu Kodi. Kodi menoleh melihat Vanessa dibelakangnya.
"Mau menghindar" ucap Vanessa melirik Kodi.
"Menghindar apa ...kamu kan bukan hantu kenapa aku harus menghindar" Kodi berkata melihat Vanessa yang semakin pucat tapi kecantikanya tetap bersinar.
"Banyak alasan... aku tau Kodi kau pasti tidak mau berteman denganku setelah kejadian kemaren " Sahut Vanessa menatap tajam pada Kodi. Sampai Kodi menjadi terasa gugup dan ketakutan
"Kemaren memangnya kenapa ada apa denganmu" Kodi mencoba menggelah dia berusaha berbohong dengan apa yang dia lihat tentang Vanessa.
"Kodi..kau tau siapa aku sebenarnya" tangan Vanessa memegang ketika berucap pada Kodi. Kodi sudah mati rasa tubuhnya dingin seakan mau mati dan mencari alasan supaya lolos dari Vanessa.
"Vanes...lepaskan tanganku..buat apa aku menghindar aku sudah tau siapa dirimu..kau memang monster cantik yang mengemaskan hatiku. Jika kamu memang jahat mestinya sudah dari dulu kamu bunuh aku dan menyantapku. Tapi kamu baik dan mengajak ku mengunjungi tempat yang tak pernah aku lihat.Kau juga peduli denganku melebihi kedua orang tuaku..aku tidak peduli seperti apa dirimu..bagaimana bentuk rupamu kau..moster apa tidak aku tidak peduli.. bagiku kamu adalah yang terbaik dan gadis yang selalu ada untuku " ucap Kodi sambil memandang wajah Vanessa yang meneteskan air mata mendegar kata kata Kodi.
Vanessa lalu memeluk Kodi dan dia menangis. Matanya yang merah pun menjadi coklat dia begitu terharu mendegar kata kata Kodi.
"Aku kira kau akan meninggalkan aku..setelah tau siapa aku" ucap Vanessa sambil berurai air mata.
"Tak peduli siapa dirimu aku akan tetap bersamamu" jawab Kodi sambil memeluk Vanessa.
"Benarkah Kodi" tanya Vanessa menatap lembut Kodi.
"Iya aku janji" Kodi memeluk Vanessa lalu pergi membawa Vanessa sekolah.